Definisi Pengendali Internal Pengaruh independensi, keahlian profesional pengalaman kerja dan program pelatihan terhadap kualitas pengendalian intern (studi kasus pada Direktorat Jendral hak kekayaan Intelektual kementrian hukum dan hak asasi manuaia)

50 pemimpin yang beradadibawah mereka untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendalian tercapai. Menurut Standar Profesi Akuntansi Publik pada SA 319. part 06 struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan assurance yang memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. Menurut Tawaf 2008:19, pengendalian intern meliputi: Kebijakan, Susunan organisasi, serta, semua cara-cara dan peraturan yang terkoordinasi yang dianut untuk mencapai tujuan oleh satuan usaha.

2. Tujuan Pengendali Internal

Tujuan perusahaan mengadakan pengendalian intern adalah untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tujuan intern secara terperinci harus dipenuhi untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam menjurnal dan pencatatan. Pengendalian intern harus mencukupi untuk memberikan kepastian dan keyakinan bahwa: a. Setiap transaksi yang dicatat benar-benar ada eksistensi. Pengendalian intern tidak dapat memberikan transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak terjadi didalam catatan akuntansi. b. Semua transaksi yang terjadi dicatat kelengkapan. Setiap prosedur yang dimiliki perusahaan harus meberikan pengendalian untuk mencegah penghilngan untuk setiap transaksi dari catatan. 51 c. Semua transaksi yang dicatat disajiakan dengan nilai yang benar akurasi. Tujuan yang dilakukan adalah menyangkut keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi. d. Semua transaksi diklasifikasikan perkiraan yang tepat klasifikasi. Klaifikasi yang pantas sesuai dengan bagian perkiraan perusahaan dibuat dalam jurnal supaya laporan keuangan dinyatakan dengan wajar. e. Semua transaksi dicatat pada waktu yang tepat ketepatan waktu. transaksi dicatat pada tanggal terjadinya. Setiap pencatatan transaksi sebelum dan setelah waktu terjadinya memperbesar kemunkinan adanya mencatat atau dicatatnya transaksi dalam jumlah yang tidak pantas sehingga mengakibatkan salah saji dalam laporan keuangan. f. Semua transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar posting dan iktisar. Selain metode yang digunakan untuk memasukkan setiap transaksi, kedalam berkas induk dan untuk mengikhtisarkan setiap transaksi pengendalian yang memadai selalu diperlukan untuk menjamin kebenaran klasifikasi pengikhtisaran. Menurut Tunggal 2009:79, pengendalian internal berguna untuk membantu manajemen mencapai tujuan utamanya, yaitu: a. Informasi keuangan dan operasi yang relevan, dapat diandalkan, dan dapat dipercaya. b. Pemanfaatan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien. c. Pengamanan aktiva organisasi. 52 d. Ketaatan terhadap hukum: regulasi, norma, etika bisnis, dan kontrak. e. Identifikasi resiko dan penggunaan strategi yang efektif untuk mengendalikannya. f. Menetapkan tujuan dan sasaran operasi atau program Menurut pemaparan diatas kesimpulanya adalah sistem Pengendalian Internal terdiri dari serangkaian prosedur dan kebijakan yang dirancang agar manajemen memperoleh keyakinan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan sasarannya. Menurut Suharli 2007:55 pengendalian intern harus memberi keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapat otorisasi dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar. Dibawah ini terdapat 5 tujuan pengendalian Intern atas transaksi, yaitu Otoritas wewenang, Pencatatan, Perlindungan, Rekonsiliasi, Penilaian. a. Otoritas wewenang. Setiap transaksi harus mendapat otoritasi semestinya berdasarkan struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam keadaan atau masalah- masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus. b. Pencatatan. Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap. 53 c. Perlindungan. Harta fisik berwujud tidak boleh berada di bawah pengawasan atau penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab. Dalam hal ini Pengendalian Intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh karyawan atau manajemen sekalipun. d. Rekonsiliasi. Rekonsiliasi secara kontinu dan periodik antar pencatatan dengan harta fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang. e. Penilaian Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi over maupun undervalved atas harta tersebut. Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan diperlukan pengendalian intern untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Serta mencegah terjadinya kesalahan dalam menjurnal dan pencatatan.

3. Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Setiap perusahaan memiliki karakteristik atau sifat khusus yang berbeda karena perbedaan karakteristik tersebut. Pengendalian intern yang baik pada perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan yang lain. Oleh sebab itu untuk menciptakan suatu pengendalian intern harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan