Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil paparan analisis pada Bab IV tentang pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata BIPar, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai
berikut :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
1. Tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar khususnya di bagian Divisi Kamar yang meliputi bagian Kantor Depan dan Tata Graha pada Akademi Pariwisata Medan
Akpar berada pada level diperlukan. Pemenuhan kebutuhan pembelajaran
BIPar ini dikarenakan beberapa faktor yaitu : a. Banyaknya turis mancanegara yang mengunakan bahasa Indonesia ketika
beraktifitas di hotel berbintang. b. Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa Akpar Medan yang cenderung
menggunakan ragam bahasa sehari-hari gaul ketika melayani tamu, khususnya tamu domestik yang berkunjung ke hotel. Hal ini menyebabkan
image yang tidak baik terhadap hotel. c. Penguasaan bahasa yang baik juga menentukan dalam pengembangan karir
pekerjaan mereka pada masa mendatang. d. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik juga menunjukkan kredibilitas dan
kompetensi mahasiswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik. e. Kebutuhan terhadap bidang pekerjaan yang secara spesifik harus menguasai
bahasa sebagai alat komunikasi, baik bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya.
f. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik merupakan realisasi kebanggan diri sebagai warga negara dan merupakan jatidiri bangsa.
2. Fungsi bahasa BIPar adalah fungsi komunikatif dimana bahasa Indonesia yang diajarkan cenderung kepada pengelompokkan fungsi- tersebut dalam ranah
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
komunikasi efektif. Fungsi-fungsi tersebut secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Fungsi pembuka; b. Fungsi paparan;
c. Fungsi mengendalikan; d. Fungsi penutup.
Sedangkan ragam bahasa BIPar cenderung kepada ragam bahasa tidak standarnonstandar. Ragam bahasa standar atau baku Indonesia tidak diterapkan
dalam pembelajaran BIPar karena ragam baku menjadikan komunikasi berlangsung tidak efektif. Pemakaian istilah asing tentang bagian divisi kamar
mendominasi pembelajaran BIPar disebabkan oleh padanan kata yang tidak dikenal luas dikalangan masyarakat. Untuk pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Bidang Khusus Indonesian for Specific Purposes memunculkan suatu
paradigma baru yakni : pemakaianpenggunaan ragam bahasa non-standar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran demi terciptanya komunikasi
efektif sebagai tujuan utama dari pembelajaran bahasa untuk bidang khusus.
3. Secara umum pembelajaran bahasa mencakup kepada dua hal yang melibatkan tujuan yakni : tujuan akademik dan tujuan pekerjaan. Dalam proses pembelajaran
BIPar yang tergolong masih relatif baru penulis memberikan model pembelajaran yang mengadopsi metode pembelajaran pada English for Specific Purposes
ESP. Silabus yang disusun merupakan silabus yang komunikatif dimana materipokok bahasa mencakup fungsi bahasa pada aktifitas yang terdapat di
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
bagian kantor depan serta tata graha seperti : harga kamar, jenis kamar, keluhan tamu, prosedur check-in dan lain-lain. Komponen tata bahasa beserta seluruh
parameternya seperti tata cara penulisan, penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan EYD tidak diketengahkan dalam model pembelajaran ini karena pembelajaran
ini ditujukan untuk berkomunikasi efektif secara lisan dengan tamu dan teman sejawat.
5.2 Saran