optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan
potensi yang ada.
T. Hani Handoko 1984 : 75, mengatakan ada dua alasan dasar perlunya perencanaan.
1. Perencanaan dilakukan untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan, 2. Perencanaan dilakukan untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk
meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
2.4. Persyaratan Pembuatan Perencanaan yang Baik
Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang perencanaan yang baik dengan menyebutkan ciri-ciri, syarat-syarat, dan sebagainya.
Sondang.P. Siagian 1980 : 111 menyebutkan ciri-ciri rencana yang baik sebagai berikut :
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami
teknik-teknik perencanaan. 4.
Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti. 5.
Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan. 6.
Rencana harus bersifat sederhana.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
7. Rencana harus luwes.
8. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
9. Rencana harus bersifat praktis pragmatis.
10. Rencana harus merupakan forecasting. Kunarto 1993 : 15, mengatakan perencanaan yang baik mempunyai
beberapa persyaratan sebagai berikut : 1.
Didasari dengan tujuan pembangunan. 2.
Konsisten dan realistis. 3.
Pengawasan yang kontinu. 4.
Mencakup aspek fisik dan pembiayaan. 5. Memahami
berbagai ciri
hubungan antar variabel ekonomi. 6.
Mempunyai koordinasi yang baik. Sehubungan dengan perencanaan yang baik tersebut, Kartasasmita
1997:49, mengatakan perencanaan pembangunan pada umumnya harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan beberapa unsur pokok, yaitu :
1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif.
3. Jangka waktu
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
4. Masalah-masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan, serta pengalokasiannya.
6. Kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk
melaksanakannya. 7. Orang,
organisasi, atau badan pelaksananya.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan.
Melihat persyaratan perencanaan yang baik yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka tidak mungkin pembuatan perencanaan pembangunan dapat
melibatkan semua pihak atau semua anggota masyarakat. Oleh karena itu partisipasi masyarakat secara menyeluruh dalam pembuatan perencanaan tidak
diperlukan.
2.5. Proses Penyusunan Perencanaan Pembangunan