BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pembangunan
Todaro 2000: 18 menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui
sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembangunan idealnya dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak,
yang melibatkan masalah pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem ekonomi dan sosial. Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas
komponen-komponen ekonomi maupun non ekonomi. Todaro 2000 : 20 mendefenisikan pembangunan merupakan suatu proses multidemensial yang
meliputi perubahan-perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga- lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan. Menurut Todaro 2000 : 21 dari defenisi diatas memberikan beberapa implikasi bahwa :
1. Pembangunan bukan hanya diarahkan untuk peningkatan income, tetapi juga
pemerataan. 2.
pembangunan juga harus memperhatikan aspek kemanusiaan seperti peningkatan:
a. Life Sustenance : Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
b. Self-Esteem : Kemampuan untuk menjadi orang yang utuh yang
memiliki harga diri, bernilai dan tidak diisap orang lain. c.
Freedom From Servitude : Kemampuan untuk melakukan berbagai pilihan dalam hidup, yang tentunya tidak merugikan orang lain.
Konsep dasar di atas telah melahirkan beberapa arti pembangunan yang sekarang ini menjadi populer yaitu :
1. Capacity, hal ini menyangkut aspek kemampuan meningkatkan income atau
produktifitas. 2.
Equity, hal ini menyangkut aspek pengurangan kesenjangan antara berbagai lapisan masyarakat dan daerah.
3. Empowerment, hal ini menyangkut pemberdayaan masyarakat agar dapat
menjadi aktif dalam memperjuangkan nasibnya dan sesamanya. 4.
Suistanable, hal ini menyangkut usaha untuk menjaga kelestarian pembangunan. Todaro, 2000 : 24.
Menurut Rostow dalam Arief 1996 : 29 pengertian pembangunan tidak
hanya pada lebih banyak output yang dihasilkan, tetapi juga lebih banyak jenis output dari pada yang diproduksi sebelumnya. Dalam perkembangannya,
pembangunan melalui tahapan-tahapan: masyarakat tradisional, pra kondisi lepas landas, lepas landas, gerakan menuju kematangan dan masa konsumsi besar-
besaran. Kunci di antara tahapan ini adalah adalah tahap tinggal landas yang di dorong oleh satu sektor atau lebih Arief , 1996 : 30.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
Soekanto 1984 : 45 mengemukakan pendapatnya tentang pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting, proses terjadinya
perubahan secar terus menerus, adanya usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat dan kenaikan pendapatan masyarakat yang terjadi dalam
jangka waktu yang panjang. Demikian pula dengan Todaro 2000:20 yang
menyatakan bahwa pembangunan ekonomi telah digariskan kembali dengan dasar mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran
dalam konteks pertumbuhan ekonomi atau negara yang sedang berkembang.
Bryant dan White 1982 : 15 menegaskan bahwa pembangunan
mengandung implikasi yaitu, Pertama, pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu maupun kelompok. Kedua,
pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan sistem nilai dan kesejahteraan. Ketiga, pembangunan berarti menaruh kepercayaan
kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesepakatan yang
sama, kebebasan memilih, dan kekuasaan untuk memutuskan. Keempat ,pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara
mandiri. Kelima, pembangunan berati mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling
menguntungkan dan saling menghormati. Menurut Gant dalam Suryono 2001 : 31 tujuan pembangunan ada dua
tahap. Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan ini sidah mulai dirasakan hasilnya
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan–kesempatan bagi waranya utnuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut maka banyak aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan, yang diantaranya adalah keterlibatan
masyarakat di dalam pembangunan. Sanit dalam Suryono 2001 : 32 menjelaskan bahwa pembangunan dimulai dari pelibatan partisipasi masyarakat. Ada beberapa
keuntungan ketika partisipasi masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pembangunan yaitu, pertama, pembangunan akan berjalan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Artinya bahwa jika masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pembangunana maka akan tericipta kontrol terhadap pembangunan
tersebut. Kedua, pembangunan yang berorientasi pada masyarakat akan menciptakan stabilitas politik. Oleh karena masyarakat berpartisipasi dalam
perencanaan pembangunan sehingga masyarakat bisa menjadi kontrol terhadap pembangunan yang sedang terjadi.
2.2. Perencanaan Pembangunan