Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah KabupatenKota dikonsultasikan kepada Gubernur cq. Bappeda, sebelum ditetapkan.
4.3.2. Fasilitasi dan Pendanaan
Dalam rangka percepatan penyusunan dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, agar dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah, Menteri Dalam Negri
cq. Ditjen Bina Pembangunan Daerah dapat memberi konsultasi dan bimbingan teknis;
2. Gubernur menugaskan Kepala Daerah untuk :
a. Memfasilitasi Bappeda KabupatenKota agar dapat melaksanakan
Musrenbang tingkat KabupatenKota dalam proses penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah;
b. Memfasilitasi Pemerintah Daerah KabupatenKota dalam penyusunan
Peraturan Daerah KabupatenKota tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah;
c. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Departemen Dalam
Negeri cq. Ditjen Bina Pembangunan Daerah dalam proses penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah;
3. Mengalokasikan dana untuk penyusunan dan penetapan RPJP Daerah dan
RPJM Daerah dalam APBD masing-masing Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
4.3.3 Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, program Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah serta
memperhatikan RPJM Nasional bagi daerah provinsi dan SPM yang telah ditetapkan pemerintah, atau RPJM Daerah provinsi bagi daerah kabupatenkota.
RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan
kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM
Daerah disusun dengan tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap Pertama : Penyiapan Rancangan Awal RPJM Daerah.
Rancangan awal RPJM Daerah yang disiapkan oleh Kepala Bappeda untuk mendapat gambaran awal visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih
yang memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. Muatan rancangan awal
RPJM Daerah menjadi pedoman bagi Kepala SKPD dalam penyusunan rancangan Renstra-SKPD.
Langkah-langkah : a. Membentuk Tim Fasilitasi RPJM Daerah untuk semua tahapan
perencanaan dengan komposisi mempertimbangkan lingkup bidang yang akan dianalisis;
b. Menyusun rencana kerja penyusunan RPJM Daerah; c. Menyiapkan Daftar Isi RPJM Daerah;
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
d. Menginventarisasi data dan informasi berupa: 1
Naskah RPJM Nasional dan hasil analisisnya bagi daerah provinsi; 2
Naskah RPJM Daerah provinsi apabila ada atau Renstrada provinsi dan analisisnya bagi daerah kabupatenkota;
3 Data kondisi umum daerah;
4 Data keuangan daerah dan analisisnya;
5 Datainformasi rumusan visi, misi, dan program Kepala Daerah;
e. Menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah,
dan arah kebijakan keuangan daerah; f. Membahas rancangan awal RPJM Daerah dengan para Kepala SKPD,
guna disepakati sebagai pedoman penyusunan rancangan Renstra-SKPD.
Sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan undang – undang 32 tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah bahwa Proses RPJMD dimulai sejak terpilihnya Kepala Daerah. Maka dibentuklah tim fasilitator penyusunan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD sebagai penjabaran dari Visi, Misi Kepala Daerah yang penyusunannya mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD ini dijabarkan dalam sasaran- sasaran pokok yang harus dicapai,arah kebijakan, program-program pembangunan
dan kegiatan pokok. RPJMD ini merupakan dokumen perencanaan yang harus memberikan arahan, yang memudahkan tujuan yang hendak dicapai secara
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
terukur. Selain itu, RPJMD ini disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan amanat Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM
Nasional Tahun 2005-2009. Dengan adanya keterkaitan benang merah dengan perencanaan yang lebih tinggi, akan mempermudah pengembangan“sharing”
pembiayaan dengan pemerintah pusat untuk program-program yang akan dilakukan. RPJMD akan digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, RAPBD, penyusunan LKPJ Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah, dan tolok ukur kinerja Kepala
Daerah. Oleh karena itu, RPJMD ini akan memuat arah kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, dimana program-program yang diusulkan
diharapkan akan dibiayai oleh APBD dan sumber – sumber dana yang lain dapat dapat diperoleh misalnya dari sektor swasta, APBN maupun pasar uang obligasi.
Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang informan dari Pemko yang mengatakan :
“RPJM Daerah akan digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah, RAPBD, penyusunan LKPJ
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah, dan tolok ukur kinerja Kepala Daerah. Oleh karena itu, RPJMD ini akan memuat arah
kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, dimana program- program yang diusulkan diharapkan akan dibiayai oleh APBD. Jadi, pada
dasarnya visi misi dan program Kepala Daerah akan menjadi visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah.”
Setelah adanya rancangan awal ini maka tim fasilitator akan menindak
lanjuti kegiatan pembahasan rancangan awal tersebut dengan kepala SKPD guna mencari mufakat dan penyelarasan pemikiran dan pandangan terhadap rancangan
awal RPJMD yang sudah ada sebagai acuan nantinya bagi penyusunan rancangan renstra SKPD.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Tahap Kedua : Penyiapan rancangan Renstra-SKPD.
Penyiapan rancangan Renstra-SKPD merupakan tanggung jawab Kepala SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah dan SPM. Program dalam rancangan Renstra-
SKPD adalah bersifat indikatif, tidak mengabaikan keberhasilan yang sudah dicapai selama ini, dan diselaraskan dengan program prioritas Kepala Daerah
terpilih. Langkah-langkah :
a. Mempelajari visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih; b. Merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan SKPD dengan memperhatikan Renstra-SKPD periode sebelumnya, rancangan awal RPJM Daerah, capaian keberhasilan dan
permasalahan dalam periode sebelumnya, serta tugas dan fungsi SKPD; c. Menyampaikan rancangan Renstra-SKPD kepada Kepala Bappeda sebagai
masukan utama dalam penyusunan rancangan RPJM Daerah. Berpedoman pada kesepakatan terhadap rancangan awal RPJMD yang
telah disusun oleh tim fasilitator maka kepala SKPD menyusun renstra SKPD Pada tahap penyusunan renstra SKPD ini harus tetap mengupayakan sinkronisasi
terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah. Upaya sinkronisasi ini adalah penting mengingat program-program yang sesuai dengan visi dan misi Kepala
Daerah terpilihlah nantinya yang akan menjadi prioritas pilihan untuk dimuat pada RPJMD.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Untuk menyikapi hal tersebut di atas maka Kepala SKPD mengadakan forum SKPD guna merembukkan dan menyiapkan rencana strategis SKPD.
Dalam forum ini akan dibahas dan dianalisa secara mendalam visi misi kepala daerah terpilih untuk kemudian menurunkan rumusan rencana strategis yang
sesuai dengan kebutuhan SKPD dengan tetap berpedoman kepada visi kepala daerah terpilih.
Setelah mempelajari visi dan misi kepala daerah dan menurunkan rumusan yang tepat, maka forum ini akan menentukan rumusan visi dan misi serta
program-program SKPD yang akan diajukan. Pada tahapan ini selain berpedoman kepada visi dan misi kepala daerah, forum renstra SKPD ini juga tetap berupaya
mempelajari rancangan renstra terdahulu. Hal ini merupakan suatu tindakan yang bersifat indikatif yang tidak mengabaikan keberhasilan-keberhasilan yang telah
dicapai selama ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah seorang informan dari Pemko yang mengatakan :
“Pada proses rancangan resnstra ini hal yang lebih terlihat adalah kinerja para kepala SKPD yang melakukan perumusan prioritas program yang
disesuaikan dengan program Walikota sehingga tercapai suatu sinergitas kedepannya.”
Setelah menemukan format terbaik terhadap renstra SKPD yang berisikan visi, misi, tujuan strategi, kebijakan program dan kegiatan pembangunan yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya maka kepala SKPD menyampaikan rancangan renstra hasil forum tersebut kepada kepala Bappeda sebagai rujukan utama dalam
penyususunan RPJM daerah nantinya.
Tahap Ketiga : Penyusunan rancangan RPJM Daerah
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Rancangan RPJM Daerah merupakan integrasi rancangan awal RPJM Daerah dengan rancangan Renstra-SKPD, yang penyusunannya menjadi tanggung jawab
Kepala Bappeda dan menjadi masukan utama dalam Musrenbang Jangka Menengah Daerah.
Langkah-langkah : a. Menerima secara resmi naskah rancangan Renstra-SKPD yang
disampaikan oleh Kepala SKPD; b. Menilai dan membahas konsistensi rancangan Renstra-SKPD dengan
SKPD terkait terhadap tugas dan fungsinya; c. Mengintegrasikan rancangan Renstra-SKPD kedalam rancangan awal
RPJM Daerah menjadi rancangan RPJM Daerah. d. Melakukan sosialisasi, konsultasi publik, dan atau penjaringan aspirasi
pemangku- kepentingan pembangunan atas rancangan RPJM Daerah. Pada tahap ini merupakan tahapan pengintegrasian rancangan awal RPJM
Daerah dengan rancangan renstra SKPD, yang penyusunannya menjadi tanggungjawab kepala Bappeda yang hasilnya akan menjadi masukan utama
dalam Musrenbang jangka menengah daerah. Tahapan ini dimulai setalah kepala Bappeda menerima secara resmi
naskah rancangan renstra SKPD dari kepala SKPD. Setelah proses penerimaan renstra tersebut maka Bappeda mengadakan penilaian terhadap konsistensi renstra
SKPD tersebut dengan SKPD terkait. Proses ini dimuai dengan mempelajari dan mengidentifikasi keberadaan SKPD dengan kebutuhannya dan disesuaikan
dengan renstra yang diajukan. Apabila dalam daftar pengajuan restra tersebut
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
terdapat kesesuaian dan dianggap layak maka isi dari renstra tersebut akan di elaburasi dan di integrasikan dengan rancangan awal RPJM Daerah untuk
menyempurnakan format rancangan RPJM Daerah yang mengakomodir kepentingan-kepentingan dan kebutuhan SKPD. Hasil integrasi renstra SKPD
dengan rancangan awal RPJM Daerah tersebut kemudian akan disahkan menjadi rancangan RPJM Daerah.
Setelah ditentukannya rancangan RPJMD maka akan dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi, konsultasi publik dan penjaringan aspirasi pemangku-
pemangku kepentingan pembangunan atas rancangan RPJM daerah tersebut.
Tahap Keempat : Penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah Daerah
Musrenbang Jangka Menengah Daerah merupakan forum konsultasi dengan para pemangku kepentingan-pembangunan untuk membahas rancangan
RPJM Daerah, dibawah koordinasi Kepala Bappeda untuk mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan yang menjadi masukan
dalam penyempurnaan rancangan RPJM Daerah dan melaksanakan Musrenbang Jangka Menengah Daerah dilaksanakan paling lambat 2 dua bulan setelah
Kepala Daerah terpilih dilantik. Langkah-langkah :
a. Persiapan : 1
Penggandaan Naskah Rancangan RPJM Daerah; 2
Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi, tanggalwaktu pelaksanaan, mekanisme dan susunan acara dengan kelompok bahasan
sebagai berikut:
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
a Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;
b Pemaparan kondisi umum daerah dan prediksi 5 lima tahun kedepan;
c Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan daerah dan
kebijakan umum; d
Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan daerah; e
Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerah yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program kewilayahan;
3 Mengirim surat undangan kepada para peserta.
b. Pelaksanaan: 1
Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah; 2
Pemaparan kondisi umum daerah dan prediksinya; 3
Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan daerah dan kebijakan umum;
4 Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan daerah;
5 Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerah yang
meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program kewilayahan; 6
Merumuskan kesepakatan para pemangku-kepentingan pembangunan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah;
7 Membacakan hasil rumusan oleh Kepala Bappeda.
c. Keluaran: Materi kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang Jangka Menengah
Daerah sebagai masukan utama penyempurnaan rancangan RPJM Daerah, menjadi rancangan akhir RPJM Daerah.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
d. Peserta: 1
Para Satuan Kerja Perangkat Daerah, anggota DPRD, instansilembaga daerah, TNI dan POLRI, Pengadilan dan Kejaksaan, para pemangku-
kepentingan pembangunan daerah lainnya, serta wakil KementerianLembaga yang terkait.
2 Bagi daerah provinsi selain unsur-unsur terkait diatas, wajib
mengikutsertakan wakil Bappeda KabupatenKota di wilayahnya. 3
Bagi daerah kabupatenkota selain unsur-unsur terkait diatas, wajib mengikutsertakan wakil Bappeda Provinsi.
4 Selain unsur-unsur peserta di atas, daerah dapat mengikutsertakan pihak-
pihak lain yang dianggap penting. Nara
Sumber: 1
Kepala Bappeda sebagai penyampai Rancangan RPJM Daerah; 2
FasilitatorTenaga Ahli mengenai bahan bahasan; 3
FasilitatorTenaga Ahli dalam memfasilitasi pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Musrenbang Jangka Menengah Daerah.
Tahapan ke empat dalam tata cara penyusunan RPJMD sesuai dengan surat edaran menteri dalam negeri No. 0502020SJ2005 adalah penyelenggaraan
Musrenbang jangka Menengah daerah yang merupakan forum konsultasi dengan para pemangku kepentingan-kepentingan untuk membahas rancangan RPJM
Daerah yang dilaksanakan di bawah koordinasi kepala Bappeda. Proses musrenbang ini diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara daerah
dengan mengikutsertakan masyarakat. Sesuai dengan UU No. 25 tahun 2004
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
tentang sistem perencanaan pembangunan nasional pasal 16 ayat 4, musrenbang jangka menengah daerah sudah harus dilaksanakan paling lambat 2 dua bulan
sesudah kepala daerah dilantik. Pelaksanaan Musrenbang ini merupakan suatu bentuk konsultasi publik
yang bertujuannya untuk mendapatkan komitmen dari para pemangku kepentingan pembangunan yang menjadi masukan dalam penyempurnaan
rancangan RPJM Daerah. Jadi dalam forum ini dibuka ruang untuk publik dalam hal ini para stake holder pembangunan untuk meenyampaikan aspirasi masyarakat
maupun golongan kepentingan yang diwakilinya guna menjadi masukan untuk penyempurnaan rancangan RPJM daerah. Adapun strategi pelaksanaannya adalah
berkaitan dengan bagaimana proses pembahasan akan dilakukan untuk mencapai tujuan kesepakatan. Dalam pelaksnaaan Musrenbang ini dipergunakan
mekanisme perencanaan top-down dan bottom up. Hal ini sesuai dengan peryataan salah seorang informan dari Kota Medan yang mengatakan :
“Proses penyusunan RPJMD Kota Medan dilaksanakan dengan menggabungkan dua sistem perencanaan yang berlaku di Indonesia yaitu sistem
perencanaan top-down dan sistem perencanaan bottom-up. Kedua sistem ini dipadukan pada saat musrenbang, dimana usulan dari masyarakat bottom-up
akan disinkronkan dengan rancangan kerja dari pemerintah top-down”.
Untuk memulai pelaksanaan Musrenbang ini, pihak fasilitator
melaksanakan penggandaan naskah rancangan RPJM Daerah guna disosialisasikan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan. Setelah melalui tahap
sosialisasi rancangan tadi maka ditentukanlah tanggal dan waktu serta mekanisme serta susuanan acara musrenbang yang akan dilaksanakan tersebut.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Pada acara musrenbang maka akan dijabarkan visi, misi, dan program kepala daerah ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, progaram
priorotas program kepala daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. Setelah penjabaran tersebut maka dibukalah forum bagi para peserta yang diundang untuk
membahas rancangan RPJM yang ada. Adapun para peserta yang hadir dalam musrenbang ini adalah para satuan kerja perangkat daerah, anggota DPRD,
instansilembaga daerah, TNI dan Polri, pengadilan dan kejaksaan, para pemangku daerah lainnya, serta wakil kementerianlembaga terkait. Penentuan
stakeholder yang dilibatkan dalam forum Musrenbang perlu inklusif, yaitu stake holder yang terpengaruh langsung oleh isu permasalahan pembangunan.
Setelah diadakan forum musrenbang tersebut maka Kepala Bappeda akan merumuskan hasil kesepakatan para pemangku kepentingan pembangunan hasil
Musrenbang jangka menengah Daerah tersebut. Naskah kesepakatan musrenbang tersebut merupakan rekomendasi yang dibuat pada akhir Musrenbang berisikan
garis-garis besar butir-butir kesepakatan yang dicapai. Proses terakhir dari tahapan ini adalah pembacaan hasil rumusan oleh
Kepala Bappeda kepada forum Musrenbang tersebut. Dimana rumusan ini nantinya akan menjadi masukan utama bagi rancangan akhir RPJM Daerah.
Pembacaan hasil musrenbang disampaikan kepada seluruh peserta dengan mencantumkan secara jelas perubahan yang telah dilakukan apabila ada .
Tahap Kelima : Penyusunan rancangan akhir RPJM Daerah
Penyusunan rancangan akhir RPJM Daerah merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda dengan masukan utama hasil kesepakatan Musrenbang Jangka
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Menengah Daerah untuk disampaikan kepada Kepala Daerah, dan selanjutnya diproses untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Langkah-langkah : a.
Menyusun rancangan akhir RPJM Daerah dengan memuat kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah dibantu Tim Fasilitasi;
b. Menyusun naskah akademis rancangan Peraturan Daerah tentang RPJM
Daerah dibantu Tim Fasilitasi dan Kepala SKPD yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum.
c. Menyampaikan rancangan akhir RPJM Daerah, beserta naskah akademis
dan naskah kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah kepada Kepala Daerah.
Tahap ini merupakan penyusunan akhir RPJM daerah yang merupakan pemutakhiran rancangan RPJM Daerah setelah melalui tahapan musrenbang.
Adapaun contents dari rancangan akhir ini merupakan rumusan rancangan Bappeda dengan tim fasilitasi yang berisikan muatan dari hasil musrenbang yang
dilaksanakan sebelumnya. Penyusunan rancangan akhir RPJM diselenggarakan oleh Bappeda setelah
selesai musrenbang jangka menengah. Dalam tahap ini semua usulan dari dinas dinas SKPD akan diekspose dan kemudian dilakukann pengklasifikasian untuk
menentukan program apa saja yang lebih diprioritaskan untuk segera diwujudkandirealisasikan. Setelah menemukan format RPJM yang paling
mutakhir maka pihak Bappeda dan tim fasilitasi akan menyusun naskah akademis
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
rancangan Peraturan daerah tentang RPJM daerah guna mendukung pelaksnaan RPJM Daerah kedepannya.
Proses selanjutnya adalah penyampaian rancangan akhir RPJM daerah tersebut beserta seluruh dokumen pendukung yang meliputi naskah akademis dan
naskah kesepakatan hasil Musrenbang jangka menengah kepada Kepala Daerah untuk kemudian nantinya ditetapkan sebagai RPJM daerah yang sah. Hal ini
sesuai dengan pernyataan salah seorang informa yang mengatakan: “....dalam tahap ini dapat dikatakan sebagai sebuah finalisasi dari
keseluruhan proses musrenbang yang dilaksanakan walaupun belum dijadikan Perda akan tetapi hasil-hasil yang telah ada merupakan suatu wujud kesepakatan
yang sudah sah dan untuk di laksanakan”.
Tahap Keenam : Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah
Agar RPJM Daerah menjadi dokumen perencanaan jangka menengah daerah, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling lambat 3 tiga
bulan sejak Kepala Daerah dilantik. Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah menjadi pedoman bagi Kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan Renstra
SKPD menjadi Renstra SKPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala SKPD. Langkah-langkah :
a. Menyiapkan Surat Kepala Daerah perihal, penyampaian naskah rancangan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah oleh Kepala SKPD yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum, beserta lampirannya kepada DPRD sebagai inisiatif pemerintah daerah.
b. Sebelum RPJM Daerah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah perlu: 1
Melakukan konsultasi dengan Menteri Dalam Negeri cq. Ditjen Bina Pembangunan Daerah untuk RPJM Daerah provinsi.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
2 Melakukan konsultasi dengan Gubernur cq. Bappeda Provinsi untuk
RPJM Daerah kabupatenkota. Tahapan ke enam dalam proses tata cara penyusunan RPJM daerah
merupakan tahapan penetapan Peraturan daerah tentang RPJM Daerah. Hal ini mengacu kepada mekanisme perencanaan pembangunan yang diatur dalam Surat
edaran menteri perencanaan pembangunan Nasional bersama menteri dalam negeri No 0259 tahun 2005, maka setelah musrenbang selesai dilaksanakan
Bappeda akan menyusun rancangan akhir RPJM yang kemudian akan disampaikan kepada walikota atau kepala daerah terpilih. Langkah selanjutnya
kepala daerah akan menyusun sebuah keputusan berupa peraturan kepala daerah untuk mensahkan pelaksanaan RPJM tersebut.
Apabila keputusan ini sudah diundangkan maka RPJM tersebut sudah sah dan mempunyai kekuatan hukum untuk dilaksanakan dan menjadi pedoman bagi
kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan renstra SKPD yang ditetapkan dengan peraturan kepala SKPD.
Proses penetapan ini diawali dengan penyiapan surat kepala daerah perihal, penyampaian naskah rancangan peraturan daerah tentang RPJM daerah
oleh kepala SKPD yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum, beserta lampirannya kepada DPRD sebagai inisiatif pemerintah daerah.
Hal ini di sampaikan salah seorang informan pemko medan yang mengatakan : “ Adapun tujuan dari penyerahan rancangan tersebut kepada badan
legislatif yaitu DPRD untuk dikajiditinjau kembali. Dalam hal ini DPRD akan membahas RPJM tersebut dalam rapat komisi kemudian akan diadakan
konsultasi dengan Gubernur. Apabila sudah layak untuk disahkan maka DPRD akan menyusun sebuah peraturan daerah yang akan mengesahkan pelaksanaan
RPJM tersebut”.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Namun sejauh ini, RPJMD Kota Medan Tahun 2006-2010 Medan masih dalam bentuk Peraturan Walikota dan belum di Perda kan.
4.3.4. Daftar isi dan Substansi Bahasan RPJM Daerah