Jenis Pajak Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan wajib pajak badan (Studi kasus pada KPP Pratama Kebayoran Lama)
21 selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu akhir tahun.
Kelemahannya adalah pajak yang tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya. Contohnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama
dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.
3. Stelsel Campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan
dengan keadaan sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus
menambah kekurangannya. Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil, maka kelebihannya dapat diminta kembali.
b. Asas Pemungutan Pajak Menurut Early Suandy 2007:27, pemungutan pajak harus adil
dalam pelaksanaannya dan bebannya juga dipikul oleh masyarakat, tidak boleh melakukan diskriminasi atau pemberian keistimewaan kepada salah
satu golongan Wajib Pajak, terdapat kepastian hukum bagi Wajib Pajak maupun aparatur pajak.
Beberapa azas-azas pemungutan pajak yang menjadi dasar penyusunan hukum pajak, yaitu terdiri dari:
1. Azas Falsafah Hukum Undang-Undang Perpajakan harus mengabdi kepada keadilan,
22 baik dalam arti perUndang-Undang maupun pelaksanaanya. Oleh
karena itu Undang-Undang Perpajakan harus memperhatikan teori seperti teori bakti, teori asuransi, teori kepentingan, taori daya pikul,
teori daya beli. 2. Azas Yuridis
Hukum pajak harus dapat memberikan jaminan kepastian hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan bagi Warga Negara
Asing dan warganya. Oleh karena itu pemungutan pajak negara hukum haruslah berdasarkan Undang-Undang, agar tercapai kepastian hukum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah: a. Hak-hak aparatur perpajakan harus dijamin dapat dilaksanakan
dengan lancar. b. Wajib Pajak harus mendapat jaminan hukum agar tidak
diperlakukan dengan semena-mena oleh aparatur pajak. Wajib Pajak tidak hanya dituntut memenuhi kewajibannya, tetapi hak
Wajib Pajak juga harus diperhatikan. c. Harus ada jaminan terhadap kerahasiaan diri Wajib Pajak Orang
Pribadi maupun perusahaan. 3. Azas Finansial
Sesuai dengan fungsi budgeter, maka biaya pemungutan pajak harus seminimal mungkin, dan hasil pungutan pajak hendaknya cukup
untuk menutupi pengeluaran negara. Harus pula diperhatikan saat pengenaan pajak hendaknya sedekat mungkin dengan terjadinya
23 perbuatan, peristiwa, keadaan yang menjadi dasar pengenaan pajak.
4. Azas Ekonomis Selain fungsi budgeter, pajak juga dipergunakan sebagai alat
untuk menentukan politik perekonomian, tidak mungkin suatu negara menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakat, karena itu
pemungutan pajak sebagai berikut: a. Harus diusahakan supaya jangan sampai menghambat lancarnya
produksi dan perdagangan. b. Harus diusahakan, supaya jangan menghalang-halangi rakyat
dalam usahanya menuju kemakmuran dan jangan sampai merugikan kepentingan umum.
c. Sistem Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo 2009:7, sistem pemungutan pajak dibagi
menjadi 3 iga, yaitu: 1. Official Assessment System
Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakannya untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan per Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Ciri-ciri Official Assessment System adalah
sebagai berikut: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada
Fiskus. b. Wajib Pajak bersifat pasif.