Ciri-ciri atau karakteristik program ESP Makna Kata ‘Special’ dalam ESP

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 tingkat yang lebih tinggi, menghadiri konferensi internasional atau bekerja di perusahaan asing. Namunpun demikian jenis ini bukanlah sebuah jenis ESP yang tersendiri melainkan suatu komponen program ESP yang memfokuskan pada bahasa situasi. Bahasa situasi ini telah ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari kebutuhan penggunaan bahasa di tempat kerja workplace.

c. Ciri-ciri atau karakteristik program ESP

Carter 1983: 134 menyatakan bahwa ada tiga ciri-ciri umum program ESP, yaitu: a material asli, b berorientasi tujuan dan c mengarahkan sendiri. Jika kita melihat pendapat Dudley-Evans 1997: 83 mengklaim bahwa ESP harus diberikan pada sebuah level menengah ataupun tinggi dan kelayakan penggunaan bahan pembelajaran asli. Sementara itu, orientasi tujuan mengacu kepada simulasi tugas-tugas komunikatif yang sesuai dengan penyusunan sasaran. Carter mencatat bahwa pada waktu simulasi para peserta didik dalam suatu konferensi termasuk melibatkan penyiapan kertas kerja, membaca, mencatat dan menulis. Karakteristik terakhir program ESP adalah mengarahkan sendiri self-direction. Dalam hal ini Carter 1983: 134 menyatakan bahwa “…point of including self- direction…is that ESP concerned with turning learners into users”. Dalam upaya untuk mengarahkan sendiri, para peserta didik harus mempunyai keberanian untuk memutuskan kapan, apa dan bagaimana mereka akan belajar. Carter juga menambahkan harus ada suatu usaha yang sistematis oleh pengajar untuk Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 memberikan peserta didik bagaimana belajar dengan cara mengajarkan mereka tentang strategi belajar. Namun ada yang berpendapat bahwa apa yang penting bagi peserta didik adalah belajar bagaimana mengakses informasi dalam sebuah budaya baru.

d. Makna Kata ‘Special’ dalam ESP

Mackay dan Mountford 1978: 4 mengatakan : “The only practical way in which we can understand the notion of special language is as a restricted repertoire of words and expressions selected from the whole language because that restricted repertoire covers every requirements within a well-defined context, task or vocation”. Dikatakan disini bahwa hanya satu cara yang praktis dimana kita dapat memahami gagasan bahasa khusus adalah seperti sebuah kata-kata dan ungkapan dalam suatu sandiwara yang dipilih dari keseluruhan bahasa karena kata-kata atau ungkapan tersebut mencakup setiap permintaan dalam konteks, tugas dan pekerjaan yang sudah diatur dengan baik. Sebaliknya Mackay dan Mountford berpendapat bahwa suatu maksud khusus mengacu kepada tujuan dimana peserta didik belajar sebuah bahasa bukan alamiah bahasa yang mereka pelajari. Karena itu fokus makna kata ‘special’ dalam ESP seharusnya menjadi tujuan bagi pserta didik belajar dan bukan hanya jargon ataupun istilah yang mereka pelajari. 2.6 Penyusunan Silabus 2.6.1 Kurikulum dan Silabus