atas penggunaan mesin – mesin dan perangkat listrik yang dilakukan dalam proses produksi. Sedangkan pada sistem lama, pemakaian listrik yang dinyatakan dalam
bentuk biaya beban listrik tersebut dibebankan ke seluruh produksi berdasarkan banyaknya tiap produk yang dibuat. Sehingga tidak diketahui kontribusi nyata
diberikan oleh listrik.
6.1.2.4. Analisis Pembebanan Biaya Pemeliharaan
Hasil pembebanan biaya pemeliharaaan berdasarkan metode yang diusulkan dan sistem lama di perusahaan
di perusahaan untuk pembuatan CPO dan Inti Sawit dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6. Perbandingan Biaya Pemeliharaan Bulan Januari 2010
Produk Biaya
Metode Perusahaan
Rp Metode yang
diusulkan Rp
CPO Biaya Pemeliharaan
147.904.420,- 38.875.346,72,-
Biaya Pemeliharaan per Kg
40,48 10,64
Inti Sawit
Biaya Pemeliharaan 34.182.387,04,-
37.339.854,42,-
Biaya Pemeliharaan per Kg
40,48 44,22
1. Analisis Perbandingan Sistem Lama Dengan Metode yang diusulkan
Sistem lama membebankan biaya pemeliharaan ke seluruh produk secara merata berdasarkan jumlah produksi pada Bulan Januari 2010 tersebut tanpa
melihat aktivitas kerja orangnya pada departemen kerjanya. Metode yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan perusahaan saat ini menganggap bahwa biaya pemeliharaan per Kg produk adalah sama untuk kedua jenis produk, atau dengan kata lain biaya
pemeliharaan suatu produk hanya ditentukan oleh berapa besar volume produk tersebut. Biaya pemeliharaan tiap produk dengan sistem lama diperoleh dari
perhitungan sebagai berikut : Biaya Tenaga Kerja Langsung CPO
=
Kg Kg
Rp 698
. 653
. 3
109 .
498 .
4 807
. 086
. 182
×
= Rp 147.904.420,- Biaya Tenaga Kerja Langsung Inti Sawit
= Kg
Kg Rp
411 .
844 109
. 498
. 4
807 .
086 .
182 ×
= Rp 34.182.387,04,- 2.
Kontribusi Untuk Manajemen Perusahaan. Dengan menggunakan metode yang diusulkan dalam mengidentifikasikan
biaya pemeliharaan perlu diselidiki oleh perusahaan yaitu apakah pemanfaatan pemeliharaan dilantai produksi sudah dilakukan secara optimal oleh karyawan
sehingga pemberian upah karyawan tersebut adalah merupakan pembayaran atas prestasi kerja yang dilakukan oleh karyawan. Sedangkan pada sistem lama,
pembayaran upah karyawan tersebut dibebankan ke seluruh produksi berdasarkan banyaknya tiap produk yang dibuat. Sehingga tidak diketahui kontribusi nyata
yang diberikan oleh karyawan.
6.1.2.5. Analisis Pembebanan Biaya Depresiasi
Pembebanan biaya depresiasi berdasarkan metode yang diusulkan dan sistem lama yang masih digunakan oleh perusahaan selama ini untuk pembuatan
CPO dan Inti Sawit dapat dilihat pada Tabel 6.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.7. Perbandingan Biaya Depresiasi Bulan Januari 2010
Produk Biaya
Metode Perusahaan
Rp Metode yang
diusulkan Rp
CPO Biaya Depresiasi 344.239.646,-
324.009.938,64,- Biaya Depresiasi
per Kg 94,22
88,68
Inti Sawit
Biaya Depresiasi 79.557.682,02,-
74.882.367,48,-
Biaya Depresiasi per Kg
94,22 88,68
1. Analisis Perbandingan Sistem Lama Dengan Metode yang diusulkan Sistem lama membebankan biaya depresiasi ke seluruh produk secara
merata berdasarkan jumlah produksi pada Bulan Januari 2010 tersebut tanpa melihat aktivitas kerja orangnya pada departemen kerjanya. Metode yang
digunakan perusahaan saat ini menganggap bahwa biaya depresiasi per Kg produk adalah sama untuk kedua jenis produk, atau dengan kata lain biaya depresiasi suatu
produk hanya ditentukan oleh berapa besar volume produk tersebut. Biaya depresiasi tiap produk dengan sistem lama diperoleh dari perhitungan sebagai
berikut : Biaya Tenaga Kerja Langsung CPO
=
Kg Kg
Rp 698
. 653
. 3
109 .
498 .
4 ,
328 .
797 .
423 ×
−
= Rp 344.239.646,- Biaya Tenaga Kerja Langsung Inti Sawit
= Kg
Kg Rp
411 .
844 109
. 498
. 4
328 .
797 .
423 ×
Universitas Sumatera Utara
= Rp 79.557.682,02,-
2. Kontribusi Untuk Manajemen Perusahaan.
Dengan menggunakan metode yang diusulkan dalam mengidentifikasikan biaya depresiasi perlu diselidiki oleh perusahaan yaitu perhitungan biaya
depresiasi yang tepat sehingga pemberian beban biaya depresiasi pada tiap produk merupakan biaya atas mesin – mesin yang digunakan oleh produk. Sedangkan pada
sistem lama biaya depresiasi tersebut dibebankan ke seluruh produksi berdasarkan banyaknya tiap produk yang dibuat. Sehingga tidak diketahui kontribusi penurunan
nilai dari suatu mesin atau bangunan.
6.1.2.6. Analisis Pembebanan Biaya Steam Boiler