Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak MP3

52 memiliki sistem informasi yang dapat dihubungkan secara online dengan sistem informasi Ditjen Anggaran dan DJP, dan mendapatkan pertimbangan tertulis dari Ditjen Pajak DP. Penyetoran pajak di bank persepsi atau bank devisa persepsi ini dilakukan sesuai dengan prosedur pengoperasian pada fasilitas pelayanan penyetoran pajak yang ada. Bukti penyetoran pajak yang telah diolah dengan sistem pembayaran secara online dianggap sah sebagai bukti penyetoran pembayaran pajak, bila Surat Setoran Pajak SSP khusus telah diberi Nomor Transaksi Bank NTB dan Nomor Transaksi Pembayaran Pajak NTPP.

I. Kemauan Wajib Pajak Dalam Penyampaian SPT Tahunan

Menurut Tatian Ratung dan Priyo Hari Adi 2009:10, kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang yang ditetapkan dengan peraturan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi secara langsung. Menurut Tatian Ratung dan Priyo Hari Adi 2009:1, menunjukan kemauan membayar pajak didukung oleh kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan. Menurut Erly Suandy 2008:147, dalam Self Assessment System SAS, Wajib Pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan 53 melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP dan untuk pelaporan menggunakan Surat Pemberitahuan SPT. Dengan demikian: 1. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan per Undang-Undang Perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya Surat Ketetapan Pajak. 2. Jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan per Undang-Undang Perpajakan. 3. Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang. Kemauan Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan disebabkan oleh bebarapa faktor yang mendukung. Yang berawal dari suatu paksaan yang berlandaskan hukum sampai terbentuknya rasa kerelaan dalam memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan yang disebabkan oleh dampak dari faktor-faktor yang mendukung atas kemauan Wajib Pajak. Menurut Devano dan Rahayu 2006, kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan, tarif pajak, dan sistem administrasi perpajakan. 54 Menurut Nurmantu 2009, kepatuhan dibagi menjadi dua 2 macam yaitu Pertama, kepatuhan formal dimana suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan dengan minitik beratkan pada nama dan bentuk kewajiban saja, tanpa memperhatikan hakekat kewajiban itu. Misalnya menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi sebelum tanggal 31 Maret ke KPP, dengan mengabaikan apakah isi SPT PPh tersebut sudah benar atau belum. Yang penting SPT PPh sudah disampaikan sebelum tanggal 31 Maret. Kedua, kepatuhan materil yaitu, suatu keadaan dimana Wajib Pajak selain memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan nama dan bentuk kewajiban perpajakan, juga terutama memenuhi hakekat kewajiban perpajakannya. Di sini Wajib Pajak yang bersangkutan, selain memperhatikan tanggal penyampaian SPT PPh juga memperhatikan kebenaran yang sesungguhnya dari isi dan hakekat SPT PPh tersebut.

J. Keterkaitan Antar Variabel

1. Tingkat Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kemauan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan. Menurut Widayati dan Nurlis 2010:6, beberapa indikator bahwa Wajib Pajak WP mengetahui dan memahami peraturan perpajakan yang berpengaruh terhadap kemauan Wajib Pajak yaitu, a kepemilikan NPWP, b pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak, c pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan, d pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak, e Wajib 55 Pajak WP mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP, f bahwa Wajib Pajak WP mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti. Menurut Supriyati dan Nur Hidayati 2007:48, bertambahnya wawasan Wajib Pajak WP mampu memberikan kesadaran akan pentingnya pajak bagi mereka, masyarakat dan negara. Tingginya tingkat pengetahuan akan mendorong pribadi Wajib Pajak WP dalam menjalankan kewajibannnya sehingga timbul rasa suka rela yang akan menyebabkan kemauan membayar pajak dan menyampaikan SPT sesuai dengan ketentuan perpajakan. 2. Sanksi Dalam Perpajakan Terhadap Kemauan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Menurut Waluyo 2008:30, sebagaimana diatur dalam pasal 39 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa bagi Wajib Pajak dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, atau menyalah gunakan atau menggunakan hak tanpa NPWP, tidak manyampaikan Surat Pemberitahuan, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, diancam dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali dan paling tinggi 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. 56 Menurut Dominicus Doli dan M. Khoiru Rusydi 2009:25, variabel sanksi-sanksi dalam perpajakan memilki dua item, yaitu sanksi atas keterlambata kealpaan dalam menyampaikan SPT, dan denda Rp 1.000.000,- satu juta rupiah untuk Wajib Pajak yang terlambat alpha dalam menyampaikan SPT Tahunan. Kedua masalah sanksi tersebut mampu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak WP dalam menyampaikan SPT Tahunan. Wajib Pajak WP akan patuh karena tekanan karena mereka berfikir adanya sanksi berat akibat ilegal dalam usahanya untuk menyelundupkan pajak. Dengan meningkatnya kepatuhan maka akan menumbuhkan rasa kemauan Wajib Pajak WP terhadap penyampaian SPT. 3. Kemudahan Dalam Proses Pengisian Surat Pemberitahuan SPT Terhadap Kemauan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Menurut Dominicus Doli dan M. Khoiru Rusydi 2009:25, kemudahan dalam proses pengisian SPT dapat dilihat dari formulir SPT yang ada saat ini. Akan lebih mudah bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT dengan format yang lebih sederhana. Semua harus dibuat sesederhana mungkin, tapi bukan disederhanakan. Penyederhanaan yang terdiri dari Induk SPT, 6 enam lampiran umum dan 7 tujuh lampiran khusus, membuat SPT tersebut membutuhkan buku petunjuk yang mudah dipahami dan dimengerti oleh Wajib Pajak. Setelah SPT sudah diisi dengan benar, masih terdapat opsi dalam hal penyampaian SPT tersebut, yaitu melalui e-SPT. Dengan adanya e-SPT, 57 Wajib Pajak dapat manyampaikan SPT-nya secara online, tanpa harus datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak. Variabel kemudahan dalam pengisian SPT memiliki tiga item, yaitu formulir SPT yang sudah sederhana, petunjuk buku petunjuk yang mudah dimengerti, dan e-SPT yang sangat membantu Wajib Pajak, yang berpengaruh terhadap kemauan Wajib Pajak WP terhadap penyampaian SPT. 4. Tingkat Kesadaran Yang Dimilki Oleh Wajib Pajak Terhadap Kemauan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Menurut Dominicus Doli dan M. Khoiru Rusydi 2009:26, penyampaian SPT yang dilakukan tanpa merasa terpaksa melainkan didorong oleh pengetahuan akan pentingnya pajak untuk membiayai pembangunan merupakan indikator dari pola kepatuhan Wajib Pajak. Kesadaran merupakan hal penting agar pembayaran pajak bisa lancar tanpa perlu pemaksaan. Menurut Sri Astuti dan Rini 2008:12, kesadaran perpajakan adalah suatu sikap sadar terhadap fungsi pajak yang mnimbulkan konsekuensi untuk membayar pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah. Variabel tingkat kesadaran yang dimiliki Wajib Pajak ada dua item, yaitu penyampaian SPT yang dilakukan tanpa merasa terpaksa, dan penyampaian SPT yang didorong oleh pengetahuan akan pentingnya pajak untuk membiayai pembangunan, yang akan berdampak kepada kemauan Wajib Pajak terhadap penyampaian SPT.

Dokumen yang terkait

Dampak Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota)

11 125 176

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Pengawasan Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

1 79 71

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus pada kpp pratama kebayoran lama

8 28 114

Analisis persepsi wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan terhadap sunset policy : studi kasus pada KPP pratama Jakarta Kebayoran Lama

0 9 94

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta).

0 5 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di KPP Pratama Boyolali.

1 8 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di KPP Pratama Boyolali.

0 3 17