Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

42

2.8 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini membahas mengenai analisis biaya dan pendapatan usaha jamur tiram putih pada P4S Nusa Indah yang memeiliki beberapa model usaha, yaitu produksi baglog jamur tiram putih siap panen, paket kemitraan investasi usahatani jamur tiram putih, dan budidaya jamur tiram putih dengan sistem kemitraan. Penelitian ini dimulai dengan pencarian mengenai karakteristik pelaku usaha jamur tiram putih yang meliputi umur, pendidikan, dan jumlah anggota keluarga. Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan pelaku usaha dalam mengelola usaha jamur tiram putih yang berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha jamur tiram putih ini selanjutnya. Gambaran umum mengenai usaha jamur tiram putih yang dibahas dalam penelitian ini meliputi jumlah baglog jamur tiram putih, produktivitas jamur tiram putih, dan tatalaksana usaha jamur tiram putih. Penelitian mengenai gambaran umum usaha jamur tiram putih penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana manajemen bisnis yang dilakukan. Analisis biaya usaha jamur tiram putih merupakan semua masukan yang terpakai atau dikeluarkan dalam produksi usaha jamur tiram putih yang berbentuk biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Penerimaan atau nilai produksi yang dihasilkan dalam bentuk penerimaan usaha jamur tiram putih diperoleh dari hasil kali antara jumlah produk dengan tingkat harga yang berlaku. Penerimaan ini meliputi penerimaan penjualan. Analisis penerimaan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai produksi yang dihasilkan dalam satu periode pemeliharaan sehingga mampu menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani. 43 Analisis pendapatan usaha jamur tiram putih selalu diikuti dengan pengukuran agar dapat diketahui apakah suatu usaha jamur tiram putih menguntungkan atau merugikan. Ukuran laba dapat diperoleh berdasarkan selisih antara penerimaan dengan biaya. Nilai positif yang diperoleh dari selisih tersebut merupakan indikator bahwa usaha tersebut mampu menutup keseluruhan pengeluaran serta dapat memberikan keuntungan. Analisis biaya dan pendapatan umumnya disertai dengan perbandingan penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan dan keuntungan dengan biaya total serta penentuan titik impas. Rasio penerimaan atas biaya RC ratio menunjukkan berapa penerimaan total yang diterima petani jamur untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi. Nilai RC ratio lebih dari satu mengindikasikan usaha jamur tiram putih tersebut menguntungkan. Perbandingan antara keuntungan dengan biaya BC ratio digunakan dalam rangka mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani jamur tiram putih. Usaha jamur tiram putih dikatakan mendatangkan manfaat apabila nilai BC lebih besar daripada nol. Semakin besar nilai BC, maka semakin bermanfaat usaha jamur tiram putih. Kemudian untuk mengetahui tingkat produksi yang tidak menyebabkan kerugian maupun keuntungan dapat ditunjukkan dengan analisis break event point atau titik impas. Dalam analisis ini, BEP selain dinyatakan dalam kuantitas, juga dinyatakan dalam harga jual dan hasil penjualan dengan satuan rupiah. Berdasarkan uraian di atas, maka gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. 44 Gambar 2. Kerangka Pemikiran “Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram Putih Model Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya P4S Nusa Indah ” Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya P4S Nusa Indah 1. Besar Biaya dan Tingkat Pendapatan Usaha Jamur Tiram Putih 2. Kelayakan Usaha Jamur Tiram Putih Unit Usaha Jamur Tiram Putih - Analisis Deskriptif Tabulasi - Analisis Finansial  RC rasio  BC rasio  BEP Berlanjut atau Tidak 1. Unit Usaha Jamur Tiram Putih 2. Unit Usaha Tanaman Hias 3. Unit Usaha Ayam Buras 4. Unit Usaha Palawija Karakteristik Pelaku Usaha Jamur Tiram Putih Gambaran Usaha Jamur Tiram Putih Biaya dan Penerimaan Usaha Jamur Tiram Putih Pendapatan Usaha Jamur Tiram Putih Model Usaha Produksi Baglog Jamur Tiram Putih Siap Panen Model Usaha Kemitraan Investasi Usahatani Jamur Tiram Putih Model Usaha BudidayaJamur Tiram Putih dengan Sistem Kemitraan

BAB III METODE PENELITAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di unit usaha jamur tiram putih Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya P4S Nusa Indah, Kampung Sukamanah, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sengaja, berdasarkan pertimbangan bahwa P4S Nusa Indah merupakan suatu lembaga pelatihan dan pendidikan pada bidang pertanian yang menjalankan usaha jamur tiram putih dan berada di bawah binaan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juni 2011. Periode tersebut digunakan untuk memperoleh data dan keterangan dari pihak-pihak berkepentingan dengan penelitian, sebanyak dan selengkap mungkin. Sebelum melakukan penelitian, penulis telah terlebih dahulu melakukan pra-penelitian yang terangkum dalam survei pendahuluan, wawancara ketua P4S Nusa Indah, serta turut mengikuti kegiatan praktik pembuatan baglog jamur tiram putih siap panen dan budidaya jamur tiram putih.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa data komponen biaya investasi, harga input, biaya operasional, biaya yang diperhitungkan, produksi dan harga jual output keluaran. Data sekunder yang digunakan antara lain berupa