69
jamur  tiram  putih  dengan  memberikan  dana  sebesar  Rp.  40.000.000,-  dan kemudian  mitra  membeli  baglog  jamur  tiram  putih  siap  panen  dari  P4S  Nusa
Indah untuk dibudidayakan di kumbung budidaya tersebut. Kemudian  dalam  hal  perawatan  hingga  pemasaran  jamur  tiram  putih
dilakukan  oleh  P4S  Nusa  Indah  karena  diminta  oleh  mitra  tersebut.  Hasil  panen jamur  tiram  putih  segar  dipasarkan  langsung  oleh  P4S  Nusa  Indah  ke  pedagang
dengan  harga  Rp.  9.000,-  per  kg,  kemudian  penerimaan  yang  diperoleh  dibagi hasil dengan mitra dengan kesepakatan tertentu,  yaitu 94  untuk  mitra  dan 6
untuk  P4S  Nusa  Indah.  P4S  Nusa  Indah  sudah  bekerja  sama  dengan  pedagang sehingga  jamur  tiram  putih  segar  diantar  ke  pedagang.  Pedagang  dalam  hal  ini
bertindak  selaku  supllier  jamur  tiram  putih  segar  di  pasar  tradisional  Bogor dengan pembayaran dilakukan sehari setelah pengiriman jamur tiram putih.
4.5.2 Usaha Jamur Tiram Putih di P4S Nusa Indah
Proses  budidaya  jamur  tiram  putih  secara  keseluruhan  yang  terdiri  dari dari  persiapan  sampai  pemanenan  membutuhkan  waktu  40-50  hari.  Kegiatan
usaha ini secara menyeluruh dimulai dari pemilihan lokasi, pembuatan kumbung, pembuatan  media  tanam,  inokulasi  bibit,  inkubasi,  penyiraman,  pengendalian
hama, pengaturan suhu ruangan dan panen. Skala usaha produksi pada P4S Nusa Indah  sebesar  10.000  baglog3  pekan  dan  kapasitas  empat  kumbung  produksi
jamur  milik  wirausahawan  jamur  masing-masing  sebesar  10.000  baglog  dengan luas setiap kumbung 70 m
2
7 m x 10 m. Proses budidaya jamur tiram putih dimulai dari penyediaan input usahatani
yang  terdiri  dari  bibit  jamur  tiram  putih  dan  media  tanam.  Selain  itu,  juga
70
diperlukan  sarana  pendukung  dalam  kegiatan  usahatani  jamur  tiram  adalah  kayu bakar,  spritus,  plastik,  karet,  alkohol,  dan  cincin  bambu.  Input  tenaga  kerja
diperoleh dari dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Berikut ini disajikan penggunaan input produksi baglog jamur tiram putih siap panen P4S Nusa Indah
yang dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel  14.  Penggunaan  Input  Produksi  Baglog  Jamur  Tiram  Putih  di  P4S  Nusa
Indah per Satu Paket 155 Baglog No.
Input Produksi Satuan
Penggunaan 1
Bibit Jamur Baglog
3
2 Media
Tanam Serbuk Gergaji
Karung 7
Kapur Kg
2 Gips
Kg 1
Dedak Kg
12,5 Air
30-40
Keterangan :  = Karung pakan ternak ukuran 120 cm x 80 cm Sumber : Data Primer, diolah
Berdasarkan  Tabel  14  di  atas,  penggunaan  input  produksi  baglog  jamur tiram  putih  tergantung  dari  jumlah  baglog  dan  formulasi  media.  Semakin  besar
jumlah  baglog  yang  digunakan  untuk  budidaya  jamur  tiram,  maka  penggunaan jumlah  inputnya  akan  lebih  banyak.  Perbedaan  komposisi  input  disebabkan  oleh
formulasi  media  yang  dipakai.  Pemakaian  formulasi  media  ini  juga  dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masing- masing petani.
Menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura 2007:55 tahapan dalam  usahatani  jamur  tiram  putih  meliputi  pemilihan  lokasi,  pembuatan
kumbung,  pembuatan  media  tanam,  inokulasi,  inkubasi,  produksi,  penyiraman, pengendalian hama penyakit, pengaturan suhu ruangan dan panen. Kegiatan usaha
jamur  tiram  putih  yang  menjadi  fokus  utama  di  P4S  Nusa  Indah  meliputi
71
persiapan  bibit,  pembuatan  media  tanam,  pembibitan  inokulasi,  dan  inkubasi. Selain  itu  kegiatan  usaha  jamur  tiram  putih  yang  dlilakukan  dengan  kemitraan
bersama  wirausahawan  jamur  antara  lain  pemilihan  lokasi  budidaya, pembangunan  kumbung,  penumbuhan,  penyiraman,  pengendalian  hama,
pengaturan suhu ruangan, panen, dan pasca panen.
4.5.2.1 Pemilihan Lokasi
Lokasi  usaha  jamur  tiram  putih  di  P4S  Nusa  Indah  berada  di  Desa Tamansari,  Kecamatan  Tamansari,  Kabupaten  Bogor  yang  merupakan  wilayah
dataran  di  atas  ketinggian  600  meter  dari  permukaan  laut.  Sedangkan  lokasi budidaya  jamur  tiram  putih  berada  pada  tempat  yang  lebih  tinggi,  yaitu  sekitar
700  meter  dari  permukaan  laut,  namun  masih  berada  pada  satu  kawasan kecamatan dengan P4S Nusa Indah.
Berdasarkan wawancara diketahui bahwa lokasi tersebut didukung dengan kondisi  iklim  yang  cocok  untuk  usahatani  jamur  tiram  putih  serta  dekat  dengan
sumber bahan baku dan pasar. Pabrik penggergajian kayu, penggilingan padi, dan hutan  untuk  pengambilan  kayu  bakar,  yang  merupakan  sumber-sumber  bahan
baku  produksi  yang  dekat  dengan  lokasi  usaha  sehingga  sedikit  mengeluarkan biaya  tambahan  dalam  pengadaan  bahan  baku  tersebut.  Pasar  tradisional  Bogor
sebagai pasar sasaran utama produksi berada sekitar 30 km dari lokasi budidaya. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha jamur tiram putih di P4S Nusa Indah layak
untuk diusahakan karena dekat dengan sumber-sumber bahan baku dan pasar.
72
4.5.2.2 Pembuatan Kumbung
Usaha  jamur  tiram  putih  di  P4S  Nusa  Indah  memiliki  kumbung  inkubasi kapasitas  5000  baglog  dengan  luas  39  m
2
6  m  x  6,5  m.  Sedangkan  kumbung budidaya  sebanyak  empat  unit  dengan  luas  70  m
2
7  m  x  10  m  yang  memiliki kapasitas 10.000 baglog setiap unitnya merupakan milik wirausahawan jamur.
Kumbung  inkubasi  yang  digunakan  dalam  usaha  jamur  tiram  putih  P4S Nusa  Indah  merupakan  kumbung  yang  terbuat  perpaduan  dinding  beton  dengan
bilik  bambu  dan  beratapkan  asbes  sedangkan  kumbung  budidaya  terbuat  dari kerangka  bambu  yang  dikombinasikan  dengan  jaring  net  sebagai  dinding  dan
beratapkan serabut daun kelapa kering rumbia. Dalam kumbung terdapat rak-rak bertingkat  yang  berfungsi  sebagai  tempat  penyimpanan  baglog  pada  saat
pertumbuhan dan pemeliharaan. Kumbung dilengkapi dengan ventilasi udara yang berfungsi untuk mengatur dan menjaga suhu dan kelembaban di dalam kumbung.
Pada  kumbung  inkubasi  terdapat  empat  rak  dengan  enam  tingkat  pada setiap  rak  kecuali  satu  rak  di  tengah  yang  bertingkat  lima.  Sedangkan  kumbung
budidaya jamur memiliki lima rak dengan lima tingkat  di  setiap rak. Ukuran rak pada  kumbung  inkubasi  rata-rata  adalah  5,5  m  x  0,75  m  dengan  jarak  setiap
tingkat rata-rata adalah 0,6 m dan ukuran rak pada kumbung budidaya jamur rata- rata adalah 9,5 m x 1 m dengan jarak setiap tingkat rata-rata adalah 1 m.
4.5.2.3 Persiapan Bibit
Budidaya  jamur  yang  berhasil  dengan  baik  dipengaruhi  beberapa  faktor yang  perlu  mendapatkan  perhatian  secara  seksama,  diantaranya  adalah  bibit
jamur. Meskipun semua faktor dalam budidaya jamur telah dipenuhi dengan baik
73
tetapi  bibit  jamur  yang  digunakan  berkualitas  kurang  baik  maka  produksi  jamur yang diharapkan akan kurang optimal atau tidak akan menghasilkan sama sekali
Bibit jamur tiram putih yang digunakan dalam usaha jamur tiram putih ini merupakan  bibit  F2  yang  berasal  dari  Bapak  Tono  sebagai  salah  seorang
pensiunan  LIPI  Lembaga  Ilmu  Pengetahuan  Indonsesia  yang  berkediaman  di dekat  lokasi  P4S  Nusa  Indah.  Kualitas  merupakan  kunci  keberhasilan  dalam
budidaya  jamur  tiram  putih.  Beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam pemilihan bibit jamur tiram putih ini adalah sebagai berikut:
1   Bibit berasal dari strain atau varietas unggul. 2   Umur bibit optimal 45-60 hari.
3   Warna bibit merata. 4   Bibit tidak terkontaminasi.
5   Belum ditumbuhi jamur.
4.5.2.4 Pembuatan Media Tanam
Dalam  usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah  membuat  media  tanam jamur baglog dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan Dalam  melakukan  budidaya  jamur  tiram  putih  dengan  menggunakan
serbuk  kayu  sebagai  komposisi  utama  untuk  media  tumbuh.  Serbuk  kayu  yang biasa  digunakan  dalam  kegiatan  budidaya  jamur  tiram  putih  adalah  berasal  dari
serbuk  gergaji  kayu  sengon  Parasientes  falcataria.  Selain  serbuk  kayu,  bahan- bahan  lain  seperti  dedak,  gips,  kapur  CaCO
3
juga  digunakan  dalam mempersiapakan  media  tanam  jamur  tiram  putih.  Semua  bahan-bahan  pembuat
media tanam disiapkan sesuai dengan kabutuhan dan komposisi yang sesuai.
74
b. Pengayakan Serbuk  gergaji  yang  diperoleh  dari  pengrajin  mempunyai  tingkat
keseragaman  yang  kurang  baik  karena  di  dalamnya  biasa  terdapat  potongan- potongan  yang cukup besar dan tajam  yang dapat merusak plastik sebagai media
tempat  tanam  yang  berpotensi  menyebabkan  pertumbuhan  miselia  jamur  tidak merata.  Serbuk  kayu  yang  diperoleh  dari  penggergajian  disortir  terlebih  dahulu
untuk  melihat  kondisi  fisik  dari  serbuk  kayu  tersebut.  Untuk  mengatasi  hal tersebut  maka  dilakukan  pengayakan  serbuk  gergaji.  Serbuk  kayu  diayak  secara
manual  dengan  tenaga  manusia.  Ukuran  ayakan  yang  digunakan  sama  dengan ukuran ayakan yang digunakan untuk mengayak pasir.
c. Pencampuran Bahan-bahan  yang  telah  disediakan  dicampur  yang  sebelumnya  dilakukan
penimbangan. Bahan-bahan tersebut adalah serbuk gergaji, dedak, gips, kapur dan air.  Pencampuran  dilakukan  secara  manual  dengan  tenaga  manusia.  Bahan-bahan
yang dicampur mempunyai komposisi seperti pada Tabel 14 tersebut. Pencampuran dilakukan  dengan  terlebih  dahulu  menebarkan  serbuk  kayu,  lalu  meratakannya.
Kemudian  dedak,  gips,  dan  kapur  ditaburkan  satu  per  satu  secara  merata  di  atas permukaan  serbuk  kayu.  Setelah  itu,  bahan-bahan  terebut  dicampur  dicampur
hingga rata dan diberikan air kurang lebih sebanyak 40 dari jumlah adonan. Kadar penggunaan air ini tidaklah mutlak. Untuk mengukur kadar air yang
sesuai dapat dilakukan dengan mengepal adonan yang telah tecampur air. Kepalan adonan  adonan  yang  tidak  mudah  hancur  dan  tidak  meneteskan  air  menandakan
air yang digunakan sebagai campuran sudah cukup. Pencampuran harus dilakukan
75
secara  merata,  diusahakan  tidak  terdapat  gumpalan  terutama  serbuk  gergaji  dan kapur.  Gumpalan  tersebut  dapat  mengakibatkan  kompoisi  media  yang  diperoleh
tidak merata sehingga dapat berpengaruh terhadap produksi jamur. d. Pengomposan
Setelah  semua  bahan  pembuat  media  tanam  jamur  baglog  dicampur, kemudian  bahan-bahan  tersebut  dikomposkan  selama  satu  hari.  Pengomposan
dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan terpal. Kadar air pada saat pengomposan harus
diatur  pada  kondisi  50-65  .  Adonan  yang  terlalu  banyak  air  akan  memacu pertumbuhan mikroba lain yang dapat merusak media.
e. Pewadahan dan Pembuatan Media Tanam Setelah dilakukan pengomposan  maka media tanam tersebut dimasukkan
ke dalam plastik  polipropilen karena plastik ini relatih  tahan panas dalam proses sterilisasi  pengukusan.  Ukuran  plastik  yang  digunakan  oleh  P4S  Nusa  Indah
dalam  pembuatan  media  tanam  jamur  tiram  putih  selama  November  2010-Mei 2011 adalah 17 cm x 35 cm dengan ketebalam 0,3 mm.
Pewadahan  dilakukan  dengan  cara  memasukkan  adonan  media  hasil pengomposan  ke  dalam  kantong  plastik  pengisian  baglog.  Kemudian  adonan
tersebut dipadatkan dengan botol atau alat lainnya. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat busuk sehingga
produktifitas  akan  rendah.  Berat  media  sekitar  1,2  kg  per  baglog.  Setelah  media padat, baglog yang sudah terisi tersebut diikat dengan karet.
76
f. Sterilisasi Media  yang  telah  diisi  dengan  adonan,  kemudian  disterilisasi.  Sterilisasi
baglog  adalah  suatu  proses  yang  dilakukan  untuk  mensterilkan  baglog  dari berbagai  miroba  yang  dapat  mengganggu  pertumbuhan  jamur.  Hal  ini  dilakukan
untuk  menginaktifkan  mikroba,  baik  bakteri,  kapang  maupun  khamir  yang  dapat mengganggu pertumbuhan miselium jamur yang akan ditanam.
Pada  unit  usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah  ini,  sterilisasi  media tanam menggunakan drum dengan kapasitas 900 - 1100 baglog. Proses sterilisasi
dilakukan pada suhu 90 -120
C dengan cara memasukkan baglog ke dalam drum lalu mengukus baglog selama 8 - 10 jam. Setelah itu, baglog didinginkan selama
6 - 8 jam dan temperatur baglog menjadi 30 - 40
C sebelum diinokulasi.
4.5.2.5 Inokulasi Pemberian Bibit
Inokulasi yaitu memasukkan bibit ke dalam media tanam jamur yang telah disterilisasi.  Dalam  melakukan  inokulasi  harus  dilakukan  dengan  hati-hati  dan
cermat, sehingga P4S Nusa Indah sangat memerhatikan tiga hal berikut: a. Kebersihan
Kebersihan  meliputi  alat,  tempat  dan  sumber  daya  atau  pelaksananya. Dalam  hal  ini,  kebersihan  diukur  dari  tingkat  sterilitasnya.  Oleh  karena  itu,  alat
dan tempat inokulasi disterilisasi terlebih dulu sebelum digunakan. Sterilisasi alat dilakukan  dengan  menggunakan  alkohol  70  dan  lampu  spritus.  Peralatan  yang
digunakan  dalam  inokulasi  dicelupkan  ke  dalam  larutan  alkohol  70  kemudian dinyalakan beberapa saat jangan sampai peralatan yang terbuat dari kayu hangus.
77
Sementara  itu,  sterilisasi  tempat  atau  ruangan  dilakukan  dengan menggunakan  alkohol  70  selama  15  menit.  Ruang  yang  digunakan  untuk
inokulasi merupakan ruang yang terbatas bukan tempat lalu-lalang dan tertutup. b. Bibit
P4S  Nusa  Indah  selalu  bertujuan  menghasilkan  output  produk  yang berkualitas, baik baglog jamur tiram putih siap panen maupun jamur tiram putih.
Untuk itu, bibit yang digunakan dalam usaha jamur tiram putih di P4S Nusa Indah ini  merupakan  bibit  yang  memiliki  keunggulan,  diantaranya  jamur  tiram  putih
yang  dihasilkan  berwarna  putih  bersih,  berkadar  air  rendah,  bertekstur  kenyal, bertudung banyak 4-5 tudung dalam satu batang, tebal dan tidak mudah patah
. c. Teknik Inokulasi
Inokulasi  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  cara,  diantaranya  adalah dengan  taburan  dan  tusukan.  Pada  unit  usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah
ini, inokulasi dilakukan dengan taburan, yaitu menaburkan bibit ke dalam baglog secara  langsung.  Unit  usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah  menggunakan  1
satu baglog bibit jamur tiram putih untuk inokulasi pada 50 lima puluh media tanam jamur tiram putih.
Proses inokulasi yaitu bibit jamur ditabur di atas permukaan media tanam jamur  sebanyak  kurang  lebih  tiga  sendok  spatula  atau  hingga  kurang  lebih
mencapai  2  cm  menggunakan  spatula  atau  garpu.  Kemudian  ujung  plastik disatukan  dan  dipasang  cincin  bambu.  Setelah  itu,  ditutup  dengan  kertas  steril
yang  kemudian  diikat  rapat  dengan  karet  pada  bagian  leher  plastik  media  tanam jamur sehingga menjadi menyerupai sebuah botol.
78
Penutupan  tersebut  dimaksudkan  untuk  menciptakan  kondisi  yang  baik bagi pertumbuhan miselia jamur yang tidak terlalu membutuhkan banyak oksigen.
Namun  penutupan  yang  dilakukan  dengan  terlalu  rapat  tidak  baik,  karena  akan menghambat  pertumbuhan  miselia  jamur  sehingga  akan  berakibat  dalam
pembentukan tubuh buahnya.
4.5.2.6 Inkubasi
Pada P4S Nusa Indah, seluruh media tanam jamur yang sudah diinokulasi kemudian diangkut ke dalam kumbung inkubasi dan disusun rapi pada rak. Media
tanam  jamur  dalam  tahap  inkubasi  proses  penumbuhan  miselia  jamur  sampai memenuhi  seluruh  media  tanam  akan  tampak  putih  merata  antara  30-40  hari
sejak  dilakukan  inokulasi.  Suhu  yang  dibutuhkan  untuk  pertumbuhan  miselia jamur  adalah  25
-  30 C.  Apabila  suhu  kurang  optimal,  misalnya  terlalu  tinggi
maka suhu ruangan perlu diatur. Untuk mengatur suhu dan kelembaban kumbung, dilakukan  teknik  pengembunan  tidak  langsung  pada  baglog  jamur  dengan
menyemprotkan air menggunakan handsprayer. Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak dua pekan
setelah  inkubasi.  Apabila  setelah  dua  pekan  tidak  terdapat  tanda-tanda  adanya miselia jamur berwarna putih yang merambat ke bawah maka kemungkinan besar
jamur tersebut tidak tumbuh. Untuk mengatasi media tanam yang gagal ditumbuhi miselia jamur tersebut  maka perlu dilakukan sterilisasi  ulang pada media  sampai
inokulasi  kembali.  Namun  apabila  setelah  diinokulasi  tidak  tumbuh  lagi,  maka media tanam jamur dibuang karena biasanya media tersebut tidak baik rusak.
79
4.5.2.7 Penumbuhan
Media  tanam  jamur  baglog  yang  sudah  berumur  +  30-40  hari  dan  telah putih  oleh  miselia  jamur  berarti  sudah  siap  untuk  dilakukan  penumbuhan  tubuh
buah  jamur  dengan  cara  membuka  media  tanam  baglog  jamur.  Pembukaan baglog  jamur  yang  umum  dilakukan  pada  skala  usaha  jamur  tiram  putih  ini
dilakukan  dengan  beberapa  cara,  antara  lain  dengan  membuka  cincin  dan  kertas penutup  baglog,  atau  pun  dengan  menyobek  plastik  baglog  disobek  sedikit  di
berbagai sisi baglog. Pada  prinsipnya  pembukaan  media  bertujuan  untuk  memberikan  oksigen
O
2
yang cukup bagi pertumbuhan tubuh buah jamur tiram putih. Dengan oksigen yang  cukup  maka  dapat  memberikan  kesempatan  bagi  jamur  untuk  membentuk
tubuh buah dengan baik. Jamur tiram yang merupakan jamur mesofil jamur kayu menunjukkan  pertumbuhan  yang  baik  pada  suhu  18
-  25 C,  kelembaban  relatif
75-90 . Setelah  tujuh  sampai  sepuluh  hari  setelah  media  dibuka,  maka  akan
muncul  bakal  buah.  Tubuh  buah  yang  sudah  tumbuh  tersebut  akan  tumbuh optimal  selama  empat  sampai  enam  hari.  Agar  mendapatkan  tubuh  buah  jamur
tiram  putih  secara  optimal  unit  usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah melakukan  pengendalian  suhu  dan  kelembaban  dengan  penyiraman.  Setelah  itu,
pada  hari  ke  tujuh  akan  muncul  primordiam  dan  akan  berkembang  pada  hari  ke delapan.  Pada  hari  ke  sembilan  terbentuk  basidioma  dewasa  tubuh  buah  yang
siap dipanen.
80
4.5.2.8 Penyiraman dan Pengaturan Suhu Ruangan
Penyiraman diawali oleh pembukaan cincin baglog yang ditutup kertas dan diikat  dengan  karet.  Selama  proses  pemeliharaan,  baglog  disiram  dengan  air
bersih  dengan  frekuensi  yang  berbeda  pada  musim  hujan  dan  kemarau.  Pada musim  hujan,  penyiraman  dilakukan  sebanyak  dua  kali  dalam  sehari,  sedangkan
pada  musim  kemarau  penyiraman  dilakukan  sebanyak  tiga  kali  dalam  sehari dengan  menggunakan  sprayer.  Tujuan  penyiraman  adalah  untuk  menjaga
kelembaban media sehingga miselia dapat tumbuh dengan baik. Pengaturan  suhu  ruangan  dilakukan  dengan  cara  membuka  dan  atau
menutup  ventilasi  kumbung  serta  membasahi  dinding  dan  lantai  kumbung  agar suhu  dan  kelembaban  kumbung  tetap  terjaga  dan  sesuai  untuk  pertumbuhan
optimal miselia jamur.
4.5.2.9 Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebagai  tumbuhan,  jamur  juga  tidak  luput  dari  gangguan  hama  dan penyakit.  Saat  masih  dalam  proses  inkubasi  saja,  penyakit  sudah  mulai
mengunjungi. Setelah masa pertumbuhan tubuh buah pun masih ada binatang yang suka  menyambangi  Redaksi  Trubus,  2010:52.  Pengendalian  hama  pada  jamur
tiram  putih  dilakukan  tidak  menggunakan  pestisida.  Kegiatan  pengendalian  hama dilakukan  secara  manual  yaitu  dengan  membuang  hama  yang  ada  agar  tidak
memakan baglog dan tubuh buah jamur tiram putih. Hama yang mengganggu dapat mengakibatkan  baglog  cepat  rusak  dan  mudah  terkontaminasi  mikroorganisme
sehingga berujung pada terjangkit penyakit.
81
Hama  dan  penyakit  dapat  dikendalikan  dengan  menjaga  kebersihan sewaktu  proses produksi. Oleh karena itu, alat-alat  yang digunakan, rak-rak, dan
ruang  pemeliharaan  harus  bersih  dan  steril  dimana  pembersihan  dan  pensterilan tidak menggunakan zat sintetis kimia buatan yang berbahaya.
Hama  yang  menyerang  baglog  antara  lain  ulat,  serangga  kecil,  dan  lain- lain. Sedangkan yang menyerang tubuh buah jamur tiram putih antara lain adalah
kumbang, kutu, dan sebagainya. Penjelasan singkat mengenai hama-hama tersebut dan cara pengendaliannya dapat dilihat di bawah ini.
a. Ulat Lycoriella sp Hama  ini  menyerang  saat  kelembapan  udara  berlebihan  yang  biasanya
menyerang  saat  musim  hujan  namun  jarang  saat  musim  kemarau.  Penyebab  lain ialah  kumbung  kurang  bersih.  Serangan  hama  ini  tertuju  pada  baglog  lama,  atau
pada  hari  ke-80.  Pengendalian  hama  ini  dilakukan  dengan  menyegerakan  panen semua jamur tiram  putih hingga tak tersisa pada  waktu  panen. Selain itu, baglog
dan  kumbung  dibersihkan  dengan  menyemprot  insektisida  organik.  Kemudian kondisi  lingkungan  pun  harus  diperbaiki,  di  antaranya  membuat  sirkulasi  udara
menjadi lancar yang dapat dilakukan dengan melengkapi kumbung dengan jendela yang dapat dibuka dan ditutup.
b. Serangga Kecil Kumbung  budidaya  jamur  tiram  putih  yang  kurang  bersih  juga
mengundang  serangga-serangga  kecil.  Penyebabnya  adalah  sisa-sisa  baglog  atau tangkai jamur yang banyak berserakan di sekitar rak. Baglog apkir dan limbah itu
mengundang serangga kecil datang dan kemudian bersembunyi di lamela jamur.
82
Untuk  mengendalikan  hama  ini,  dapat  memanfaatkan  gelas  air  mineral putih. Limbah itu kemudian di cat kuning agar lebih menarik perhatian hama kecil
tersebut. Dinding gelas kemudian diberi perekat dan sedikit minyak agar serangga yang hinggap sulit lepas hingga akhirnya mati di sana.
c. Kumbang Cyllodes bifacies Kumbang Cyllodes merusak jamur dengan cara memakan tubuh buah dan
menggerogoti  tudung.  Tudung  jamur  tiram  putih  yang  terserang  akan  menjadi lembek berair dan  akan  terlepas dalam  waktu  singkat 2  - 3 hari sehingga tidak
dapat dipanen. Cara mengendalikan hama ini adalah dengan membersihkan areal sekitar  dan  di  dalam  kumbung.  Selain  itu,  dapat  pula  dilakukan  pengendalian
dengan menyemprotkan insektisida nabati, seperti bawang putih dan tembakau. d. Kutu
Kehadiran  kutu  pada  tudung  akan  merugikan  pertumbuhan  jamur  tiram ptuih.  Namun  pengendalian  hama  ini  dengan  insektisida  kimia  tidak  mungkin
dilakukan.  Sehingga  untuk  mengatasi  hal  tersebut  dapat  dilakukan  dengan menyemprotkan  air  saringan  bawang  putih  Allium  sativum  yang  telah  di-
blender. Baglog  jamur  tiram  putih  yang  terserang  penyakit  umumnya  disebabkan
karena  sudah  terkontaminasi  mikroorganisme.  Pengendaliannya  adalah  baglog yang  terkontaminasi  dibuang  karena  jika  tidak  disingkirkan  dari  populasi  baglog
yang  di  dalam  kumbung  maka  umumnya  akan  menular  kepada  baglog  lain. Musuh utama usaha budidaya jamur tiram putih adalah kapang. Jenis kapang pada
baglog yang terkontaminasi diantaranya adalah:
83
a. Kapang Aspergillus niger Kapang ini menyebabkan baglog jamur berwarna hijau kehitaman. Hal ini
disebabkan pada saat melakukan pembibitan, alat yang digunakan kurang steril. b. Kapang mucor sp
Baglog  jamur  tiram  putih  berwarna  hitam  merupakan  dampak  dari kontaminasi  kapang  ini.  Hal  tersebut  disebabkan  pada  saat  pencampuran  bahan
baku, adonan terlalu basah. c. Kapang Oncom Merah atau Neurospora sito philla
Kontaminasi kapang jenis ini mengakibatkan baglog jamur berwana kunig seperti  jamur  oncom.  Hal  ini  disebabkan  kurang  lamanya  proses  sterilisasi.
Baglog jamur yang terkontaminasi kapang ini cepat sekali menular atau menyebar pada baglog lain belum terkontaminasi.
d. Jamur ParasitSaprofit Jamur  ini  mengganggu  pertumbuhan  dan  kehidupan  jamur  tiram  putih.
Jamur  parasit  ini  dideteksi  dengan  melihat  perubahan  pada  warna  spora  dan miselia  jamur  tiram  putih.  Hal  ini  disebabakan  oleh  persiapan  yang  kurang  baik
atau terkontaminasi pada saat inkubasi dan penumbuhan.
4.5.2.10 Panen dan Pasca Panen
Kegiatan  pemanenan  ikut  menentukan  kualitas  jamur  tiram  putih  yang dipanen, sehingga P4S Nusa Indah mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Penentuan Waktu Panen Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur tiram putih mencapai tingkat
yang  optimal,  yaitu  cukup  besar  namun  belum  mekar  penuh.  Pemanenan  ini
84
biasanya dilakukan lima hari setelah tumbuh calon jamur bakal buah. Pada saat itu, ukuran jamur tiram putih sudah cukup besar dengan diameter rata-rata antara
5-10 cm dan bagian daun terasa tipis saat disentuh.  Pemanenan dilakukan setiap hari  selama  periode  produktif  baglog  jamur  tirma  putih  4  -  6  bulan  yang
sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya. Pada  model  usaha  budidaya  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah  bersama
dengan  mitra  wirausahawan  jamur  pemanenan  dilakukan  pada  sore  hari  yaitu sekitar pukul 15.00 WIB. Hal ini dilakukan juga untuk menjaga kesegaran jamur
tiram putih dan mempermudah pemasaran. Setiap baglog jamur tiram putih dapat dipanen  8-9  kali  dalam  4-6  bulan  dan  dapat  menghasilkan  produk  dengan  berat
rata-rata 0,4 kg per baglog. Rentang waktu  antara panen pertama dan seterusnya pada setiap baglog jamur tiram putih rata-rata berkisar pada 9
– 10 hari. b. Teknik Pemanenan
Pemanenan  dilakukan  dengan  cara  mencabut  atau  memetik  seluruh rumpun  jamur  tiram  putih  yang  ada.  Hal  ini  dilakukan  agar  semua  bagian  jamur
tercabut  dan  tidak  meninggalkan  sisa  yang  dapat  menyebabkan  kebusukan. Pemanenan  tidak  dapat  dilakukan  dengan  cara  hanya  memotong  atau  mencabut
cabang  jamur  tiram  putih  yang  ukurannya  besar  saja  sebab  dalam  satu  rumpun jamur  tiram  putih  mempunyai  stadia  pertumbuhan  yang  sama.  Oleh  karenanya,
apabila pemanenan hanya dilakukan pada jamur tiram putih yang ukurannya besar saja  maka  jamur  tiram  putih  yang  berukuran  kecil  tidak  akan  bertambah  besar,
bahkan kemungkinan akan mati layu atau busuk.
85
Pemanenan perlu dilakukan dengan mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-akarnya untuk menghindari adanya akar atau batang jamur tiram putih yang
tertinggal.  Adanya  bagian  jamur  tiram  putih  yang  tertinggal  tersebut  dapat membusuk sehingga akan menyebabkan kerusakan media, bahkan dapat merusak
pertumbuhan jamur tiram putih yang lain. Pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja secara bergilir setiap hari sebanyak 3 - 4 orang.
c. Penanganan Pascapanen Jamur  yang  sudah  dipanen  tidak  dipotong  hingga  menjadi  bagian  per
bagian  tudung,  tetapi  hanya  dibersihkan  kotoran  yang  menempel  di  bagian  akar dan  pangkal  batang.  Dengan  cara  tersebut,  disamping  keberhasilannya  lebih
terjaga,  daya  simpan  jamur  tiram  putih  akan  lebih  lama.  Kemudian  membuang atau  memisahkan  batang  tubuh  yang  rusak  atau  terkena  penyakit  dengan
menggunakan  pisau  atau  gunting  kecil.  Hal  tersebut  dilakukan  tanpa  mencuci jamur tiram hasil putih panen.
Jamur tiram putih yang tergolong baik selain dilihat dari keutuhan batang dan  tudungnya  juga  dilihat  dari  ada  atau  tidaknya  hama  ulat  yang  menempel  di
sela-sela bagian bawah permukaan tudung, jamur tiram putih yang terlalu tua dan dihinggapi  ulat  akan  dipisahkan  dan  kemudian  dibuang.  Tingkat  keberhasilan
panen  produksi  diperkirakan  80    berdasarkan  tingkat  pengalaman  dalam melakukan usaha tersebut.
86
Jamur tiram putih ditempatkan pada wadah yang bersih dan diletakkan di suhu  kamar  dengan  temperatur  +  20
C.  Kemudian  dilakukan  pengemasan menggunakan  kantung  plastik  transparan  ukuran  5
kg.  Pengemasan  merupakan suatu  cara  untuk  melindungi  produk.  Syarat-syarat  yang  perlu  dipertimbangkan
dalam  menentukan  kemasan  yang  akan  digunakan  diantaranya  harus  melindungi komoditas  yang  dikemas  dan  tidak  mengandung  zat  yang  dapat  mengandung
kesehatan  manusia.  Pengemasan  yang  baik,  maka  akan  dapat  memperoleh beberapa keuntungan,  yaitu produk  yang dikemas dapat  terhindar dari kerusakan
mekanis  dan  fisiologi,  selain  itu  mutu  produk  dapat  dipertahankan  sampai  ke tangan  pedagang  dan  konsumen  akhir  sehingga  tidak  menurunkan  nilai  jual  dan
memudahkan  dalam  pemasarannya.  Pengemasan  hasil  panen  yang  akan dipasarkan  menggunakan  plastik  kemasan  ukuran  40  cm  x  60  cm
. Plastik  yang
dibutuhkan  sehari  kurang  lebih  18  lembar  plastik.  Proses  pengemasan divakumkan agar jamur tiram putih lebih awet, setelah selesai kemudian langkah
selanjutnya siap dipasarkan.
87
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Biaya Usaha Jamur Tiram Putih di P4S Nusa Indah
Biaya usaha jamur tiram putih yang dikeluarkan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan  dalam  menjalankan  usaha  jamur  tiram  putih.  Biaya  total  yang
dikeluarkan  terdiri  atas  biaya  tunai  dan  biaya  diperhitungkan  biaya  tidak  tunai. Biaya tunai adalah biaya yang langsung dikeluarkan petani dalam bentuk Rupiah
yang harus dimiliki petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya seperti biaya pembelian bibit, pembelian bahan baku dan pendukung serta upah tenaga kerja.
Biaya  diperhitungkan  biaya  tidak  tunai  digunakan  untuk  menghitung berapa  sebenarnya  pendapatan  kerja  petani,  modal,  dan  menilai  kerja  keluarga.
Tenaga  kerja  keluarga  dinilai  berdasarkan  upah  yang  berlaku.  Biaya  penyusutan peralatan,  bangunan  dan  sewa  lahan  milik  sendiri  juga  dapat  dimasukkan  ke
dalam biaya diperhitungkan.
5.1.1 Biaya Tunai
Biaya tunai merupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam bentuk tunai. Biaya  tunai  dalam  penelitian  ini  meliputi  biaya  pembelian  bibit,  serbuk  kayu,
dedak,  kapur,  gipsum,  plastik  media,  karet  gelang,  kayu  bakar,  cincin  bambu, kertas,  spirtus,  alkohol,  gaji  tenaga  kerja  baglog,  bonus  lembur  tenaga  kerja
baglog, biaya transportasi baglog, biaya listrik dan air, biaya paket pembangunan kumbung  budidaya,  plastik  kemasan  jamur,  transportasi  pemasaran  jamur,  gaji
tenaga kerja jamur, dan bagi hasil.