Pengertian dan Hakikat Komunikasi Proses Komunikasi

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009

2.7.1 Pengertian dan Hakikat Komunikasi

Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin “communicatio”, istilah ini berasal dari perkataan “communis” artinya ‘sama’, maksudnya ‘sama makna atau sama arti’. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Sementara itu hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kerpada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Tegasnya komunikasi berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Yang perlu dicermati dan dipelajari tentang pentingnya komunikasi karena menyangkut tentang isi pesan yang disampaikan melalui bahasa dalah bahwa jika seseorang salah komunikasinya miscommunication maka orang yang dijadikan sasaran mengalami salah persepsi misperception yang gilirannya menjadi salah interpretasi misinterpretation, berikutnya mejadi salah pengertian misunderstanding dan dalam hal tertentu akan menimbulkan salah perilaku misbehaviour.

2.7.2 Proses Komunikasi

Bagaimana tekniknya agar komunikasi yang dilancarkan seseorang komunikator dapat berlangsung efektif dalam prosesnya dapat ditinjau dari dua perspektif : 1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dalam perspektif tini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Terjadinya suatu proses komunikasi isi pesan berupa pikiran dan lambang umumnya bahasa.Walter Lippman menyebut isi pesan “picture in our head” sedangkan Walter Hagemann menamakannya “das bewustseininhalte”. Prose “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator yang dinamakan ‘encoding’. Sedangkan proses dalam diri komunikan disebut ‘decoding’ seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan. 2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis. Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau dengan tangan kalau tulisan. Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata atau indera-indera lainnya. Adakalanya komunikasi tersebar dalam jumlah yang relatif banyak sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana. Dalam situasi ini disebut komunikasi massa. Komunikasi efektif dapat dilakukan melalui dua cara yakni: 1. Komunikasi lisan dan; 2. komunikasi tulisan Dalam menciptakan komunikasi efektif sebagai bentuk tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata maka terdapat beberapa faktor-faktor penunjang komunikasi efektif. Faktor-faktor tersebut pada awalnya memuculkan suatu pertanyaan: Mengapa komunikasi kita pelajari dan teliti? Pertanyaan tersebut Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 memunculkan jawaban bahwa kita mempelajari dan meneliti komunikasi karena kita ingin mengetahui bagaimana efek suatu jenis komunikasi kepada seseorang. www.etika-filsafat-komunikasi. blogspot.com Selanjutnya kita lihat apa yang disebut “the condition of success in communication”, yakni suatu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki dengan memperhatikan: 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan sehingga dimengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan. Berikut ini adalah beberapa faktor komponen komunikan: 1. Para ahli komunikasi meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan. 2. Pertanyaan :”know your audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikasi disebabkan pentingnya untuk mengetahui: a. Timing waktu yang tepat untuk suatu pesan, b. Bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini: 1. Dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi, 2. Pada saat mengambil keputusan, sadar sesuai dengan tujuannya, 3. Pada saat mengambil keputusan, sadar sesuai dengan tujuannya, 4. Mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik. Selanjutnya terdapat dua faktor komponen komunikator, yaitu: 1. Kepercayaan pada komunikator source credibility Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu peryataan yang benar. Kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan. Kepercayaan ditentukan oleh keahliannya dan dapat dipercaya karena kepercayaan yang besar dapat merubah sikap. 2. Daya tarik komunikator source of attractiveness Hasrat seseorang untuk menyamakan dirinya dengan komunikator. Komunikator akan sukses dalam komunikasinya bila berhasil memikat perhatian komunikan sehingga akan mempunyai kemampuan melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. Komunikan menyenangi komunikator apabila merasa adanya kesamaan khususnya kesamaan ideologi yang lebih penting dari pada kesamaan demografi. Selain itu pula Hartley menyebut “the image of other” yakni bahwa seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya kalau menyesuaikan komunikasinya dengan “the image” dari komunikan, yaitu: 1. Memahami kepentingannya, Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. Kebutuhannya, 3. Kecakapannya, 4. Pengalamannya, 5. Kemampuan berpikirnya dan, 6. Kesulitannya. Intinya adalah komunikator harus dapat menjaga kesemestaan alam mental yang terdapat pada komunikan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode Penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata BIPar didasarkan pada metode deskriptif dengan mengacu kepada pendekatan kualitatif. Menurut Djadsudarma 1993:10 penelitian kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis maupun lisan di masyarakat bahasa. Pendekatan kualitatif yang melibatkan data lisan didalam bahasa melibatkan apa yang disebut informasi. Informasi yang dimaksudkan adalah sumber bahasa yang berasal dari penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa Akpar Medan ketika mereka berinteraksi dengan tamu yang pelanggan hoteltravel. Selain itu juga sumber bahasa tulisan berasal dari bahasa tulisan mahasiswa pada saat