Objek Pendeteksian Tindakan Pencegahan Dalam Meminimalisasi Kecurangan

42 c adanya cara pembenaran perilaku tersebut yang sesuai dengan tingkatan integritas pelakunya. Ada tiga elemen dalam struktur pengendalian intern yang perlu diperhatikan dengan baik. Menurut Albrecht. W. Steve dalam Amrizal, 2008:2 Tabel 2.3. Fraud Examination Control Environment Accounting System Control Procedures 1. Management Philosophy and style 1. Valiadity 1. Separation of Duties 2. Organization Structure 2. Authorizontal 2. Proper Procedures for Authorizontal 3. Audit Committee 3. Valuation 3. Adequate Documents and Recods 4. Communication Methods 4. Valuation 4. Physical Control Over Assets and Record 5. Internal Audit Function 5. Classification 5. Independent Checks on Performance 6. Personnel Policies and Procedures 6. Timing c. Korupsi Corruption Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan komplain ke perusahaan. Atas sangkaan terjadinya Sumber: Fraud Examination: page 8 43 kecurangan ini kemudian dilakukan analisis terhadap tersangka atau transaksinya. Pendeteksian atas kecurangan ini dapat dilihat dari karakteristik Red flag si penerima maupun si pemberi Kecurangan dalam buku besar dan laporan keuangan dapat dideteksi melalui teknik audit. Kecurangan seperti ini dapat berbentuk: 1 Ayat jurnal penyesuian yang kurang otorisasi dan rincian yang mendukung. 2 Pengeluaran yang kurang dokumen pendukung. 3 Pemasukan yang salah dan tidak tepat dalam buku besar. 4 Pembayaran yang tidak diotorisasi dan tidak sah. 5 Pengunaan dan konversi aktiva korporat yang tidak diotorisasi. 6 Penerapan dana korporat yang salah. 7 Pernyataan yang salah dan palsu dalam laporan keuangan dari segi keuntungan dan nilai aktiva. 8 Pencurian aktiva korporat oleh pegawai,agen dan petugas. 9 Pemusnahan, peniruan dan pemalsuan dokumen untuk mendukung pembayaran. 10 Kolom jumlah yang tidak benar jumlahnya. Jadi seorang auditor kita harus mempelajari orang-orang dalam lingkungan auditor sebanyak anda mempelajari pengendalian intern, jurnal penyesuaian, catatan, dokumen, dan rasio. Lalu ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pekerjaan mereka, bagaimana mereka melakukannya dan bagaimana rasa mereka mengenai pekerjaan. Penipu 44 suka berbicara. Pencuri dan penggelap uang lebih berhati-hati. Mereka lebih takut untuk diketahui. Penipu berpikir mereka dapat berbicara diluar kecurangan mereka. Penipu lebih ramah dan bersosialisasi. Penggelap uang dan pencuri lebih menjauh. Sembunyi membuat penggelap uang dan pencuri berhasil dengan kejahatan mereka. Keberanian yang membuat penipu berhasil dengan kejahatan mereka. Penipu hanya rakus. Pencuri dan pengelapan uang menderita karena kebutuhan nyata dan dibayangkan. Penipu meninggalkan lebih banyak bekas tapi membalas atau melawan lebih keras bila tertangkap. Pencuri dan penggelap uang tidak mau maju kedepan. Mereka sering mengakui. Penipu tidak jarang mengakui. Mereka perlu maju kedepan untuk bersembunyi ketika tertangkap.

C. Audit Investigatif

Sebelum kita membahaslebih lanjut tentang audit investigatif, maka peneliti akan membahas tentang apakah Audit Investigatif itu.

1. Pengertian Audit Investigatif

a. Audit investigatif adalah salah satu aktivitas dalam rangka implementasi upaya strategi memerangi korupsi dengan pendekatan investigatif Haryono Umar, 2009 b. Investigative Auditing involves reviewing financial documentation for a specific purpose, which could relate to litigation support and insurance claims, as well as criminal matter” Jack Bologna dan Robert J. Lindquist berbunyi audit investigasi mencakup review 45 dokumentasi keuangan untuk tujuan tertentu yang mungkin saja berhubungan dengan masalah ligitasi dan pidana. c. Audit investigatif ibarat memancing ikan, pemancing profesional akan memulai dengan pertanyaan: “Ikan apa yang akan dipancing” Howard R. Davia- Fraud:101 d. Audit investigastif secara umum dapat dikatakan sebagai suatu proses penyelidikan yang berlandaskan pada hukum dan rasa keadilan untuk mencari kebenaran dengan tingkat kebenaran yang tinggi high level of assurance mengenai suatu permasalahan yang ditemukan.

2. Tujuan Adanya Audit Investigatif

Menurut K.H.Spencer Picket dan Picket, 2002 dalam Financial Crime Investigation and Control

a. Memberhentikan manajemen. Tujuanya utamannya adalah sebagai

teguran keras bahwa manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusiernya. Kewajiban fidusier ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan oleh karyawannya. b. Memeriksa, mengumpulkan dan menilai cukupnya relevannya bukti. Tujuan ini akan menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim dipengadilan. c. Melindungi reputasi karyawan yang tidak bermasalah. 46

d. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk

investigasi. Banyaknya bukti dalam keuangan berupa dokumen yang disusun untuk membuat kebohongan. e. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang terjadi. Hal ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses penyitaan dan atau penjualan aset. f. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya.

g. Menyapu bersih semua karyawan yang melakukan kejahatan.

h. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi korban penjarahan.

Kecurangan yang menggrogoti sumber daya perusahaan. i. Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan. j. Melaksanakan investigasi secara standar, sesuai dengan peraturan perusahaan, sesuai dengan buku pedoman.

k. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima oleh pengadilan,

dengan sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin. l. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil. 47

m. Mendalami tuduhan baik oleh dalam atau luar perusahaan, baik lisan

maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng untuk menanggapi secara tepat. n. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik. o. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga. p. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik. q. Menentukan siapa saja pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya.

r. Menindaklanjuti para pelaku kecurangan yang telah terbukti.

s. Mengidentifikasi praktek manajemen yang tidak dapat dipertanggung

jawabkan atau prilaku yang melalaikan tanggung jawab. t. Mempertahankan kerahasian dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidak terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama baik. u. Mengidentifikasikan saksi yang melihat atau terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan atau dakwaaan terhadap si pelaku. v. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola resiko terjadinya kecurangan ini dengan tepat.

3. Investigatif dengan Teknik Audit

Banyak auditor yang sudah berpengalaman pun, merasa ragu untuk terjun dalam bidang investigatif. Padahal teknik-teknik audit yang mereka kuasai, memadai untuk dipergunakan dalam audit investigatif. Teknik 48 Audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan keuangan. Hasil dari penerapan teknik audit adalah bukti audit. Jadi teknik audit yang akan dilakukan ada tujuh, yaitu: a. Memeriksa Fisik dan Mengamati Memeriksa fisik atau physical examination lazimnya diartikan sebagai perhitungan uang tunai baik dalam mata uang rupiah atau mata uang asing, kertas berharga, persedian barang, aktiva tetap dan barang berwujud tangible asset lainnya. Mengamati sering diartikan sebagai pemanfaatan indera kita untuk mengetahui sesuatu. Maka peneliti tidak membedakan pemeriksaan fisik dan pengamatan. Dalam kedua ini teknik ini investigator menggunakan inderanya, untuk mengetahui atau memahami sesuatu. b. Meminta Informasi dan Konfirmasi Meminta informasi baik lisan ataupun tulisan kepada auditan, merupakan prosedur biasa dilakukan auditor. Pertanyaannya, apakah dalam investigatif hal itu perlu dilakukan apakah sebagainya kita tidak meminta informasi, supaya yang diperiksa tidak mengetahui apa yang kita cari? Yang bersangkutan juga mempunyai kepentingan dan peluang untuk berbohong. Seperti dalam audit, juga dalam investigatif, permintaaan informasi harus dibarengi, diperkuat, atau dikaloborasi dengan informasi dari sumber lain atau diperkuat substantiated dengan cara lain.