Karakteristik UKM Usaha Kecil dan Menengah

Adapun kriteria umum UKM dilihat dari cirri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut: 14 1. Struktur organisasi yang sangat sederhana. 2. Tanpa staf yang berlebihan. 3. Pembagian kerja yang “kendur.” 4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek. 5. Aktivitas sedikit formal dan sedikit menggunakan proses perencanaan. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi memilikinya adalah: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak RP. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b. Memiliki hasil penjualan paling banyak 1 miliartahun. Sedangkan untuk kriteria usaha menengah: a. Untuk sektor industri memiliki total asset paling banyak Rp. 5 miliar. b. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar. 14 Ibid., h. 72.

3. Peran Usaha Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia

Keberadaan usaha kecil di tanah air kita memang mewakili hampir seluruh unit usaha di berbagai sektor ekonomi yang hidup dalam perekonomian kita, karena jumlahnya yang amat besar. Sampai saat ini usaha kecil mewakili sekitar 99,85 dari jumlah unit usaha yang ada, sedangkan usaha menengah sebesar 0,14 saja, sehingga usaha besar hanya merupakan 0,01. Dengan demikian corak perekonomian kita ditinjau dari subjek hukum pelaku usaha adalah ekonomi rakyat yang terdiri dari usaha kecil di berbagi sektor, terutama sektor pertanian dan perdagangan maupun jasa serta industri pengolahan. 15 Di masa krisis usaha kecil dan menengah dinilai masih mampu bertahan, karena fleksibilitasnya dan ketidak tergantungannnya pada pembiayaan melalui kredit perbankan. Semasa krisis walaupun banyak UKM yang mengalami kesulitan, tetapi juga masih cukup banyak yang berkembang. Hal ini juga terlihat dari adanya perbaikan posisi usaha kecil dan menengah dalam struktur pembentukan PDB pada saat dan setelah krisis dibanding masa sebelum krisis di mana pangsa UKM dalam pembentukan PDB mengalami peningkatan. . 15 Perkembangan Usaha Mikro, artikel ini diakses pada tanggal 25 Januari 2011 dari http:sumeleh99.wordpress.com 42

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH

A. Sejarah Singkat dan Latar Belakang BMT Al-Munawwarah

Ide dan inisiatif pendirian BMT Al-Munawwarah bermula dari keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan pengurus Yayasan Al-Munawwarah, ICMI orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro yang seringkali kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya sehingga mereka mencari alternatif ‘termudah’ dalam mengakses permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika mereka meminta bantuan terhadap rentenir tersebut justru itulah awal dari keterpurukan usaha mereka. Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti keinginan mulia tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK Simpanan Pokok Khusus sebagai modal awal operasional BMT. Setelah semua sepakat, maka didirikanlah BMT Al Munawwarah dengan mengambil bentuk KSM -Kelompok Swadaya Masyarakat sebagai legalitas dan status hukum awal operasionalnya. Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al-Munawwarah yang beralamat di Komp. Masjid Al-Muhajirin Bukit Pamulang Indah Blok A Pamulang 15417 Tangerang-Selatan Banten, bersama 16 BMT baru lainnya diwilayah Jakarta Selatan diresmikan operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta Selatan H. Ali