Prinsip Pembiayaan syariah Strategi Pembiayaan
2. Kepercayaan
Merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi hasil yang menyertai
pembiayaan tersebut. Untuk mendukung prinsip-prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan
informasi yang memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang proposional. Jenis informasi
yang dimaksud antara lain: a.
Informasi data nasabah Menyeleksi calon nasabah yang dapat dipercaya untuk memperoleh
pembiayaan dilakukan melalui uji kelayakan nasabah. Uji kelayakan bentuknya berupa form pengisian yang memuat data pribadi dan data
usaha calon nasabah. b.
Informasi data penjualan pembelian penyewaan riil Data riil ini menjadi dasar perhitungan dari akad yang sudah
disepakati. Dengan demikian tereliminer kerugian baik yang dirasakan oleh debitur maupun kreditur karena pelaksanaan akad dilandasi dengan
data riil. Informasi ini bentuknya berupa form isian, yang diisi secara rutin sesuai dengan siklus usahanya oleh nasabah.
c. Proyeksi laporan keuangan
Proyeksi dari laporan keuangan yang dimaksud terdiri dari proyeksi arus kas, proyeksi laba rugi. Proyeksi ini dibuat atas dasar asumsi-
asumsi yang relatif tetap sepanjang umur usaha yang dibiayai. Sedangkan dalam hukum syariah semua transaksi harus riil. Oleh sebab itu dalam
menentukan besaran nominal untuk bagi hasil tidak bisa merujuk pada
hasil proyeksi relatif tetap tetapi harus merujuk pada transaksi riil relatif
berfluktuasi sesuai dinamika usahanya. d.
Akad pembiayaan Akad pembiayaan merupakan kesepakatan antara shahibul maal dan
mudharib. Akad ini sebagai landasan hukum syariah bagi transaksi pembiayaan. Akad pembiayaan sesuai dengan jenis pembiayaan usaha
nasabah.