Pengertian Audit Investigatif Audit Investigatif
                                                                                48
Audit  adalah  cara-cara  yang  dipakai  dalam  mengaudit  kewajaran penyajian  laporan  keuangan.  Hasil  dari  penerapan  teknik  audit  adalah
bukti audit. Jadi teknik audit yang akan dilakukan ada tujuh, yaitu: a.  Memeriksa Fisik dan Mengamati
Memeriksa fisik atau physical examination  lazimnya diartikan sebagai perhitungan uang tunai baik dalam mata uang rupiah atau mata uang
asing,  kertas  berharga,  persedian  barang,  aktiva  tetap  dan  barang berwujud tangible asset lainnya.
Mengamati  sering  diartikan  sebagai  pemanfaatan  indera  kita  untuk mengetahui  sesuatu.  Maka  peneliti  tidak  membedakan  pemeriksaan
fisik  dan  pengamatan.  Dalam  kedua  ini  teknik  ini  investigator menggunakan inderanya, untuk mengetahui atau memahami sesuatu.
b.  Meminta Informasi dan Konfirmasi Meminta  informasi  baik  lisan  ataupun  tulisan  kepada  auditan,
merupakan  prosedur  biasa  dilakukan  auditor.  Pertanyaannya,  apakah dalam investigatif hal itu perlu dilakukan apakah sebagainya kita tidak
meminta informasi, supaya  yang diperiksa tidak mengetahui apa yang kita  cari?  Yang  bersangkutan  juga  mempunyai  kepentingan  dan
peluang untuk berbohong. Seperti  dalam  audit,  juga  dalam  investigatif,  permintaaan  informasi
harus  dibarengi,  diperkuat,  atau  dikaloborasi  dengan  informasi  dari sumber  lain  atau  diperkuat  substantiated  dengan  cara  lain.
49
Permintaan  informasi  sangat  penting,  dan  juga  memerlukan  prosedur yang normal dalam suatu investigasi.
Meminta  konfirmasi  adalah  meminta  pihak  lain  dari  yang diinvestigasikan  untuk  menegaskan  kebenaran  atau  ketidakbenaran
suatu  informasi.  Dalam  audit,  teknik  ini  umumnya  diterapkan  untuk mendapatkan  kepastian  mengenai  saldo  utang  piutang.  Tapi
sebenarnya  ia  dapat  diterapkan  untuk  berbagai  informasi,  keuangan maupun  non  keuangan.  Dalam  investigatif  ini  harus  memperhatikan
apakah pihak ketiga mempunyai kepentingan dalam investigatif. c.  Memeriksa Dokumen
Tak ada investigatif tanpa pemeriksaan  dokumen. Hanya saja, dengan kemajuan  teknologi,  definisi  dokumen  menjadi  lebih  luas,  termasuk
informasi yang
diolah, disimpan
dan dipindahkan
secara elektronisdigital.
d.  Riview Analitikal Dellote  Haskins  dan  Sells  disingkat  DHS,  cikal  bakal  dari  Deloitte
Touche  Tohmatsu  mencatat  penggunaan  teknik  ini  dalam  audit manual mereka  di tahun 1930-an. Diakhir 1960-an dan awal 1970-an
DHS  mengembangkan  berbagai  perangkat  lunak  review  analikal, diantaranya  Statical  Techniques  for  Analytical  Review  STAR  in
auditing.  Dalam  riview  analitikal  yang  penting  bukannya  perangkat lunaknya,  tetapi  semangatnya,  seperti  dikatakan  Houck  di  atas  “think
analytical  first“  Ini  ciri  auditor  dan  investigator  yang  tangguh.
                                            
                