Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
a. ESP dapat dihubungkan atau disusun untuk siplin ilmu khusus; b. ESP mungkin menggunakan sebuah metodologi berbeda dari general
English dalam situasi pengajaran khusus; c. ESP mungkin dapat disusun bagi pembelajar dewasa, pada suatu intstansi
atau dalam situasi kerja profesional. Namun dapat juga digunakan bagi pembelajar pada tingkat sekolah menengah;
d. ESP disusun secara umum untuk peserta didik pada tingkat menengah atas atau tinggi;
e. Kebanyakan program ESP berdasar kepada beberapa sistem pengetahuan dasar bahasa tetapi dapat juga digunakan oleh para pemula.
Untuk definisi ESP yang lebih luas maka Hutchinson Waters 1987:19 mengatakan: “ESP is an approach to language teaching in which all decisions as to
content and method are based on the learner’s reason for learning”. Dikatakan bahwa ESP adalah suatu pendekatan kepada pengajaran bahasa dimana semua
keputusan seperti isi dan metode berdasarkan alasan belajar para peserta didik.
b. Jenis-Jenis ESP
David 1983: 4-5 mendefinisikan ESP kedalam 3 tiga jenis yaitu: 1. Bahasa Inggris sebagai suatu bahasa terbatas;
2. Bahasa Inggris untuk Tujuan Pekerjaan dan Akademis English for Academic and Occupational Purposes- EAOP;
3. Bahasa Inggris dengan topik khusus.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Bahasa yang digunakan oleh pengatur perjalanan udara atau oleh pelayan adalah contoh bahasa Inggris sebagai suatu bahasa terbatas. Mackay dan Mountford 1978:
11 secara jelas mengilustrasikan perbedaan antara bahasa terbatas dan bahasa dengan pernyataannya : “…the language of international air-traffic control could be
regarded as ‘special’, in the sense that repertoir required by the controller is strictly limited and can be accurately determined situationally, as might be the linguistic
needs of a dining-room waiter or air-hostess. However, such restricted repertoires are not languages, just as a tourist phrase book is not grammar. Knowing a restricted
‘language’ would not allow the speaker to communicate effectively in novel situation, or in contexts outside the vocational environment”.
Jenis ESP yang kedua adalah yang didefinisikan oleh Carter adalah bahasa Inggris untuk tujuan pekerjaan dan akademis EAOP. Hutchinson Waters 1987: 25
dalam ‘Tree of ELT’ mengatakan bahwa ESP dipecah lagi kedalam tiga cabang, yaitu : a English for Science and Technology EST, b English for Business and
Economics EBE, dan c English for Social Studies ESS. Masing-masing subjek ini dibagi lagi kedalam dua cabang : English for Academic Purposes EAP dan English
for Occupational Purposes EOP. Contoh EOP adalah ‘English for Technicians’ sedangkan contoh EAP adalah ‘English for Medical Studies’.
Jenis ESP ketiga dan yang terakhir yang dijelaskan oleh Carter 1983: 134 adalah bahasa Inggris dengan topik khusus. Jenis ESP ini secara unik berhubungan dengan
kebutuhan bahasa Inggris pada masa yang akan datang, contohnya, adalah para ilmuwan yang membutuhkan bahasa Inggris untuk membaca bahan pelajaran pada
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
tingkat yang lebih tinggi, menghadiri konferensi internasional atau bekerja di perusahaan asing. Namunpun demikian jenis ini bukanlah sebuah jenis ESP yang
tersendiri melainkan suatu komponen program ESP yang memfokuskan pada bahasa situasi. Bahasa situasi ini telah ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari
kebutuhan penggunaan bahasa di tempat kerja workplace.
c. Ciri-ciri atau karakteristik program ESP