Analisis Kerusakan Konsep Keandalan Reliability

periode yang dikehendaki, bila kerusakan dapat terjadi lebih dari satu kali, ditandai dengan mean time between failure MTBF. Sebuah komponen dapat berfungsi baik sebagai non-repairable item maupun repairable item, sebagai contoh sebuah misil dapat merupakan repairable item ketika dia berada dalam gudang dan masih sebagai subjek untuk tes peluncuran, namun akan berubah menjadi non-repairable item ketika dia mulai diluncurkan.

3.2.2. Analisis Kerusakan

Analisa kerusakan setiap komponen suku cadang selama operasinya merupakan dasar dari persolan teknik keandalan. Ada 2 tipe analisis kerusakan yaitu cara teknikal dan statistikal. Analisis kerusakan teknikal menekankan pada penentuan sebab-sebab kerusakan, sedangkan analisis kerusakan statistikal dilakukan tanpa memperhatikan sebab-sebab tersebut, tetapi dengan penekanan pada ketergantungan mekanisme kerusakan terhadap waktu. Jangka waktu kehidupan alatkomponen sangat sulit ditentukan secara eksak. Dalam hal ini hanya mungkin dapat menetukan waktu rusak berdasarkan mean time to failure MTTF. Walaupun demikian, pada umumnya jangka waktu kehidupan komponen mempunyai tahapan, yaitu ”infant mortality”, periode pengopersaian normal dan periode keausan wear out period 8 Pada periode infant mortality fase I atau tahap kerusakan awal merupakan tahap paling kritis, karena kemungkinan terjadinya kerusakan paling . 8 Sumber : Manzini, Riccardo, et al. Maintenance for Industrial Systems.London : Springer. 2008 Universitas Sumatera Utara besar yang disebut kegagalan awal, biasanya disebabkan oleh material, kesalahn pembuatan, pengangkutan produk dan sebagainya. Pada pengoperasian normal fase II, laju kerusakan cenderung tetap, periode ini disebut juga fase umur berfaedah useful life. Kerusakan yang terjadi pada fase ini umumnya terjadi disebabkan oleh beban yang tiba-tiba dan situasi ekstrim lainnya. Pada fase III wear out period, laju kegagalan mulai meningkat tajam, karen pemakaian yang melebihi umur komponensuku cadang, saat ini keadaan komponen mulai memburuk. Ketiga periode fase pemakaian komponen dapat digambarkan sebagai berikut, dikenal sebagai kurva bak mandi bath-tube curve yang merupakan fungsi laju kerusakan komponen berdasarkan waktu umur pemakainya, seperti dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.1. Fungsi Laju Kerusakan Kurva Bath-Tub Universitas Sumatera Utara

3.2.3. Konsep Keandalan Reliability

9 1. Fungsi Kepadatan Probabilitas Pada fungsi ini menunjukkan bahwa kerusakan terjadi secara terus- menerus continous dan bersifat probabilistik dalam selang waktu 0, ∞. Pengukuran kerusakan dilakukan dengan menggunakan data variabel seperti tinggi, jarak, jangka waktu. Untuk suatu variabel acak x kontinu didefenisikan berikut: 1. ≥ x f , untuk x ∈R 2. dx x f ∫ ∞ ∞ − =1 3. ∫ = b a dx x b X Pa Dimana fungsi fx dinyatakan fungsi kepadatan probabilitas. 2. Fungsi Distribusi Kumulatif Fungsi ini menyatakan probabilitas kerusakan dalam percobaan acak, dimana variabel acak tidak lebih dari x: FX = PX ≤x = dt t f x ∫ ∞ − for ∞ − x ∞ 3. Fungsi Keandalan Bila variabel acak dinyatakan sebagai suatu waktu kegagalan atau umur komponen maka fungsi keandalan Rt didefenisikan: Rt = PTt = 1 – PT ≤ t = 1 – Ft yaitu probabilitas komponen dapat dioperasikan setelah waktu t. 9 Sumber : Mohamed Ben-Daya, et al. Handbook of Maintenance Management and Engineering. Springer. London, 2009. Universitas Sumatera Utara 4. Fungsi Laju Kerusakan Fungsi laju kerusakan didefenisikan sebagai limit dari laju kerusakan dengan panjang interval waktu mendekati nol. Rata-rata kerusakan sistem selama interval waktu [t, t + Δt] merupakan probabilitas kerusakan per unit waktu pada interval tersebut. t R t F t t F dt t f dt t f t t t t − ∆ + = = ∫ ∫ ∞ ∆ + λ Untuk mendapatkan probabilitas per unit waktu, maka dibagi dengan Δt sehingga, t R t t F t t F ∆ − ∆ + = λ Fungsi laju kerusakan hazard function didefenisikan sebagai limit laju kerusakan dengan panjang interval waktu mendekati nol. Sehingga, ht = lim t R t t F t t F t ∆ − ∆ + → ∆     ∆ − ∆ + = → ∆ t t F t t F t R t lim 1 dt t dF t R 1 = = t R t f

3.2.4. Distribusi Weibull