HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PENUTUP A.

x DAFTAR TABEL 1. Tabel 4.1 Pertumbuhan Aset ……………………………………………………... 2. Tabel 4.2 Pertumbuhan OS Funding ……………………………………………. 3. Tabel 4.3 Pertumbuhan OS Financing …………………………………………... 4. Tabel 4.4 Pertumbuhan Saldo Modal ……………………………………………. 5. Tabel 4.5 Pertumbuhan SHU ……………………………………………………. 6. Tabel 4.6 Pertumbuhan Anggota ………………………………………………… 7. Tabel 4.7 Pertumbuhan Mitra-Bina ……………………………………………… 8. Tabel 4.8 Rasio Keuangan ………………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah Pamulang ………… 44 2. Gambar 3.1 Alur Proses Pembiayaan BMT Al-Munawwarah Pamulang …… 59 3. Gambar 4.2 Tingkat Hasil Investasi Yang Diperoleh Anggota dan Mitra BMT Al-Munawwarah Pamulang …...……………………………………………….. 75 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis moneter yang terjadi pertengahan tahun 1997 membuat Indonesia menjadi morat-marit, betapa tidak, karena krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek hidup dan kehidupan bangsa 1 . Pada saat krisis moneter melanda, perbankan konvensional tidak memiliki ketersediaan dana liquid yang cukup untuk operasionalnya karena nilai tukar yang turun tajam. Nasabah peminjam mengalami ketidak mampuan untuk mengembalikan dana pinjaman karena tingginya nilai suku bunga yang diterapkan. Kemacetan pengembalian dana pinjaman dari pihak nasabah keperbankan berimplikasi pada ketidakmampuan pihak perbankan untuk mengembalikan dana pinjaman kepada Bank Indonesia. Selain itu perbankan konvensional juga cenderung kurang dalam pengembangan sektor riil dan lebih bermain pada transaksi yang spekulatif berdasarkan nilai suku bunga. Sistem ekonomi kapitalis dengan jargon mekanisme pasar dan persaingan bebas yang kebanyakan diterima dan di anggap final oleh masyarakat dunia ternyata tidak lepas dari kelemahan-kelemahan vital 2 1 Juanita, Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan, Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara Digital Library, 2003 2 Majalah I-Syariah, Demam Syariah di Dunia, edisi September, Jakarta : 2009 h. 28 Sedangkan sistem perbankan syariah memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh bank konvensiaonal yaitu terletak pada sistem bagi hasil. Bagi hasil adalah konsep yang lazim dan tidak ada keraguan di dalamnya dan hampir seluruh ulama sepakat dengan transaksi bagi hasil 3 Oleh karena itu terpuruknya perbankan konvensional menjadi suatu pelajaran bagi pengambil kebijakan moneter untuk mencoba sistem moneter alternatif. Sistem syariah di yakini dapat membantu menjadi solusi dalam membangun kembali sistem perekonomian Indonesia. Para ulama, ahli fiqih dan Isalamic banker dikalangan dunia Islam menyatakan bahwa bunga yang diterapkan dalam perbankan konvensional adalah riba dan riba itu diharamkan. Pernyataan ini menstimulasi pertumbuhan perbankan syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 Mei 1992. Seiring dengan waktu, perbankan syariah mengalami peningkatan baik dari sisi pertumbuhan asset maupun kuantitas kelembagaan. Perkembangan perbankan syariah yang sangat cepat dalam lima tahun belakangan ini ditandai pula dengan peningkatan penyaluran pembiayaan. Pembiayaan menjadi sangat penting karena faktor pembiayaan inilah yang menjadi kunci perkembangan bank syariah dimasa datang. Idealnya pembiayaan bank syariah didominasi oleh akad musyarakah dan murabahah dimana keduanya dijalankan dengan sistem bagi hasil. 3 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional bank Syariah, Jakarta :2001 h.10