menyebabkan tetap sulitnya memperoleh informasi mengenai penyelenggraan RPJMD ini.
4.4.5 Keahlian
Dalam melakukan perumusan pembangunan partisipatif semua unsur harus duduk berdampingan tanpa ada strata khusus. Model perencanaan seperti ini
menunjukkan tidak adanya unsur yang superior dan inferior dalam melaksanakan pembangunan partisipatif tersebut.
Didasari oleh asumsi tersebut, masing-masing unsur dapat memberikan pengalamannya sesuai dengan rutinitasnya dalam melakukan perumusan
pembangunan partisipatif. Kata kunci dalam model perumusan pembangunan partisipatif semacam ini adalah “kesetaraan” yang menunjukkan setiap unsur
memiliki kemampuan dalam memberikan keahlian dan konsultasi dalam pembangunan masyarakat. Peran ideal dan realitas keahlian masing-masing unsur
dapat dilihat dalam uraian Matrik 4.5. berikut:
Matrik 4.5 Bentuk Ideal Dan Realitas Keahlian Masing-Masing Unsur
Dalam Perumusan RPJM Kota Medan Tahun 2006-2010 Bentuk Keahlian
No Unsur
Ideal Realitas
1 Pemko Medan
Menguasai secara teknis dan subtantif, normatif perencanaan
pembangunan daerah Sudah mampu melaksanakan
dan menguasai secara teknis dan subtantif, normatif perencanaan
pembangunan daerah
2 Akademisi Menguasai teknis, metodologi
dan analisis pembangunan daerah. Serta merumuskan
permasalahan-permasalahan secara ilmiah
Menguasai teknis, metodologi dan analisis pembangunan
daerah.
3 Ormas Organisasi
masyarakat dapat
memberikan hasil kajian dan Belum dapat memberikan
keahliannya. Karena dalam
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
pengamatan mereka danatau hasil advokasi mereka
terhadap masyarakat yang didampinginya berkaitan
terhadap isu-isu pembangunan jangka
menengah di daerah dan harapan mereka terhadap
penanganan isu-isu tersebut. perspektif pemerintah kota,
unsur ormas kurang memahami subtansi permasalahan
4 Media Massa
Melakukan publikasi diseminasi informasi yang
berimbang dan menarik untuk dibaca masyarakat.
Melakukan publikasi walaupun kurang maksimal
5 DPRD
DPRD diharapkan dapat memberikan keahlian nya
dalam berbagai tahapan. Namun, karena RPJMD
akan di jadikan PERDA, maka dalam Pembahasan
Ranperda RPJMD, yang merupakan kewenangan
domain DPRD, maka DPRD dapat
menyumbangkan keahlian nya.
Masih membutuhkan dukungan staf ahli dalam memahami
masalah pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Sumber : Data Primer diolah, 2006 Dari matrik 4.5, dapat dilihat bahwa Pemko Medan yang idealnya harus
menguasai secara teknis dan normatif program pembangunan daerah, pada realitasnya telah dapat melakukan regulasi-regulasi teknis tentang implementasni
pembangunan tersebut. Dalam hal keahlian menurut unsur-unsur yang ada pihak pemerintah sudah mengenali dan memetakan potensi-potensi dan keahlian
berbagai unsur yang ada di masyarakat akan tetapi dalam hal implementasi masih kurang dimanfaatkan dan dilibatkan dalam menyukseskan kegiatan perumusan
RPJMD dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang sebenarnya kurang subtansial akan tetapi dikarenakan pemerintah memiliki kekuatan hegemoni dan
memiliki kekuatan untuk melakukan klaim yang berpengaruh menyebabkan
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
kondisi ini berjalan begitu saja tanpa ada perubahan yang berarti. Hal ini di dukung oleh pernyataan salah seorang informan dari ormas yang mengatakan :
“Sebenarnya sudah terjadi kelanggengan kebobrokan dalam proses penyelenggraaan perumusan RPJMD di kota ini. Keburukan itu dapat dilihat dari
pengingkaran makna, peran, kapabilitas, kemampuan dan keberadaan berbagai unsur yang ada dan seharusnya terlibat dalam mekanisme perumusan RPJMD
ini.Kondisi ini adalah merupakan rahasia umum dan sepertinya adalah hal yang sudah dapat diterima dengan lapang dada. Dalam hal ini kita tidak dapat saling
menyalahkan dan menyalahkan pemerintah karena kesalahan paling besar juga berasa dari ketidakmampuan kita dalam menyatukan persepsi, langkah dan
kekuatan demi perbaikan kondisi yang ada. Hal ini juga terjadi pada ormas yang memiliki sekian banyak pengalaman dan reputasi dalam mendampingi
masyarakat pada program-program pembangunan yang bersifat Bottom Up, pada realitasnya ormas belum dapat mempergunakan keahlian dalam proses
pembangunan Kota Medan”.
Selanjutnya unsur Akademisi yang menguasai teknis, metodologi dan analisis pembangunan daerah dalam realitasnya telah melakukan peran
konsultasinya dengan menerapkan semua hal yang dikuasai tersebut dalam pemberdayaan masyarakat dan aparatur. Sedangkan ormas yang memiliki sekian
banyak pengalaman dan reputasi dalam mendampingi masyarakat pada program- program pembangunan yang bersifat Bottom Up, pada realitasnya ormas belum
dapat mempergunakan keahlian dalam proses pembangunan Kota Medan. 4.5.
Rumusan RPJMD Kota Medan Tahun 2006-2010
Berikut ini adalah hasil Rumusan RPJMD Kota Medan 2006-2010 yang tertuang dalam Peraturan Walikota No 5 tahun 2005 Anonimus, 2005
4.5.1. Permasalahan Dan Agenda Pembangunan Kota Medan Tahun 2006 – 2010