82
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Meminimalisasi Kecurangan
Pertanyaan Variabel
r hitung  r tabel Keterangan
Butir 1 Meminimalisasi Kecurangan
0,416 0,235
Valid Butir 2
Meminimalisasi Kecurangan 0,648
0,235 Valid
Butir 3 Meminimalisasi Kecurangan
0,676 0,235
Valid Butir 4
Meminimalisasi Kecurangan 0,602
0,235 Valid
Butir 5 Meminimalisasi Kecurangan
0,336 0,235
Valid Butir 6
Meminimalisasi Kecurangan 0,628
0,235 Valid
Butir 7 Meminimalisasi Kecurangan
0,569 0,235
Valid Butir 8
Meminimalisasi Kecurangan 0,757
0,235 Valid
Butir 9 Meminimalisasi Kecurangan
0,709 0,235
Valid Butir 10
Meminimalisasi Kecurangan 0,703
0,235 Valid
Butir 11 Meminimalisasi Kecurangan
0,645 0,235
Valid Butir 12
Meminimalisasi Kecurangan 0,674
0,235 Valid
Butir 13 Meminimalisasi Kecurangan
0,396 0,235
Valid
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Tabel  4.10.  menunjukan  variabel  pendeteksian  dari  masing-masing  13 butir pertanyaan mempunyai kriteria valid karena semua nilai r semua butir
pertanyaan lebih besar dari pada r tabel yaitu 0,235. b.  Uji Reliabilitas
Uji  reliabilitas  ini  dilakukan  untuk  menguji  konsistensi  jawaban  dari responden  melalui  pertanyaan  yang  diberikan.  Hasil  dari  pengujian
83 reliabilitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  instrumen  penelitian  yang
dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya  adalah  alat  untuk  mengukur  suatu  kuesioner  yang  merupakan
indikator  dari  variabel  atau  konstruk.  Suatu  kuesioner  dapat  dikatakan reliable  atau  handal  jika  jawaban  responden  terhadap  pertanyaan  adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam  pengujian  reliabilitas  ini,  peneliti  menggunakan  metode  statistik
Cronbach  Alpha  dengan  signifikansi  yang  digunakan  sebesar  0,6  dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir
pertanyaan  yang  diajukan  dalam  pengukuran  instrumen  tersebut  memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu
variabel  lebih  kecil  dari  0,6  maka  butir  pertanyaan  tersebut  tidak  realibel. Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001:42.
Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah butir
pertanyaan Cronbach
alpha Keterangan
Tindakan Pencegahan 10 butir
0,913 Reliabel
Pendeteksian 8 butir
0,615 Reliabel
Auditor Investigatif 10 butir
0,840 Reliabel
Meminimalisasi Kecurangan 13 butir
0,892 Reliabel
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
84 Berdasarkan  tabel  4.11.  menunjukkan  bahwa  instrumen  untuk  setiap
variabel  penelitian  adalah  reliabel,  karena  α  hitung    0,6.  pada  variabel Tindakan  Pencegahan
memiliki  α  0,913    0,6.  Variabel  Tindakan Pendeteksian  Auditor  m
emiliki  α  hitung  0,630    0,6.  Variabel  Audit Investigatif  memiliki
α  0,840.  Dan  variabel    dependen  Meminimalisasi Kecurangan
memiliki α hitung 0,892  0,6.
3. Uji Asumsi Klasik
a.  Uji Multikolinearitas Uji  multikolinearitas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  ada
hubungan  atau  korelasi  diantara  variabel  independen.  Multikolinearitas menyatakan  hubungan  antar  sesama  variabel  independen.  Dalam
penelitian  ini  uji  multikolinearitas  digunakan  untuk  menguji  apakah  ada korelasi  atau  hubungan  diantara  variabel  tindakan  pencegahan,
pendeteksian  dan  audit  investigatif.  Pedoman  suatu  model  regresi  yang ideal adalah tidak terjadi  korelasi diantara  variabel independen nilai VIF
dan  tolerance  disekitar  angka  1  serta  koefisien  korelasi  antar  variabel independen haruslah dibawah 0,5 atau tidak terjadi multikolinearitas. Jika
variabel  independen  saling  berkorelasi,  maka  variabel-variabel  ini  tidak orthogonal  yakni  variabel  orthogonal  adalah  variabel  independen  yang
memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2001: 91.
85
Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Tindakan Pencegahan .575
1,738 Pendeteksian
.967 1,034
Audit Investigatif .563
1,777 a  Dependent Variable: Meminimalisasi Kecurangan
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada  tabel  4.12.  terlihat  nilai  tolerance  untuk  tiap  variabel,  variabel tindakan  pencegahan  sebesar  0,575  dengan  nilai  VIF  1,738.  Variabel
pendeteksian  nilai  tolerance  sebesar  0,967  dengan  nilai  VIF  1,038  dan variabel  audit  investigatif  dengan  tolerance  sebesar  0,563  dengan  nilai
VIF  1,777.  Berdasarkan  pedoman  terhadap  uji  multikolinieritas  nilai tolerance    0,1  dan  nilai  VIF    10  maka  terlihat  bahwa  tidak  terjadi
korelasi  diantara  variabel  tindakan  pencegahan,  pendeteksian  dan  audit investigatif atau tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini.
b.  Uji Heteroskedastisitas Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  suatu
model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari  grafik  plot.  Deteksi  ada  atau  tidaknya  heteroskedastisitas  dapat
dilakukan  dengan  melihat  ada  tidaknya  pola  tertentu  pada  grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y telah
diprediksi  dan  sumbu  X  adalah  residual  Y  prediksi  -  Y  sesungguhnya yang telah di-studentized.
86 Jika plot membentuk pola tertentu bergelombang, melebar, kemudian
menyempit  maka  mengindikasikan  telah  terjadi  heteroskedastisitas.  Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti titik-titik menyebar di atas dan
di  bawah  angka  0  pada  sumbu  Y  maka  mengindikasikan  telah  terjadi homokedastisitas.  Model  regresi  yang  baik  adalah  plot  yang
mengindikasikan  homokedastisitas  atau  tidak  terjadi  heteroskedastisitas. Ghozali, 2001:105
Gambar 4.13. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada  gambar  4.13.  menunjukkan  tidak  terjadi  pola  tertentu  yang teratur  seperti  bergelombang,  melebar,  dll.  Sesuai  dengan  pedoman  uji
heteroskedastisitas, maka
dalam penelitian
ini tidak
terjadi
87 heteroskedastisitas  atau  disebut  homokedastisitas.  Hal  ini  dibuktikan
dengan grafik plot diatas yang tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga penelitian ini layak dilakukan pengujian lebih lanjut.
c.  Uji Normalitas Uji  normalitas  ini  dilakukan  untuk  menguji  apakah  dalam  model
regresi,  variabel  penggangu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal. Model  regresi  yang  baik  adalah  distribusi  data  normal  atau  paling  tidak
mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka  uji  statistik  menjadi  tidak  valid  untuk  jumlah  sampel  kecil.  Untuk mendeteksi  apakah  residual  berdistribusi  normal  atau  tidak  yaitu  dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu  diagonal  dari  grafik.  Jika  data  titik  menyebar  disekitar  garis
diagonal  dan  mengikuti  arah  garis  diagonal  maka  menunjukkan  pola distribusi  normal  yang  mengindikasikan  bahwa  model  regresi  memenuhi
asumsi  normalitas.  Jika  data  titik  menyebar  menjauh  dari  diagonal  atau tidak  mengikuti  arah  garis  diagonal  maka  tidak  menunjukkan  pola
distribusi  normal  yang  mengindikasikan  bahwa  model  regresi  tidak memenuhi asumsi normalitas. Ghozali, 2001:110.
Pada  gambar  4.13.  menunjukkan  adanya  persebaran  data  titik  pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman uji
88 normalitas  mengatakan  bahwa  jika  persebaran  data  titk  mengikuti  atau
mendekati  garis  normal  maka  suatu  penelitian  dapat  dikatakan  normal. Pada  gambar  histogram  juga  menunjukkan  adanya  normalitas  dalam
penelitian  ini. Melihat  hal tersebut maka dapat disimpulkan penelitian  ini memenuhi uji normalitas.
Gambar 4.14. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010