Biaya Tunai Hasil Analisis Biaya Usaha Jamur Tiram Putih di P4S Nusa Indah

87

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis Biaya Usaha Jamur Tiram Putih di P4S Nusa Indah

Biaya usaha jamur tiram putih yang dikeluarkan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha jamur tiram putih. Biaya total yang dikeluarkan terdiri atas biaya tunai dan biaya diperhitungkan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya yang langsung dikeluarkan petani dalam bentuk Rupiah yang harus dimiliki petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya seperti biaya pembelian bibit, pembelian bahan baku dan pendukung serta upah tenaga kerja. Biaya diperhitungkan biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani, modal, dan menilai kerja keluarga. Tenaga kerja keluarga dinilai berdasarkan upah yang berlaku. Biaya penyusutan peralatan, bangunan dan sewa lahan milik sendiri juga dapat dimasukkan ke dalam biaya diperhitungkan.

5.1.1 Biaya Tunai

Biaya tunai merupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam bentuk tunai. Biaya tunai dalam penelitian ini meliputi biaya pembelian bibit, serbuk kayu, dedak, kapur, gipsum, plastik media, karet gelang, kayu bakar, cincin bambu, kertas, spirtus, alkohol, gaji tenaga kerja baglog, bonus lembur tenaga kerja baglog, biaya transportasi baglog, biaya listrik dan air, biaya paket pembangunan kumbung budidaya, plastik kemasan jamur, transportasi pemasaran jamur, gaji tenaga kerja jamur, dan bagi hasil. 88 Biaya tunai pada usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah dikelompokan menjadi tiga, yaitu biaya tunai untuk produksi baglog jamur tiram putih siap panen, paket kemitraan investasi usahatani jamur tiram putih, dan budidaya jamur tiram putih dengan sistem kemitraan. Pengelompokan ini didasarkan karena P4S Nusa Indah mampu menghasilkan produk dan jasa yang berbeda selama periode November 2010 - Mei 2011 sehingga perlu adanya pengelompokan biaya beserta komponennya, termasuk pada perhitungan biaya tunai ini. Informasi mengenai keseluruhan komponen biaya tunai pada masing-masing produksi disajikan pada Tabel 15, 16, dan 17. Kelompok biaya tunai yang pertama yaitu biaya tunai produksi baglog jamur tiram putih siap panen di P4S Nusa Indah dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini. Tabel 15. Komponen Biaya Tunai Produksi Baglog Jamur Tiram Putih Siap Panen di P4S Nusa Indah, Periode November 2010 - Mei 2011 No. Komponen Biaya Tunai Kebutuhan Satuan Harga Rp Nilai Rp 1 Bibit 1.200 Baglog 5.000 6.000.000 7.06 2 Serbuk Kayu 3.190 Karung 2.000 6.379.355 7.51 3 Dedak 4.839 Kg 1.600 7.741.935 9.11 4 Kapur 774 Kg 3.000 2.322.581 2.73 5 Gipsum 387 Kg 5.000 1.935.484 2.28 6 Plastik Media 9 Karung 440.000 3.960.000 4.66 7 Karet Gelang 6 Kg 53.000 318.000 0.37 8 Kayu Bakar 2 Mobil 200.000 400.000 0.47 9 Cincin Bambu 40.000 Ring 25 1.000.000 1.18 10 Kertas 60 Kg 1.000 60.000 0.07 11 Spirtus 18 L 7.000 126.000 0.15 12 Alkohol 6 L 15.000 90.000 0.11 13 Gaji Tenaga Kerja Baglog 3.114 HOK 15.000 46.710.000 54.99 14 Bonus Lembur Tenaga Kerja 519 HOK 10.000 5.190.000 6.11 15 Transportasi Baglog 10 HariMobil 250.000 2.500.000 2.94 16 Listrik dan Air 7 Bulan 30.000 210.000 0,25 Total Biaya Tunai 84.943.355 100 Sumber : Data Primer, diolah 89 Pada Tabel 15 tersebut terlihat bahwa biaya tunai terbesar yang dikeluarkan P4S Nusa Indah dalam produksi baglog jamur tiram putih siap panen selama November 2010 - Mei 2011 adalah untuk gaji tenaga kerja. Selama durasi tersebut terdapat 212 hari, sedangkan untuk hari kerja unit usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah berjumlah 173 hari. Tenaga kerja sekaligus anggota P4S Nusa Indah ini bekerja dari hari Senin hingga Sabtu kecuali hari libur nasional dengan jam kerja selama + 8 jam ditambah dengan istirahat masing-masing 15 menit pada saat sarapan dan waktu Ashar serta 30 menit pada waktu Zuhur. Satu hari orang kerja HOK di unit usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah dihargai Rp. 15.000,-orang ditambah dengan sarapan pada pukul 10.00 WIB, makanan ringan dan kopi saat istirahat Zuhur, serta makan sore pada penghujung kerja pukul 17.00 WIB untuk 18 orang tenaga kerja. Penggunaan bibit jamur tiram putih selama masa produksi November 2010- Mei 2011 yaitu sebanyak 1.200 baglog bibit. Selama periode tersebut P4S Nusa Indah memproduksi 60.000 baglog jamur tiram putih siap panen sehingga kebutuhan bibit yang diperlukan adalah 1.200 baglog bibit. Hal ini disebabkan setiap baglog bibit ukuran 18 cm x 35 cm yang digunakan dapat menginokulasi lima puluh 50 media tanam baglog jamur tiram putih. Harga jual satuan untuk satu baglog bibit jamur tiram putih dari pemasok bibit ini adalah Rp. 7.000,-, namun P4S Nusa Indah membeli dengan harga Rp. 5.000,- per baglog bibit karena volume pembelian dalam kuantitas banyak, yaitu 200 baglog bibit jamur tiram putih setiap kali transaksi dan kestabilan pembelian bibit dari P4S Nusa Indah. 90 Serbuk kayu yang digunakan sebagai bahan baku produksi baglog jamur tiram putih siap panen selama masa produksi November 2010 - Mei 2011 adalah sebanyak 3.190 karung. Baglog jamur tiram putih siap panen yang dihasilkan sebanyak 60.000 ternyata menggunakan 2.710 karung serbuk kayu sebagai campuran adonan media tanam jamur tiram putih atau setara dengan penggunaan untuk 388 paket 1 paket menghasilkan 155 baglog jamur tiram putih, dan 480 karung 80 karung untuk pengukusan 10.000 baglog jamur tiram putih sebagai campuran bahan bakar pensterilan dan pengukusan media tanam jamur tiram putih. Karung yang digunakan sebagai satuan serbuk kayu adalah karung pakan ternak dengan ukuran + 120 cm x 80 cm dengan berat isi rata-rata 35 kg. Satuan ini pula yang digunakan industri penggergajian kayu sebagai pemasok serbuk kayu dalam menentukan harga jual limbah penggergajian kayu, yaitu Rp. 2.000,- untuk setiap karung serbuk kayu yang dihasilkan. Untuk tetap menjaga kualitas baglog jamur tiram putih, P4S Nusa Indah meminta industri penggergajian tersebut tidak mencampur serbuk dari kayu yang banyak mengandung getah dengan kayu yang tidak bergetah. Getah kayu dapat mengurangi optimalisasi produksi jamur tiram putih karena akan menghasilkan suhu baglog menjadi panas sehingga miselia jamur tiram putih tidak mampu tumbuh optimal. Jumlah pemasok serbuk kayu untuk usaha jamur tiram putih sebanyak tiga tempat penggergajian kayu dengan lokasi yang relatif dekat, baik dari P4S Nusa Indah maupun dari setiap tempat penggergajian tersebut. Dedak sebagai salah satu bahan pembuat media tanam baglog jamur tiram putih yang digunakan P4S Nusa Indah menjadi bahan baku dengan biaya terbesar dibandingkan dengan bahan baku lainnya, yaitu serbuk kayu, kapur, dan gipsum. 91 Sebanyak 4.839 kg dedak atau bekatul dengan harga beli Rp. 1.600,- per kg digunakan sebagai bahan campuran adonan media tanam jamur tiram putih untuk menghasilkan 60.000 baglog jamur tiram putih siap panen atau setara dengan 388 paket selama November 2010 - Mei 2011. Sedangkan pemakaian kapur dan gipsum sehingga menghasilkan 60.000 baglog jamur tiram putih siap panen pada masa produksi yang sama adalah sebanyak 774 kg dan 387 kg dengan harga masing- masing Rp. 3.000,-kg dan Rp. 5.000,- kg 1 paket membutuhkan 12,5 kg dedak, 2 kg kapur, dan 1 kg gipsum untuk menghasilkan 155 baglog. Penggunaan plastik sebagai wadah media tanam baglog dalam memproduksi 60.000 baglog jamur tiram putih siap panen selama masa produksi November 2011 - Mei 2011 adalah sebanyak 9 karung dengan harga beli Rp. 440.000,- untuk setiap karung plastik sedangkan untuk harga beli eceran plastik tersebut adalah Rp. 11.500,- untuk setiap ikat 1 ikat = 2 pack = 140 helai plastik. Penggunaan plastik tergantung pada banyaknya media tanam yang dihasilkan dalam setiap paket. Perhitungan secara detail adalah untuk setiap karung plastik memiliki berat 25 kg yang berisi 100 pack plastik dengan isi 70 helai plastik ukuran 17 cm x 35 cm. Jadi setiap karung plastik berisi 7.000 helai plastik, sedangkan baglog jamur tiram putih siap panen yang dihasilkan adalah 60.000 baglog. Berdasarkan wawancara dengan Ketua P4S Nusa Indah, untuk menghasilkan 10.000 baglog dibutuhkan 1,5 karung plastik sehingga untuk membuat sejumlah baglog selama November 2010 - Mei 2011 tersebut dibutuhkan 9 karung plastik baglog media tanam ukuran 17 cm x 35 cm. Hal ini dilakukan dalam rangka memperhitungkan plastik media tanam yang rusak atau sobek saat proses pemasukkan adonan media tanam ke dalam plastik. 92 Sarana produksi lain yang termasuk dalam biaya tunai adalah pembelian karet gelang. Selama periode November 2010 - Mei 2011, pemakaian karet gelang dalam produksi baglog jamur tiram putih siap panen mencapai 6 kg dengan harga Rp 53.000kg. Banyaknya karet yang digunakan dalam tiap paket tergantung dari banyaknya log yang dihasilkan, karena karet gelang yang digunakan untuk mengikat ujung plastik baglog yang telah diisi adonan media tanam. Sebanyak 1 kg karet gelang atau setara dengan 2 bungkus dapat digunakan untuk memproduksi 10.000 baglog jamur tiram putih siap panen, sehingga untuk 60.000 baglog membutuhkan 6 kg karet gelang. Kayu bakar yang digunakan P4S Nusa Indah dalam memproduksi 60.000 baglog jamur tiram putih siap penen selama November 2010-Mei 2011 adalah sebanyak 2 mobil atau setara dengan 3 kubik kayu bakar. Mobil yang dimaksud adalah mobil bak terbuka pick up yang mampu menampung 1,5 kubik kayu bakar dengan harga Rp. 200.000,- untuk satu mobil pick up. Setiap muatan maksimal mobil pick up tersebut mampu dimanfaatkan untuk 30 kali mengukus sehingga mampu menghasilkan 30.000 media tanam baglog steril yang siap diinokulasi. Jadi, untuk menghasilkan 60.000 baglog jamur tiram putih membutuhkan 3 kubik kayu bakar atau setara dengan 2 mobil pick up. Dana sebesar Rp. 1.400.000,- harus dikeluarkan P4S Nusa Indah untuk memenuhi kebuhan 40.000 ring cincin bambu agar mampu menghasilkan 60.000 baglog jamur tiram putih siap panen. Cincin bambu yang digunakan berukuran diameter + 5 cm dan ketebalan + 2 cm dengan harga satuan Rp. 25,-. Penggunaan 40.000 ring cincim bambu selama periode November 2010 - Mei 2011 untuk 93 menghasilkan sejumlah baglog jamur tiram putih siap panen tersebut berdasarkan perhitungan bahwa setiap baglog harus menggunakan satu cincin bambu, namun satu cincin bambu dapat digunakan untuk beberap baglog yang berbeda. Hal ini dikarenakan cincin bambu yang ada pada 35.000 baglog yang dibudidayakan dapat digunakan kembali mengingat setelah panen pertama, cincin baglog jamur tiram putih tersebut dilepaskan dari leher baglog jamur tiram putih. Pada tahap inokulasi pemberian bibit, dibutuhkan kertas untuk menutup baglog jamur tiram putih yang telah diinokulasi dan dipasangkan cincin bambu. Kebutuhan P4S Nusa Indah selama November 2010 - Mei 2011 pada kertas tersebut adalah 60 kg, karena setiap 10 kg kertas dengan harga Rp. 1.000,-kg dapat digunakan untuk 10.000 baglog yang telah diinokulasi. Jumlah spirtus sebanyak 18 liter digunakan sebagai bahan bakar lampu bunsen untuk mensterilkan alat saat proses inokulasi dilakukan. Bahan tersebut merupakan salah satu kebutuhan P4S Nusa Indah selama November 2010 - Mei 2011 dalam memproduksi 60.000 baglog jamur tiram putih siap panen. Setiap 3 liter spirtus dapat digunakan untuk memproduksi 10.000 baglog pada unit usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah, sehingga 60.000 baglog yang diproduksi selama periode tersebut menggunakan 18 liter spirtus dengan harga Rp. 7.000,-l.. Penggunaan alkohol dalam memproduksi baglog jamur tiram putih bertujuan untuk mensterilkan ruangan inokulasi dan petugas yang menginokulasi. Alkohol dengan konsentrasi 70 itu dibeli dengan harga Rp. 15.000,-l. Selama periode November 2010 - Mei 2011, jumlah alkohol yang digunakan sebanyak 6 liter mengingat setiap liter alkohol cukup untuk produksi 10.000 baglog jamur tiram putih siap panen. 94 Selain pengeluaran untuk tenaga kerja yang telah dipaparkan di atas, P4S Nusa Indah juga memiliki komponen biaya untuk bonus lembur para tenaga kerja baglog jamur tiram putih siap panen. Perhitungan bonus lembur tenaga kerja adalah Rp. 10.000,- untuk setiap orang yang dihitung mulai dari pukul 19.00 sd 22.00 WIB. Tidak semua tenaga kerja mengambil bonus lembur ini, sehingga hanya tenaga kerja yang mengingingkan saja. Berdasarkan wawancara dengan ketua P4S Nusa Indah, rata-rata setiap hari kerja hampir selalu ada tenaga kerja yang lembur yaitu + 3 orang per hari. Jumlah pesanan baglog jamur tiram putih siap panen sebanyak 10 kali dengan jumlah pembelian yang lebih dari 1.500 baglog selama periode November 2010 - Mei 2011 pada setiap kali pesanan. Pesanan dengan volume pembelian di atas 1.500 baglog diperkenankan untuk menggunakan jasa pengiriman baglog dengan syarat dan ketentuan tertentu. Syarat dan ketentuan tersebut adalah pelanggan dibebankan biaya tambahan sebesar Rp. 100,- untuk setiap baglog. Transportasi pengantaran pesanan baglog dengan volume pembelian 1.500 ini menggunakan mobil pick up yang disewa dengan harga Rp. 250.000,- untuk sebuah mobil yang sudah termasuk bahan bakar minyak BBM selama satu hari. Biaya penggunaan mobil pick up yang tergolong mahal dimanfaatkan bukan hanya untuk mengantar pesanan baglog, namun juga sekaligus untuk membeli bahan-bahan kebutuhan produksi. Jadi setiap kali mengantar pesanan baglog jamur tiram putih siap panen, transportasi baglog juga digunakan untuk membeli faktor produksi, baik sebelum mengantar pesanan baglog maupun sesudahnya. Penggunaan mobil bak terbuka pick up yang disewa sebagai transportasi baglog jamur tiram putih siap 95 panen tidak dimanfaatkan untuk pemasaran jamur tiram putih segar. Hal ini dikarenakan panen jamur tiram putih dilakukan pada sore hari dan pemasarannya dilakukan pada malam hari, sehingga tidak dapat menggunakan mobil sewaan tersebut mengingat mobil tersebut sudah dikembalikan dan telah habis masa penyewaan untuk sehari. Salah satu komponen biaya tunai yang terakhir dan termasuk ke adalah pengeluaran untuk penggunaan listrik dan air. Biaya listrik pada unit usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah dalam memproduksi baglog merupakan pengeluaran untuk pembayaran abodemen listrik ditambah dengan penggunaan rata-rata listrik pada mesin jet pump air setiap bulan selama periode November 2010 - Mei 2011. Pada periode tersebut, berdasarkan paparan ketua P4S Nusa Indah pada saat wawancara, pengeluaran untuk listrik dan air berarti pembayaran listrik pasca bayar untuk 7 bulan dengan biaya rata-rata setiap bulan Rp. 30.000,-. Kemudian kelompok biaya tunai yang kedua yaitu biaya tunai untuk paket kemitraan investasi usahatani jamur tiram putih. Komponen biaya tunai dalam paket kemitraan investasi usahatani jamur tiram putih di P4S Nusa Indah ini terdiri dari pengeluaran untuk pembangunan kumbung budidaya jamur tiram putih. Informasi tersebut disajikan pada Tabel 16 di bawah ini. Tabel 16. Komponen Biaya Tunai Paket Kemitraan Investasi Usahatani Jamur Tiram Putih di P4S Nusa Indah, Periode November - Desember 2010 No. Komponen Biaya Tunai Kebutuhan Satuan Harga Rp Nilai Rp 1 Pembangunan Kumbung 4 unit 8.000.000 32.000.000 100 Total Biaya Tunai 32.000.000 100 Sumber : Data Primer, diolah 96 Pola kemitraan antara P4S Nusa Indah dengan mitra dalam investasi usahatani jamur tiram putih meliputi jasa pembangunan kumbung budidaya. Berdasarkan Tabel 16 tersebut, untuk jasa pembangunan kumbung, P4S Nusa Indah menganggarkan dana sebagai biaya pembangunan kumbung budidaya adalah sebesar Rp. 8.000.000,- pada setiap unit kumbung budidaya. Kumbung budidaya yang didirikan sebanyak 4 unit dengan ukuran 7 m x 10 m yang di dalamnya terdapat 5 unit rak dengan 5 - 6 tingkat pada setiap rak. Selanjutnya kelompok biaya tunai yang ketiga yaitu biaya tunai untuk budidaya jamur tiram putih dengan sistem kemitraan. Budidaya jamur tiram putih dengan sistem kemitraan ini meliputi kerjasama P4S Nusa Indah dengan mitra dalam rangka pengelolaan, perawatan, dan pemasaran jamur tiram putih segar. Komponen biaya tunai itraan ini meliputi pengeluaran untuk pembelian plastik kemasan jamur, biaya transportasi pemasaran jamur, gaji tenaga kerja jamur, dan bagi hasil seperti yang tersaji pada Tabel 17 di bawah ini. Tabel 17. Komponen Biaya Tunai Budidaya Jamur Tiram Putih dengan Sistem Kemitraan di P4S Nusa Indah, Periode November 2010 - April 2011 No. Komponen Biaya Tunai Kebutuhan Satuan Harga Rp Nilai Rp 1 Plastik Kemasan Jamur 28 Kg 20.000 560.000 0,46 2 Tranportasi Pemasaran Jamur 146 Hari 10.000 1.460.000 1,21 3 Bagi Hasil 118.459.035 98,32 Total Biaya Tunai 120.479.035 100 Sumber : Data Primer, diolah Pada Tabel 17 di atas terlihat bahwa biaya tunai terbesar yang dikeluarkan P4S Nusa Indah dalam budidaya jamur tiram putih dengan sistem kemitraan adalah untuk bagi hasil. Bagi hasil di sini mengandung arti bahwa P4S Nusa Indah membagi perolehan hasil penjualan jamur tiram putih segar kepada wirusahawan 97 jamur selaku mitra yang meminta bantuan jasa budidaya jamur tiram putih kepada P4S Nusa Indah. Kesepakatan yang terjadi dalam bagi hasil ini adalah mitra memperoleh 94 dan P4S Nusa Indah mendapatkan 6 dari hasil penjualan jamur tiram putih segar. Selama periode November 2010 - April 2011, jamur tiram putih segar dihasilkan sebanyak 14.002,25 kg sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp. 126.020.250,-. Berdasarkan kesepakatan tersebut, maka P4S Nusa Indah memberikan bagi hasil penerimaan kepada mitra sebesar Rp. 118.459.035,- . P4S Nusa Indah selama periode November 2010 - Mei 2011, sebanyak 35.000 baglog jamur tiram putih mampu memproduksi 14.002,25 kg jamur tiram putih segar sehingga membutuhkan plastik kemasan ukuran 40 cm x 60 cm sebanyak 28 kg plastik untuk proses pemasarannya. Harga beli plastik kemasan adalah Rp. 20.000,- untuk setiap kilogram plastik yang terdiri dari dari 2 pack dengan isi masing-masing 45 lembar plastik ukuran 40 cm x 60 cm. Setiap lembar plastik kemasan tersebut mampu menampung + 5 kg jamur tiram putih segar. Budidaya jamur tiram putih oleh P4S Nusa Indah bersama dengan wirausahawan jamur tiram putih memiliki durasi + 146 hari pada periode November 2010 - April 2011 terhitung saat panen pertama hingga panen terakhir. Budidaya jamur tiram putih ini mampu memproduksi jamur tiram putih segar sebanyak 14.002,25 kg yang dihasilkan dari 35.000 baglog jamur tiram putih di empat kumbung budidaya. Panen jamur tiram putih dilakukan setiap sore hari itu dikarenakan pemasaran dilakukan pada malam hari mengingat pusat aktivitas pemasokan supply barang dan komoditi pertanian di pasar tradisional Bogor dilakukan saat dini hari. Jamur tiram putih yang dipasarkan di pasar 98 tradisional Bogor untuk dijual kembali oleh para pedagang pasar sehingga P4S Nusa Indah harus memasok jamur tiram putih pada malam hari. Pada periode produksi tersebut, jamur tiram putih dipanen selama + 146 hari dan pemasaran jamur tiram putih segar dilakukan pada setiap kali panen, sehingga penggunaan transportasi pemasaran jamur tiram putih sebanyak 146 kali dengan memanfaatkan kendaraan pribadi milik wakil ketua P4S Nusa Indah yang menelan biaya Rp. 10.000,- setiap kali memasarkan jamur tiram putih segar.

5.1.2 Biaya Diperhitungkan