Latar Belakang Ibu Rahmawati SE, MM selaku dosen pembimbing II yang telah
4 dengan mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru
dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan .
Hal ini sesuai dengan apa yang telah diatur dalam Standar Auditing Profesional Akuntan
Publik SPAP, yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, dimana akuntan dituntut untuk dapat menjalankan setiap standar yang
ditetapkan oleh IAPI tersebut. Adapun standar-standar yang ditetapkan dalam SPAP adalah meliputi: standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntan
dan review, standar jasa konsultasi, standar pengendalian mutu. Merujuk pada salah satu point IAPI didalam SPAP diatas, terdapat
standar umum yang mengatur tentang keahlian auditor yang independen. Lebih jelas, standar umum ini diatur dalam paragraph 03-05 SA seksi 210 tentang
pelatihan dan keahlian Auditor Independen, yang secara tegas menyebutkan: “Audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan yang cukup sebagai auditor” IAPI, 2009: 11. Dapatlah disimpulkan bahwa, keahlian merupakan salah satu faktor
utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat
diselesaikan secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian yang dimiliki auditor yang diperoleh dari pendidikan formal dan non formal harus terus-
menerus ditingkatkan, dimana salah satu sumber peningkatan keahlian auditor dapat berasal dari pengalaman-pengalaman dalam bidang audit dan akuntansi.
Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan, pelatihan ataupun kegiatan lainnya yang
5 berkaitan dengan pengembangan keahlian auditor. Semakin banyak
pengalaman maka semakin ahli seseorang dan akan semakin profesional mereka dalam menyelesaikan tugasnya.
Salah satu faktor yang mendukung terciptanya kualitas pengawas intern yang berimplikasi pada pengendalian intern menurut Munandar dan Ashar
2009:85 adalah program pelatihan bagi setiap akuntan publik atau auditor. Dimana pelatihan disini didefinisikan sebagai, suatu proses pendidikan jangka
pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanejerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis
untuk tujuan tertentu. Pelatihan yang sering dilakukan adalah pelatihan gaya seminar atau lokakarya yang biasanya diselenggarakan oleh pihak lain dan
karyawan organisasi diutus sebagai peserta untuk mengikutinya. Melalui seminar, simposium atau lokakarya ini, banyak peserta bisa memperoleh
pengetahuan, pengalaman dan keahlian dari peserta lain dan dari organisasi lainya.
Selanjutnya dalam korelasinya dengan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual atau yang lebih dikenal dengan Ditjen HKI maka, auditor
intern ini dilaksanakan oleh pengawas intern. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual Ditjen HKI mengenai
merangkapnya tugas pengawas intern, selain itu juga pengawas intern adalah seseorang yang memiliki kedekatan atau memiliki hubungan yang erat dengan
pimpinan HKI, dan permasalahan yang terakhir adalah ketidakkompetenan
6 seorang pengawas intern pada di Ditjen HKI, atas dasar inilah kualitas
pengendalian intern pada Ditjen HKI dipertanyakan oleh banyak pihak. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan judul penelitian
sebagai berikut “Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja dan Program Pelatihan Terhadap Kualitas
Pengendalian Intern Pada Ditjen Hak Kekayaan Intelektual HKI”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ratnadi Dwi dan Yadnyana 2009, adapun perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menambahkan variabel program pelatihan sebagai variabel independensi. Program pelatihan
merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan auditor dalam melaksanakan penugasannya dan pengaruhnya terhadap kualitas output, karena itu penelitian
ini menambahkan satu variabel tersebut karena diduga berpengaruh terhadap kualitas pengendalian intern.