Tatalaksana Usaha Jamur Tiram Putih

24

2.5.2 Tatalaksana Usaha Jamur Tiram Putih

Menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura 2007:55 tahapan dalam usahatani jamur tiram putih meliputi pemilihan lokasi, pembuatan kumbung, pembuatan media tanam, inokulasi, inkubasi, produksi, penyiraman, pengendalian hama penyakit, pengaturan suhu ruangan dan panen. Penjelasan lebih lanjut mengenai setiap tahapan tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini. a. Pemilihan Lokasi Memilih dan menentukan lokasi tanam harus sesuai dengan persyaratan tumbuh jamur tiram putih. Lokasi yang baik untuk tumbuh jamur tiram putih adalah a ketinggian tempat 600-1200 m dpl; b suhu udara 20-30ºC; c lahan produksi diusahakan dekat dengan sumber bahan baku media tanam; d terdapat sarana jalan untuk mempermudah transportasi; dan e terdapat sumber air yang selalu tersedia. b. Pembuatan Kumbung Kumbung adalah bangunan tempat menyimpan baglog sebagai media tumbuhnya jamur tiram putih yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen. Ukuran kumbung bervariasi tergantung dari luas lahan yang dimiliki. Adapun tujuannya untuk menyimpan baglog yang tersusun di dalam rak-rak tempat media tumbuh jamur tiram putih. Rak dalam kumbung disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemeliharan dan sirkulasi udara terjaga. c. Pembuatan Media Tanam 1 Persiapan Bahan-bahan disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Pada Tabel 5 berikut ini terdapat berbagai formulasi media untuk pertumbuhan jamur tiram. Formulasi tersebut 25 umum digunakan oleh beberapa pengusaha jamur kayu. Formulasi dapat dipilih sesuai dengan kondisi tempat budidaya jamur tiram putih. Perbandingan kebutuhan bahan-bahan tersebut seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Kebutuhan Bahan-bahan dalam Pembuatan Baglog Jamur Tiram No. Formulasi Serbuk Kayu kg Bekatul kg Kapur kg Gips kg Tapioka kg TSP kg 1 I 100,0 15,0 5,0 1,0 - - 2 II 100,0 5,0 2,5 0,5 - 0,5 3 III 100,0 10,0 2,5 0,5 - 0,5 4 IV 100,0 10,0 5,0 1,0 5,0 0,5 Sumber : Cahyana, dkk 1999:62 2 Pengayakan Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik karena didalamnya biasanya terdapat potongan kayu yang cukup besar. Hal ini akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Untuk itu maka serbuk gergaji perlu diayak. dengan memisahkan serbuk kayu gergaji yang besar dan kecil sehingga didapatkan serbuk kayu gergaji yang halus dan seragam. Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki kepadatan tertentu dan mendapatkan tingkat pertumbuhan miselia yang merata. Serbuk gergaji yang dipilih berasal dari pohon berdaun lebar yang tidak bergetah seperti albasia, akasia dan kaliandra. 3 Pencampuran Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya dicampur dengan serbuk gergaji. Pencampuran dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pencampur mixer. Pencampuran harus dilakukan secara merata. Pencampuran serbuk gergaji, dedak, kapur dan gips sebagai bahan utama 26 untuk mendapatkan komposisi media yang merata. Tujuannya menyediakan sumber hara atau nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram sampai siap dipanen. Bahan-bahan tersebut telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup. 4 Pemeraman Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama satu malam. Tujuannya untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik. 5 Pewadahan Pewadahan dilakukan dengan cara memasukkan adonan atau campuran media ke dalam plastik polipropiline PP yang relatif tahan panas kemudian dipadatkan dengan kepadatan tertentu menggunakan botol atau alat yang lain agar miselia jamur dapat tumbuh maksimal. Mediabaglog yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal. Adapun tujuannya adalah untuk menyediakan media tanam bagi bibit jamur. 6 Sterilisasi Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Menurut Cahyana, dkk 1999:73 sterilisasi 27 dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90°C selama 6-8 jam. 7 Pendinginan Proses pendinginan merupakan upaya menurunkan suhu media tanam setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukan ke dalam baglog tidak mati. Pendinginan dilakukan selama 8-12 jam sebelum inokulasi. 8 Inokulasi Kegiatan proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan induk ke dalam media tanam yang telah disediakan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan miselia jamur pada media tanam sehingga menghasilkan jamur siap panen. Inokulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya dengan taburan dan tusukan. Inokulasi secara taburan yaitu menaburkan bibit sekitar ±3 sendok makan ke dalam media tanam secara langsung. Sementara itu, inokulasi secara tusukan dilakukan dengan cara membuat lubang dibagian tengah media melalui cincin sedalam 3 4 dari tinggi media. Selanjutnya dalam lubang tersebut diisi bibit yang telah dihancurkan. 9 Inkubasi Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu, agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselia adalah antara 22-28°C. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak putih secara merata antara 40-60 hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak 2 minggu setelah inkubasi. 28 d. Penumbuhan Kegiatan menstimulasi media tanam yang telah maksimal pertumbuhan miselianya agar terjadi pertumbuhan badan jamur. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan perubahan pertumbuhan miselia ke arah pembentukan primordia badan buah jamur. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka tutup baglog agar terjadi proses aerasi. Media tumbuh jamur yang sudah putih oleh miselia jamur sudah siap untuk dilakukan penanaman {growing or farming. Penanaman dengan cara membuka plastik media tumbuh yang sudah penuh miselia tersebut. Satu sampai dua minggu setelah media dibuka biasanya akan tumbuh tubuh buah. Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut, selanjutnya dibiarkan selama 2-3 hari atau sampai tercapainya pertumbuhan yang optimal Kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah pada suhu 16- 22°C dengan kelembaban 80-90. e. Penyiraman Kegiatan penyemprotan dengan menggunakan air bersih yang ditujukan pada ruang kubung dan media tumbuh jamur. Adapun tujuannya adalah untuk menjaga kelembaban kubung. Penyiraman dilakukan dengan cara pengkabutan atau disemprot dengan butiran air lembut. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Kegiatan yang dilakukan untuk mengkondisikan media tumbuh dan tubuh buah yang bebas dari organisme pengganggu. Tujuannya untuk menghindari kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangan hama, penyakit dan cendawan pengganggu. Umumnya hama dan penyakit utama pada jamur tiram adalah tikus 29 dan jamur Neurospora sp cendawan oncom, Trichoderma sp cendawam hijau dan Aspergillus sp cendawan jelaga. Dalam pengendalian hama pada jamur tiram tidak menggunakan pestisida tetapi menggunakan perangkap serangga. Selain itu, pengendalian penyakit juga dilakukan dengan memperbaiki proses sterilisasi sebagai langkah preventif serta dengan menyingkirkan baglog jamur tiram putih yang terinfeksi penyakit dari kumbung budidaya jamur tiram putih. g. Pengaturan Suhu Ruangan Pengaturan suhu ruangan merupakan suatu kegiatan membuka dan menutup pintu dan jendela ventilasi kumbung. Hal ini bertujuan untuk mengatur suhu dan kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan budidaya jamur tiram putih yang. Sasaran perlakuan ini yaitu mendapatkan pertumbuhan jamur yang optimal. h. Pemanenan Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, yaitu cukup besar dengan diameter rata-rata 5-10 cm, tetapi belum mekar penuh. Kegiatan memetik badan buah jamur tiram yang telah cukup umur ini umumnya pada 30 hari sejak inokulasi atau seminggu setelah baglog dibuka atau 2-3 hari setelah munculnya primordia. Menurut Cahyana, dkk 1999:84 pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pada umur 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dipotong hingga menjadi bagian per bagian tudung, tetapi hanya perlu dibersihkan kotoran yang menempel dibagian akarnya saja. Sehingga disamping kebersihannya lebih terjaga, daya tahan simpan jamur pun akan lebih lama. 30

2.6 Kemitraan Usaha