112
5.4.1 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya RC Ratio
Keuntungan relatif dari usaha jamur tiram putih ini dapat dihitung dengan menggunakan  analisis  RC  ratio.  Analisis  ini  membandingkan  keseluruhan
penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan. Analisis rasio penerimaan atas biaya  RC  ratio  dalam  penelitian  ini  dibedakan  menjadi  dua  jenis,  yaitu  RC
ratio atas biaya tunai dan RC ratio atas biaya total. Pengelompokan ini dilakukan untuk  melihat  imbangan  antara  penerimaan  yang  diterima  dengan  pengeluaran
tunai  dan  memantau  imbangan  yang  terjadi  pada  penerimaan  dengan  biaya  yang diperhitungkan seperti yang dapat dilahat pada Tabel 27 di bawah ini.
Tabel  27.  Analisis  Rasio  Penerimaan  atas  Biaya  Usaha  Jamur  Tiram  Putih  P4S Nusa Indah, Periode November 2010 - Mei 2011
No. Uraian
Nilai Rp
1 Penerimaan
284.020.250 2
Biaya Tunai 237.422.390
3 Biaya yang Diperhitungkan
8.429.850 4
Biaya Total 2 + 3 245.852.240
5 RC ratio atas Biaya Tunai 1  2
1,20 6
RC ratio atas Biaya Total 1  4 1,16
Sumber : Data Primer, diolah
Berdasarkan Tabel  27 di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai RC ratio atas biaya  tunai  sebesar  1,20.  Hal  ini  berarti  setiap  Rp.  1.000,-  biaya  tunai  yang
dikeluarkan  P4S  Nusa  Indah  dalam  menjalankan  usaha  jamur  tiram  putih  maka akan  memberikan  penerimaan  kembali  sebesar  Rp  1.120,-.  Sedangkan  nilai  RC
ratio  atas  biaya  total  diperoleh  sebesar  1,16  yang  mengindikasikan  bahwa  setiap Rp. 1.000,- atas keseluruhan biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan
sebesar Rp 1.160,- kepada unit usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah.
113
Dari kedua nilai RC atas biaya tunai dan atas biaya total tersebut, walaupun berbeda namun dapat menunjukkan bahwa usaha jamur tiram putih yang dilakukan
P4S  Nusa  Indah  menguntungkan.  Usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah  dapat dikatakan efisien karena memiliki nilai rasio penerimaan atas biaya yang lebih dari
satu  RC  ratio    1  sehingga  kegiatan  usaha  jamur  tiram  putih  layak  karena memberikan penerimaan lebih besar dari pada pengeluarannya.
Nilai  RC  ratio  pada  analisis  imbangan  penerimaan  dengan  biaya  ini memiliki nada yang sama dengan penelitian-penelitian tentang analisis usaha jamur
tiram  putih  yang  pernah  dilakukan  sebelumnya.  Pada  penelitian  Juanto  di  tahun 2008  yang  mengambil  lokasi  penelitian  di  Kecamatan  Tamansari  misalnya,  nilai
RC  ratio  atas  biaya  tunai  diperoleh  sebesar  1,63.  Hal  serupa  juga  dikemukakan penelitian  Nasution  di  tahun  2010  yang  menyebutkan  bahwa  usaha  jamur  tiram
putih  mampu  memberikan  penerimaan  yang  lebih  besar  daripada  pengeluaran dengan nilai RC ratio atas biaya tunai sebesar 1,63. Pada penelitian ini, walaupun
nilai  RC  ratio  yang  diperoleh  tidak  sebesar  beberapa  penelitian  di  atas,  namun perbedaannya tidak terpaut jauh.
Kecilnya  nilai  RC  ratio  penelitian  ini  tidak  menyurutkan  makna  bahwa usaha  jamur  tiram  putih  P4S  Nusa  Indah  tidak  menguntungkan  dan  tidak  layak,
namun  hasil  RC  ratio  tetap  berada  di  atas  indikator  analisis  perbandingan penerimaan  atas  biaya.  Selain  itu,  usaha  jamur  tiram  putih  yang  dijalankan  oleh
P4S Nusa Indah bukan semata-mata profit oriented orientasi keuntungan namun lebih  kepada  social  oriented  yang  mengajarkan  petani  dan  masyarakat  sekitar
tentang usaha jamur tiram putih dengan menjadi contoh langsung.
114
5.4.2 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya BC Ratio