30 Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa keahlian
merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Sifat-sifat profesional
adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki seseorang melalui latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk
mengembangkan teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan rekan sejawatnya. Jadi,
professional sejati harus mempunyai sifat yang jelas dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien harus diperoleh dengan cara-cara yang
profesional yang diperoleh dengan belajar, latihan, pengalaman dan penyempurnaan keahlian auditing.
D. Profesionalisme
1. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme dalam suatu pekerjaan atau profesi telah lama mendapatkan perhatian dari para cendekiawan dan praktisi. Profesi dan
profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme
merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak. Menurut Nikholaus 2010:847,
professional accountant adalah akuntan profesional dimana seseorang akuntan terdaftar, seseorang yang bekerja pada kantor akuntan publik
sebagai akuntan
31 Menurut Jusuf 2008:78, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas
jasa audit profesional meningkat jika profesi menetapkan standar kerja dan perilaku yang dapat mengimplementasikan praktik bisnis yang efektif dan
tetap mengupayakan profesionalisme yang tinggi. Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan. profesionalisme berkaitan
dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural yang karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan
sekolah pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik, sedangkan sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pofesionalisme adalah sikap seseorang dalam menjalankan suatu profesinya.
2. Dimensi Profesionalisme
Menurut Herawaty 2008:4 menyatakan bahwa profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai akuntan publik. Ada
lima dimensi profesionalisme, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan
sesama profesi Penjelasan sebagai berikut:
a. Pengabdian pada Profesi Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme
dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan
32 ekstrinsik kurang memadai. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan
diri yang total terhadap pekerjaan. b. Kewajiban Sosial
Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun oleh
para profesional karena adanya pekerjaan tersebut. Kewajiban sosial juga merupakan komitmen untuk melayani kepentingan orang banyak atau
masyarakat. c. Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan bahwa sebagai suatu pandangan seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan
dari pihak lain pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi. Setiap ada campur tangan yang datang dari luar, dianggap sebagai
hambatan terhadap kemandirian secara profesional. Banyak orang yang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak-hak istimewa untuk
membuat keputusan bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan untuk melakukan apa yang
terbaik menurut yang bersangkutan dalam situasi khusus. d. Keyakinan Terhadap Profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama
profesi, bukan orang luas yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.