internal dari ormas-ormas itu sendiri. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang informan dari ormas yang mengatakan :
”....Kontribusi ormas dalam RPJMD sebenarnya sangat penting akan tetapi masih sering dinafikan oleh pemerintah. Kondisi di lapangan pemerintah
lebih sering memandang negatif terhadap kemampuan dan kontribusi yang dapat kita berikan sehingga ormas menjadi kurang berkembang dan menjadi organ
yang kelihatannya tidak produktif ..... Akan tetapi dalam hal ini pemerintah bukan satu-satunya penyebab kemandekan ormas, dari lingkungan ormas-ormas itu
sendiri menjadi masalah yang dapat menenggelamkan peran dan keberadaan serta eksistensi ormas. Hal ini terjadi karena tidak adanya kesatuan yang utuh
dan kesatuan suara dari ormas-ormas yang ada sehingga menyebabkan tingkat pressurenya tidak kuat”.
4.4.2. Dukungan Matrik 4.2
Bentuk Ideal dan Realitas Dukungan Masing-Masing Unsur Dalam Perumusan RPJM Kota Medan Tahun 2006-2010
Bentuk Dukungan
No
Unsur Ideal
Realitas
1
Pemko Medan
Dukungan Teknis, Fasilitas dan Anggaran
Penyelenggaraan Musrenbang sampai
penyusunan RPJM Sudah memberikan secara maksimal
bantuan teknis maupun fasilitas demi terselenggaranya Musrenbang sampai
penyusunan RPJMD
2
Akademisi Kesediaaan menjadi media konsultasi dan
menyiapkan tenaga ahli dan profesional untuk
mendukung perumusan dan rancangan terbaik
bagi RPJMD Ketersediaan tenaga dan potensi
akademis masih kurang maksimal disertakan dalam proses penyusunan
RPJMD, tenaga akademis belum diposisikan menjadi icon penting
dalam proses perumusan RPJMD
3
Ormas Menjadi sebuah pintu
masuk bagi data—data realitas kondsi
masyarakat karena merupakan organ yang
berasal dari masyarakat dan lebih dekat dengan
masyarakat dan Dukungan data hanya sebatas untuk
dipersentasekan dalam artian peran hanya masih sebagai formalitas.
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
memilki data yang lebih akurat mengenai
kondisi riil masyarakat yang dibutuhkan dalam
Musrenbang dan Penyusunan RPJM
4
Media Massa
Menjadi salah satu ujung tombak dalam
sosialisasi informasi yang perlu disediakan
untuk mendukung penyelenggaraan
musrenbang . Baik pada tahap pra
pelaksanaan musrenbang sampai
kepada tahap sosialisasi hasil baik bagi
stakeholder maupun masyarakat luas
Masih terjadi pembatasan informasi dan pembatasan akses untuk
mendapatka informasi tentang penyelenggaraan kegiatan sehingga
media menjadi sangatmiskin informasi untuk disebarluasakan atau untuk
disampaiakan kepada khalayak
5.
DPRD Memberikan dukungan
politis atas kebijakan yang dilakukan oleh
eksekutif dengan bentuk mengesahkan
Perda RPJMD. Ini bermakna bahwa
penyusunan RPJMD melibatkan proses
konsultasi dengan kekuatan politis
terutama Kepala Daerah Terpilih dengan
DPRD Selama ini sudah berjalan dengan baik
namun untuk periode saat ini belum terlihat secara jelas dan menyeluruh
berhubung karena RPJMD belum disahkan menjadi PERDA.
Sumber : Data Primer diolah, 2006 Pada dasarnya RPJMD merupakan produk politik dimana dibutuhkan
komitmen dan persamaan persepsi dari unsur eksekutif, legislatif, dan unsur-unsur lain untuk melaksanakan substansi yang terkandung dalam RPJMD tersebut.
Keterlibatan unsur-unsur dalam proses pembangunan, termasuk dalam proses penganggaran sebenarnya adalah merupakan sesuatu kewajiban dan
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
merupakan salah satu bagian dari hak-hak politik mereka sebagai warga negara Laode Ida, 2000. Dari hal ini terlihat bahwa sistem bottom-up planning ini
adalah sebagai suatu pendekatan perencanaan yang seharusnya diikuti karena dipandang lebih berdasarkan suatu kebutuhan nyata dari masyarakat.
Bentuk ideal dan realitas dukungan masing-masing masing-masing unsur dapat dilihat dalam uraian matrik 4.2 di atas. Dapat disimpulkan bahwa adanya
keterbatasan semua unsur dalam mendukung perumusan RPJMD Kota agar dapat terwujud. Unsur informan dari Pemko Medan menyatakan bahwa Pemko sudah
berupaya secara maksimal dalam merancang dan melaksanakan teknis penyelenggraaan RPJMD.
Sementara itu, informan yang mewakili media massa menyatakan dukungannya kurang efektif melihat adanya keterbatasan unsur media massa
untuk terlibat dalam semua proses perumusan RPJM Kota Medan tahun 2006- 2010. Menurut informan, selama ini media massa hanya diundang dalam acara
yang sifatnya seremonial saja, sedangkan dalam proses perumusan RPJMD lebih lanjut media massa tidak dilibatkan. Kondisi ini sering menyebabkan pemberitaan
yang “kosong”terhadap massa, hal ini sesuai dengan pernyataan salah seorang informan dari media massa .
“Kita dari pihak media masssa sebenarnya sangat sering dihadapkan dengan permasalahan hati nurani dalam proses perumusan RPJMD ini. Faktor
potensi dan keunggulan media massa yang dapat dipergunakan menyokong dan mendukung kesuksesan penyelenggraaan RPJMD ini sangat minim dalam hal
realisasinya. Hakekat dukungan media massa sering dianggap sebagai sesuatu yang dapat membahayakan sehingga sangat sedikit diberi ruang gerak dan akses
informasi dalam proses penyelenggraaan ini. Akibatnya, media massa sering menyajikan berita “kosong” kepada khalayak akibat tuntutan bisnis. Berita
kosong dalam hal ini maksudnya kita hanya menyajikan headline yang sangat
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu yang besar dari pembaca namun dari esensi isinya sangat minim informasi dan sangat sering tidak mengulas headline
tersebut.
Sedangkan informan yang mewakili unsur ormas menyatakan bahwa walau Pemko telah memiliki inisiatif untuk melibatkan unsur ormas dalam
perencanaan pembangunan kota, namun masih disayangkan kondisi tersebut tidak begitu berpengaruh karena hakekat keikutsertaan ormas masih sebagai pelengkap
dan dianggap sebagai formalisasi saja. Kondisi ini sangat sering mengecewakan para ormas-ormas yang benar-benar berkerja dan bergerak sesuai hati nurani
masyarakat. Hal ini sesuai dengan penuturan dari informan yang berasal dari ormas yang mengatakan :
“ ....Jikalau ormas-ormas yang ada di kota ini memiliki nurani dan pemandangan yang sama tentunya akan secara bersama-sama merasa kecewa
dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Adalah kondisi yang sebenarnya sangat menyakitkan mengetahui apabila kemampuan dan sumbangan yang kita miliki
tidak diperhitungkan dan kita mengetahui bahwa apa yang kita upayakan hanya untuk di dengarkan saja dan bukan untuk diperhitungkan.”
Disamping permasalahan tersebut di atas kondisi yang kerap terjadi adalah keterlambatan penyampaian informasi oleh Pemko sehingga tidak tersedia waktu
yang cukup bagi ormas untuk membuat program yang matang pada saat Musrenbang tersebut. Demikian halnya dengan penilaian informan dari unsur
Akademisi yang menyatakan bahwa pada dasarnya unsur akademisi hanya dilibatkan dalam sebagian proses saja, dalam arti tidak pada semua proses
penyusunan RPJMD tersebut melibatkan unsur Akademisi sekalipun keterlibatan itu diperlukan. Lebih lanjut informan ini menilai alasan dari tidak dilibatkannya
keseluruhan unsur, termasuk unsur Akademisi, pada setiap acara musyawarah dan
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
pembuatan draft finalisasi RPJMD. Namun demikian pemerintah punya alasan tersendiri mengapa semua masyarakat tidak diundang dalam musrenbang kota.
Alasannya lebih pada ketidak efesienan, biaya, dan tempat yang tidak memadai. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan dari Pemko yang
mengatakan “dalam musrenbang tingkat kota kita tidak mengundang masyarakat luas tetapi
bukan berarti kita tidak melibatkan masyarakat, kita mengundang semua LPM dari setiap kelurahan sebagai wakil-wakil masyarakat per kelurahan, kita juga
mengundang DPRD yang kita anggap juga sebagai wakil rakyat. Alasannya, kalau kita undang semuanya membutuhkan biaya yang besar dan mau dimana
kita buat tempatnya, sedangkan ormas di seluruh Kota Medan ada sejumlah 2000. dan saya pikir juga kurang efesien”.
4.4.3. Komitmen
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, dalam perumusan RPJMD Kota Medan dukungan dari Stakeholder ditandai dengan salah satu proses yang
disebut sebagai pembuatan komitmen dan kesepakatan. Komitmen dalam hal ini memiliki makna bahwa bukan hanya pemerintah sendiri saja yang harus
melaksanakan segala amanat yang terkandung dalam dokumen RPJMD yang telah dibuat tersebut, melainkan seluruh unsur stakeholder harus turut ikut serta dalam
mensukseskan program dan segala yang terkandung dalam RPJMD. Hal ini merupakan kelanjutan dari makna kesepakatan yang berarti
dokumen RPJMD tersebut merupakan keputusan dan kebijakan bersama, sehingga harus dilaksanakan bersama-sama.
Perencanaan partisipatif membutuhkan dukungan dari semua stakeholder. Dalam perumusan RPJM Kota Medan dukungan stakeholder tersebut ditandai
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
dengan salah satu proses yang disebut sebagai pembuatan komitmen dan kesepakatan. Makna dari komitmen adalah bahwa bukan pemerintah saja yang
diharuskan untuk melaksanakan amanat yang terkandung dalam dokumen RPJMD tersebut, namun unsur stakeholder lainnya harus turut serta mensukseskan
program yang ada dalam RPJMD. Sedangkan makna kesepakatan adalah bahwa dokumen RPJMD tersebut merupakan keputusan dan kebijakan bersama. Realitas
ini mengisyaratkan bahwa dokumen tersebut adalah dokumen bersama yang tidak dibuat secara sepihak oleh pemerintah.
Matrik 4.3 Bentuk Komitmen Ideal Dan Realitas Masing-Masing Unsur Dalam
Perumusan RPJM Kota Medan Tahun 2006-2010 Bentuk Komitmen
No Unsur
Ideal Realitas
1 Pemko Medan
Mengawal Perumusan dan setiap proses dalam perumusan
RPJM Kota Kota Medan 2006- 2010.
Sudah terbukti dengan terselenggaranya semua
kegiatan yang berhubungan dengan proses RPJMD
2 Akademisi Aktif memberikan Dukungan
Teknis dan Konsultasi dalam Proses Perumusan RPJM sesuai
dengan konsep Tri Dharma PT dan selalu komitmen untuk
menjadi organ netral yang bertindak secara objektif dan
mengedepankan profesionalisme dan
menjungjung tinggi kejujuran dan kepedulian sosial yang
tinggi Belum dapat direalisasikan
karena yang terjadi karena komitmen tersebut masih
sebatas konsep ideal dan kesulitan menerapkannya
karena yang terjadi selama ini pihak akademisi yang
dipakai adalah individu- individu yang dekat dengan
pemerintah dan di kalaim sebagai perwakilan
akademisi .
3 Ormas Kesediaan
mendukung segala
kebutuhan dalam penyelenggaraan RPJMD
sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki
Kurang diperhitungkan dan kurang dimanfaatkan dalam
proses penyusuanan RPJMD
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
4 Media Massa
Melakukan publikasi, diseminasi informasi tentang
pembangunan Kota Medan Tetap melakukan publikasi
walaupun dengan ruang yang terbatas dalam media
5 DPRD
Menjadi mitra counterpart tim penyusun RPJMDRenstra
SKPD yang berasal dari perwakilan komisi-komisi,
Tidak semua anggota DPRD konsisten dalam
menyuarakan aspirasi warga.
Sumber : Data Primer diolah, 2006 Informan dari Akademisi, Ormas dan Media Massa menilai bahwa
pernyataan komitmen, sebagaimana hal tersebut merupakan bagian dari proses perumusan RPJMD, dan merupakan konsensus yang harus dilaksanakan serta
memiliki kekuatan moral bagi semua unsur untuk tunduk atas komitmen bersama tersebut.
Informan yang mewakili unsur Pemko Medan menyatakan selaku Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas dalam perencanaan pembangunan,
Pemko sudah merealisasikan komitmennya. Hal ini dapat dilihat hasil terselenggaranya kegaiatan musrenbang sampai pada perumusan RPJMD.
Sementara unsur Akademisi menilai Perguruan Tinggi PT pada hakekatnya merupakan Center of Excellent, Mora Force dalam menanggapi
fenomena yang ada di masyarakat. Akan tetapi kondisi yang terjadi di lapangan komitmen tersebut belum dapat direalisasikan karena yang terjadi komitmen
tersebut masih sebatas konsep ideal dan kesulitan menerapkannya karena yang terjadi selama ini pihak akademisi yang dipakai adalah individu-individu yang
dekat dengan pemerintah dan di klaim sebagai perwakilan akademisi. Hal ini
M. Arifin. Nst : Perencanaan Pembangunan Partisipatif Studi Tentang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010.
USU e-Repository © 2008.
sesuai dengan pernyataan salah seorang informan dari Akademisi yang mengatakan :
“adalah suatu kesulitan untuk merapkan komitmen secara utuh karena hal ini menyangkut nurani .Yang menjadi permaslahan adalah komitmen yang ada
adalah komitmen secara umum atas nama akademisi sementara yang sering terjadi pihak akademisi yang sering dilibatkan dalam proses ini biasanya datang
secara pribadi karena hubungan atau kedekatan tertentu sehingga sangat sulit menerapkan komitmen tersebut. Kadang kala kita dari pihak akademis tidak
megetahui siapa dan dari mana akademisi yang dilibatkan tersebut. Hal ini menjadi kendala utama dalam realisasi komitmen akademisi.”
Masyarakat, yang juga merupakan komponen yang ada di dalam masing-
masing unsur informan penelitian ini, merupakan suatu kesatuan menyeluruh yang diikat oleh perjanjian bersama konsensus untuk menata dan membangun
kehidupan bersama. Komitmen tersebut merupakan kesepakatan semua unsur selanjutnya dilaksanakan secara bersama. Adanya unsur yang melanggar
kesepakatan tersebut akan memunculkan instabilitas sistem yang sangat mengganggu dalam pembangunan kehidupan bersama. Untuk menjaga stabilitas
maka diperlukan komitmen masing-masing unsur untuk berlaku dan bertindak berdasarkan peran masing-masing dalam mensukseskan pembangunan kota.
4.4.4. Kerjasama