Tujuan Pengendali Internal Pengaruh independensi, keahlian profesional pengalaman kerja dan program pelatihan terhadap kualitas pengendalian intern (studi kasus pada Direktorat Jendral hak kekayaan Intelektual kementrian hukum dan hak asasi manuaia)

53 c. Perlindungan. Harta fisik berwujud tidak boleh berada di bawah pengawasan atau penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab. Dalam hal ini Pengendalian Intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh karyawan atau manajemen sekalipun. d. Rekonsiliasi. Rekonsiliasi secara kontinu dan periodik antar pencatatan dengan harta fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang. e. Penilaian Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi over maupun undervalved atas harta tersebut. Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan diperlukan pengendalian intern untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Serta mencegah terjadinya kesalahan dalam menjurnal dan pencatatan.

3. Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Setiap perusahaan memiliki karakteristik atau sifat khusus yang berbeda karena perbedaan karakteristik tersebut. Pengendalian intern yang baik pada perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan yang lain. Oleh sebab itu untuk menciptakan suatu pengendalian intern harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan 54 secara keseluruhan. Pengendalian yang baik harus memenuh kriteria atau unsur-unsur. Unsur-unsur pengendalian intern mencakup lima komponen dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Dalam perencanaan audit, auditor harus memperoleh suatu pemahaman yang memadai atas komponen pengendalian internal untuk merencanakan audit dengan cara melaksanakan prosedur guna memahami desain pengendalian yang relevan bagi penyusunan laporan keuangan. Menurut Rahayu, Ely 2010:223 terdapat lima komponen pokok pengendalian internal adalah lingkungan pengendalian, penetapan resiko manajemen, aktivitas pengendalian dan pemantauan, sistem informasi dan komunikasi akuntansi, pemantauan. Penjelasannya sebagai berikut: a. Lingkungan pengendalian Control Environment Lingkungan pengendalian berkenaan dengan tindakan-tindakan, dan prosedur-posedur yang merefleksikan keseluruhan sikap manajemen, dewan komisaris, pemilik, dan pihak lainnya terhadap pentingnya pengendalian intern bagi entitas. Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian personil dalam organisasi. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian 55 intern yang lain, dengan menciptakan dan menyediakan disiplin dan struktur. Faktor-faktor yang membentuk Lingkungan Pengendalian antara lain: 1 Integritas dan nilai etika. 2 Komitment terhadap kompetensi. 3 Partisipasi dewan komisaris dan komite audit. 4 Falsafah manajemen dan gaya operasinya. 5 Penetapan wewenang dan tanggung jawab. 6 Kebijakkan dan praktik dibidang sumber daya manusia. b. Penentuan Risiko Manajemen Risk Asessment Management Penentuan risiko untuk pelaporan keuangan mencakup identifikasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penentuan risiko bertujuan untuk pelaporan keuangan melibatkan identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai ujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan yang andal juga berkaitan dengan peristiwa dan transaksi khusus. c. Aktivitas pengendalian Control Activities Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan tercapai. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi, dan 56 pemprosesan data, serta di integrasikan dalam komponen-komponen pengendalian lainnya. d. Informasi dan Komunikasi Information and Communication Untuk berfungsi secara efisien dan efektif, organisasi memerlukan informasi relevan yang disediakan bagi orang dan pada saat yang tepat. Selain itu informasi harus pula andal dalam akurasi dan kelengkapannya. Sistem informasi yang relevan dengan tujan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibagun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan dan untuk menyelenggarakan akuntanbilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelapoan keuangan. Komunikasi dapat diambil dalam berbagi bentuk seperti panduan kebijakan, akuntans, dan panduan pelaporan keuangan serta momerandum. Komunikasi dapat juga dilakukan secara lisan dan melalui tindakan manajemen. Saluran komunikasi yang terbuka adalah esensial bagi pemfungsian sistem informasi akuntansi. e. Pemantauan monitoring Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Penilaian efektifitas pengendalian intern secara