Standar Profesionalisme Akuntan Publik

36 tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya. Sifat-sifat profesional telah ada pada ahli hukum, dokter, akuntan publik, termasuk juga seorang atlet, penjahit, juru masak, dan mandor. Tetapi dalam pengevaluasian disiplin ilmu yang dipelajari, dibedakan antara keterampilan dengan keahlian dan digunakan kriteria untuk membedakannya. Ada dua kriteria yang harus diketahui, yaitu Pertama, pekerjaan tersebut secara teknis sulit. Hal tersebut harus berasal dari perpaduan pengetahuan yang relevan melalui belajar secara sistematis dan pelatihan yang memadai serta kompetensi yang harus dibuktikan kepada pemerintah, perusahaan yang menyewa atau konsumen. Selain itu, profesional harus memiliki standar kinerja yang disahkan oleh badan- badan profesional. Kedua, profesional dalam posisinya sebagai profesi yang dipelajari harus mencapai keahlian teknis yang memadai. Profesi harus memiliki nilai-nilai moral tertentu. Perhatian mereka tidak hanya kepada keuntungan semata, melainkan harus memahami benar apa yang diinginkan klien. Pelayanan merupakan atribut yang penting dalam profesi. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa profesional sejati harus mempunyai sifat yang jelas dan pengalaman yang luas. Jasa pelayanan profesional harus diperoleh dari belajar, latihan, pengalaman, penyempurnaan kemampuan dan didukung juga dengan dua kriteria. 37 Pertama, pekerjaan tersebut secara teknis sulit, maksudnya pengetahuan yang berasal melalui belajar secara sistematis dan pelatihan yang memadai serta kompetensi yang dibuktikan kepada pemerintah, perusahaan atapun konsumen. Kedua, profesional dalam posisinya sebagai profesi yang dipelajari harus mencapai keahlian teknis yang memadai.

E. Pengalaman Kerja

1. Definisi Pengalaman Kerja

Menurut Hasibuan 2010:108, pengalaman seniorits yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah pengalaman kerja seseorang, orang yang lama bekerja dalam perusahaan mendapat periorotas utama dalam tindakan promosi. Dengan pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya sehingga karyawan tetap betah bekerja pada perusahaan dengan harapan suatu waktu akan dipromosikan. Menurut Knoers dan Haditono 2007:26, pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. 38 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah menunjukkan lamanya dalam melaksanakan, mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang-ulang dalam perjalanan hidup.

2. Manfaat Pengalaman

Menurut Dwi 2009:12, seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari penyebab munculnya kesalahan. Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan keahlian. Berbagai macam pengalaman yang dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanakan suatu tugas. Seseorang yang berpengalaman memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap dan sophisticated dibandingkan seseorang yang belum berpengalaman. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan menurut Abriyani 2004:35. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan semakin