Investigatif dengan Teknik Audit

51 2 Hubungan antara Satu Data dengan Data Keuangan Lainnya. Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuangan, bisa mempunyai keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk review awal. 3 Menggunakan Data Non Keuangan. Inti dari Riviu analitikal ini adalah mengenal pola hubungan relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan dengan data keuangan lainnya. Pola hubungan non keuangan pun bisa bermacam-macam bentuknya. 4 Regresi atau Analis Trend Dengan data historical yang memadai makin banyak makin baik, carteris pribus review analitikal dapat mengungkapkan trend. Berbagai perangkat lunak mempermudah hitungan dan grafiknya. Misalnya STAR, perangkat lunak Delloite. 5 Menggunakan Indikator Ekonomi Makro Ada hubungan antara besarnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun dengan indikator-indikator ekonom seperti inflasi, tingkat pengangguran, cadangan devisa, indikator ekonomi negara-negara yang menjadi patner perdagangan Indonesia,harga minyak mentah dan komoditi lain-lain. Kehadalan perumusan ekonometri akan membantu auditor atau investigator melalui data agregat, tanpa harus memasuki pemeriksaan SPT sebagai langkah pertama. 52 e. Menghitung Kembali Menghitung kembali atau reperform tidak lain dari mencek kebenaran perhitungan kali, bagi, tambah, kurang, dan lain-lain. Ini prosedur yang sangat lazim dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seorang yang baru mulai bekerja sebagai auditor; seorang auditor junior di kantor akuntan. Dalam investigatif, perhitungan yang dihadapi umumnya sangat kompleks, didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit, mungkin sudah terjadi perubahan dan renegosiasi berkali-kali dengan pejabat atau kabinet yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan atau disupervisi oleh investigator yang berpengalaman.

4. Prinsip-Prinsip Investigatif

a. Investigatif merupakan metodetehnik yang dapat digunakan dalam audit investigatif. b. Investigatif memerlukan penerapan kecerdasan, pertimbangan yang sehat dan pengalaman, selain itu memerlukan pemahaman terhadap ketentuan perundang-undangan dan prisip-prinsip investigatif guna pemecahan permasalahan yang dihadapi. Prinsip-prinsip berikut ini berdasarkan pengalaman dan praktek dapat dijadikan pedoman bagi investigator dalam setiap situasi sebagai berikut: 53 Investigatif adalah tindakan mencari kebenaran dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 1 Kegiatan investigatif mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan. 2 Investigator mengumpulkan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga bukti-bukti yang diperolehnya dapat memberikan kesimpulan sendiri bahwa telah terjadi tindak kejahatan dan pelakunya teridentifikasi. 3 Informasi merupakan napas dan darahnya investigasi sehingga investigator harus mempertimbangkan segala kemungkinan untuk dapat memperoleh informasi. 4 Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian yang penting dalam investigatif 5 Pelaku kejahatan adalah manusia, oleh karena itu jika ia diperlakukan sebagaimana layaknya manusia maka mereka juga akan merespon sebagaimana manusia.

5. Tahap-Tahap Audit Investigatif

Dalam melakukan audit investigatif ada tahapan yang harus dilakukan yaitu: a. Persiapan dan Perencanaan. Setiap kegiatan audit harus diawali dengan persiapan dan perencanaan. Audit investigatif lebih ditekankan pada sikap kehati-hatian dan independen serta arif karena sering terjadi konflik kepentingan antara auditor dan auditan. Dalam menunjuk 54 petugas investigatif harus dipertimbangkan auditor yang mempunyai pengalaman, integritas yang tinggi, kemauan, keuletan, keberanian, independen dan tidak ada hubungan istimewa antara auditor dan auditan. 1 Membuat PKA. Dalam menyusun PKA audit investigatif auditor harus memahami betul permasalahan yang akan diaudit. Oleh karena itu perlu ditetapkan sasaran, ruang lingkup, waktu audit, menyusun strategi dan langkah audit. 2 Pelaksanaan audit terlebih dahulu diadakan pembicaraan pendahuluan dengan auditan untuk menjelaskan tujuan audit dan mendapatkan informasi tambahan serta menciptakan suasana yang dapat menunjang kelancaran tugas. Untuk mengungkapkan suatu peristiwa atau kejadian maka auditor harus mendapatkan minimal 7 jawaban dari pertanyaan a Apa yang telah terjadi. b Siapa yang melakukan. c Dimana perbuatan itu dilakukan. d Kapan dilakukan. e Dengan apa perbuatan itu dilakukan. f Bagaimana dilakukanmodus operandi. g Mengapa perbuatan itu terjadi. 55 Investigatif adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh bukti dengan menggunakan prosedur dan tekhnik audit. Untuk dapat melakukan investigasi dengan baik maka diperlukan: 1 Pengetahuan yang baik tentang permasalahan yang akan diaudit. 2 Siapa orang-orang yang akan diaudit dan siapa yang diperiksa terlebih dahulu. 3 Menyusun pertanyaan yang dapat mengungkap kejadian sebenarnya. 4 Menyiapkan bahan-bahan untuk konfrontasi. 5 Pengetahuan tentang orang-orangpribadi yang akan diaudit. 6 Tempat dan waktu. Dalam melaksanakan investigatif perlu diperhatikan agar pelaku mudah diarahkan untuk mengakui perbuatannya maka diperlukan mengumpulkan bahan dan bukti yang berkaitan dengan kasus yang diaudit dan dapat dijadikan sebagai alat bukti. Alat bukti menurut KUHP Pasal 184: 1 Keterangan saksi 2 Keterangan saksi ahli 3 Bukti petunjuk 4 Keteranganpengakuan terdakwa. 56 Keteranganpengakuan terdakwa saja tidak cukup untuk pembuktian melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lainnya. Bukti dalam audit adalah 1 klarifikasi 2 hasil pengujian fisik 3 dokumentasi 4 observasi 5 tanya jawabhasil wawancara 6 prosedur analisa.

6. Laporan Audit Investigatif

Laporan audit merupakan alat formal auditor untuk mengkomunikasikan kesimpulan yang diperoleh tentang hasil auditnya kepada pihak yang berkepentingan. Sampai saat ini belum ada standar yang khusus untuk laporan audit investigatif atau audit khusus. Standar umum bahwa laporan harus dibuat secara tertulis segera setelah berakhirnya pelaksanaan audit dan laporan disampaikan kepada pihak yang berwewenang dan laporan bersifat rahasia. Dalam pelaksanaannya,laporan audit investigatif diberikan kepada pihak yang memberi instruksi kepolisian, jaksa, pengadilan. 7. Menjelaskan Audit Investigatif Kedalam Bahasa Hukum Upaya pemberantasan korupsi di mana pun tidak semata-mata melibatkan aparat penegak hukum terkait seperti polisi, jaksa, dan hakim. Pemberantasan korupsi di suatu perusahaan swasta atau pemerintahan wajib melibatkan akuntan yang akan melakukan audit investigatif. Auditor investigatif dituntut bukan hanya melakukan investigasi semata, tetapi juga harus dapat menjelaskan hasilnya ke dalam bahasa hukum. Dengan demikian, seorang akuntan sebelum melaksanakan aktivitasnya wajib