Cara Penyajian Hasil Analisis Data Tingkat Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pembelajaran BIPar

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dari data-data yang sudah melalui tahapan analisis seperti yang sudah diuraikan diatas, peneliti akan mengembangkan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata untuk satu semester atau minimal empatbelas kali pertemuan.

3.6 Cara Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data akan menggunakan metode formal dan informal. Metode formal digunakan dalam penyajian data yang menggunakan angka, tabel maupun bagan. Seperti misalnya angka-angka digunakan untuk menjelaskan tentang persentase tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar. Tabel digunakan dalam ringkasan teori serta penggunaan bagan pada model penelitian. Metode informal digunakan dalam menguraikan data secara rinci dengan kata-kata seperti uraian mengenai fungsi dan ragam bahasa, penyusunan silabus pembelajaran BIPar yang komunikatif, English for Specific Purposes ESP, prinsip komunikasi efektif, sampai kepada sutau model pembelajaran BIPar yang tercantum dalam silabus pembelajaran BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan. Model Penelitian : Penggunaan Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata BIPar Sebuah Kajian Pembelajaran Bahasa Indonesia Bidang Pariwisata BIPar Analisis Kebutuhan Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Analisis fungsi Analisis Ragam Bahasa Analisis pembelajaran BIPar BIPar BIPar Fungsi BIPar Teori dan Konsep ESP, Teori penyusunan com- dengan teori tindak tutur Teori Ragam Bahasa municative syllabus dan dan sisat kesantuan komunikasi efektif Teori pragmatik Temuan Penelitian BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1 Tingkat Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pembelajaran BIPar

Pemerolehan data tentang kebutuhan peserta didik mahasiswa terhadap signifikansi pembelajaran BIPar di Akademi Pariwisata Medan didapat dari kuesioner yang ditujukan kepada Manajemen Akpar Medan. Pihak Manajemen Akpar Medan dalam hal ini adalah Direktur Akpar Medan. Sebagai langkah awal dalam penyusunan silabus bagi pembelajaran bahasa untuk bidang khusus ESP, maka hal ini mutlak diperlukan. Begitu juga halnya dengan pembelajaran BIPar di Akpar Medan. Dengan kata lain langkah awal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan analisis kebutuhan needs analysis. Analisis kebutuhan Bagan 1. Model Penelitian Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dapat diberikan dalam bentuk wawancara dan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pembelajaran BIPar diberikan dan bahanmateri yang akan disusun dalam suatu silabus pembelajaran bahasa untuk bidang khsusus. Wawancara ataupun kuesioner dapat ditujukan kepada manajemen sponsor maupun perserta didik itu sendiri. Hasil analisis kebutuhan merupakan bahan dalam kerangka penyusunan silabus pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata BIPar. Berikut ini adalah hasil analisis kebutuhan yang ditujukan kepada Manajemen Akpar dalam memenuhi bahan penyusunan silabus pembelajaran BIPar. Tabel 1. Hasil Wawancara tentang Kebutuhan Pembelajaran BIPar di Akpar Medan No Variabel Jawaban Manajemen Akpar Medan Keterangan 01 02. Sejauhmanakah perlunya pembelajaran BIPar bagi mahasiswa di Akpar Medan? Apakah yang diharapkan dari mahasiswa setelah mereka mendapatkan pembelajaran BIPar? Ya, dirasa sangat perlu karena ternyata banyak turis asing yang juga ingin menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu juga, penggunaan bahasa Indonesia pada bidang pekerjaan di hotel dirasa masih kurang. Minimal mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia bidang perhotelan khususnya di kantor depan maupun bagian rumah tangga secara baik. Pilihan kata mereka juga sesuai dan tepat, khususnya jika kebetulan ada turis asing yang juga ingin Diperlukan Diperlukan Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 03 04 Bagimanakah dengan peserta didik? Apa target pekerjaan yang diharapkan setelah mendapatkan pembelajaran BIPar? Berapakah jumlah mahasiswa manajemen divisi kamar seluruhnya? Dan berpakah jumlah mhs belajar berbicara bhs Indonesia. Target utama yang kami harapkan adalah mereka dapat mengetahui bahwa bahasa Indonesia ternyata juga dapat dipelajari dan digunakan dalam bidang pekerjaan mereka secara baik. Bahwa mereka juga harus tahu tentang istilah yang digunakan pada bidang perhotelan karena berhubungan dengan levelisasi karir mereka, dll. Jumlah seluruh mahasiswa basic berkisar sembilah puluh orang. Ada tiga kelas sehingga masing masing kelas No Variabel Jawaban Manajemen Akpar Medan Keterangan 05. 06 07. Di kelas? Bagaimanakah latar belakang daerah asal mereka? Bagaimana beban SKS mata kuliah bahasa Indonesia? Apakah mereka pernah berjumpa dengan turis wisman yang juga ingin berbahasa Indonesia? Berjumlah tigapuluh orang. Ya, bervariasi. Namun lebih dominan berasal dari Kabupaten Simalungun, Karo dan Tapanuli. Hanya 2 SKS tidak lebih dan diberikan pada saat semester satu atau dua. Ya, khususnya bagi mereka yang baru melaksanakan PKN, dan ternyata dari hasil evaluasi mereka bertemu dengan turis asing yang ingin berbahasa Indonesia. Jadi mungkin pembelajaran BIPar diperlukan Lanjutan tabel 1 Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 08. Bagaimana diktat dan bahan ajar yang diberikan selama ini untuk pembelajaran bahasa Indonesia? guna memudahkan mahasiswa dalam berkomunikasi efektif menggunakan bahasa Indonesia selain bahasa Inggris tentunya. Dari Diktat yang diberikan kepada mahasiswa, adalah tentang cara penulisan bahasa Indonesia dengan konsep EYD, selain itu juga bagaimana penulisan, lay-out dan tata cara penulisan Tugas Akhir TA mahasiswa. Untuk level mahasiswa apalagi yang berkecimpung di dunia pariwisata dan perhotelan, komunikasi dalam bahasa indonesia secara efektif dapat juga diperhitungkan. No Variabel Jawaban Manajemen Akpar Medan Keterangan 09 . Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia pada saat bekerja di hotel khususnya di bagian divisi kamar? Belum ada penelitian sebelumnya, jadi saya tidak dapat memberikan jawaban. Namun secara kasat mata terlihat bahwa adanya kecenderungan kekurangmampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia pada saat briefing, saat bertugas di kantor depan, dan ketika mereka merapikan kamar. Jadi, untuk membuktikannya memang diperlukan penelitian contohnya seperti yang dilakukan sekarang ini pembelajaran BIPar. Sebetulnya jika seseorang Lanjutan tabel 1 Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dapat berbicara bahasa asing dengan baik, sebelumnya pastilah bahasa ibunya sudah dikuasai terlebih dahulu. Jadi memang diperlukanlah suatu konsep pembelajan bahasa Indonesia untuk bidang khusus Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa selama ini pembelajaran BIPar hanya terfokus kepada parameter-parameter bahasa Indonesia saja seperti penggunaan EYD yang tepat, tata cara penulisan Tugas Akhir mahasiswa dan lain sebagainya. Selain itu juga dari paparan Manajemen Akademi Pariwisata Medan bahwa sebetulnya dapat juga diberikan pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus mengingat bahwa ternyata ketika mereka melaksanakan Praktik Kerja Nyata PKN di industri perhotelan dan pariwisata lainnya diketahui bahwa tamu yang berasal dari mancanegara cenderung ingin berbicara menggunakan bahasa Indonesia . Dari jawaban Manajemen Akpar Medan bahwa pembelajaran BIPar dapat diperhitungkan dan diberikan kepada mahasiswa Akpar Medan. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran BIPar belum pernah diberikan dan dirasa perlu untuk ditemukenali sebagai bagian dari mata kuliah bahasa Indonesia yang selama ini disampaikan kepada mahasiswa. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. Mahasiswa cenderung dihadapkan pada kenyataan dilapangan bahwa turis mancanegara juga ingin menggunakan bahasa Indonesia ketika berkunjung ke Indonesia. 3. Terjadi hambatan komunikasi ketika mereka melakukan praktik di kampus dikarenakan ketidakmampuan mahasiswa dalam menyerap kata-kata dan ungkapan yang tepat dalam mengekspresikan bidang pekerjaan mereka di kantor depan hotel front office dan bagian rumah tangga housekeeping. 4. Bahwa bahasa menunjukkan kepribadian dan jalan pikiran seseorang serta wawasan dan cakrawala berpikirnya sehingga bagi Manajemen Akpar sendiri berkeyakinan bahwa tingkat kemampuan bahasa Indonesia selain bahasa Inggris tentunya dapat menentukan levelisasi karir mereka di industri perhotelan dan pariwisata. 5. Bahwa dibutuhkan pembelajaran bahasa untuk bidang khusus dalam hal ini adalah bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan. Selain sebagai suatu mata kuliah yang wajib diikuti mahasiswa diharapkan bahasa Indonesia membawa harum nama bangsa dan lebih dikenal jauh oleh turis mancanegara. Untuk lebih mendalami lebih jauh tentang kebutuhan mahasiswa terhadap pembelajaran BIPar, penulis mengajukan beberapa kuesioner kepada duapuluh orang responden yang juga merupakan mahasiwa Akpar Medan. Mereka adalah mahasiswa semester empat, Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi Manajemen Divisi Kamar. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pemilihan mereka sebagai responden adalah berdasarkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Mereka telah mendapatkan mata kuliah bahasa Indonesia pada saat semester dua. 2. Telah magang PKN pada industri perhotelan khususnya di hotel minimal berbintang tiga. 3. Telah mengadakan komunikasi langsung dengan turis mancanegara. 4. Mengetahui dengan pasti tentang pentingnya menguasai bahasa Indonesia dengan baik pada bidang pekerjaan masing-masing. Tabel berikut menunjukkan tanggapan responden terhadap tingkat kebutuhan pembalajaran BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan. Tabel 2. Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Pembelajaran BIPar n = 20 No Pertanyaan Tanggapan Ya Sudah Tanggapan Tidak Belum Presentase Ket 01 02. 03. 04 Apakah diperlukan pembelajaran BIPar di lingkungan Akpar Medan. Apakah penguasaan BIPar bermanfaat bagi pengembangan karir. Apakah pernah melayani wisman secara langsung. Apakah pernah menjumpai wisman yang menggunakan bahasa Indonesia 20 14 20 12 - 6 - 8 100 70 100 60 Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 05. 06 07 08 ketika dilayani. Jika pernah menjumpai wisman, apakah merasa kesulitan menanggapi percakapan turis wisman dalam bahasa Indonesia. Apakah bahasa Indonesia yang digunakan selama ini sudah memadai. Apakah pernah mendapatkan pembelajaran BIPar sebelumnya. Apakah setuju bahwa menguasai bahasa ibu dengan baik akan mempermudah seseorang menguasai bahasa asing lainnya. 17 - - 20 3 20 20 - 85 100 100 100 No Pertanyaan Tanggapan Ya Sudah Tanggapan Tidak Belum Presentase Ket 09 Apakah pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sudah memenuhi tingkat kemampuan dalam menggunakan bahasa Indonesia pada bidang pekerjaan masing-masing di tempat kerja workplace. - 20 100 Dari tabel 2 mengenai tanggapan responden terhadap kebutuhan pembelajaran BIPar dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden atau sekitar 89,44 Lanjutan tabel 2 Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 memberikan tanggapan bahwa perlu diberikan pembelajaran BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan di masa mendatang. Hal ini dapat terlihat dari tanggapan responden terhadap pertanyaan yang ditujukan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka hasil analisis kebutuhan terhadap pembelajaran BIPar adalah sebagai berikut: 1. Perlu diberikan suatu model pembelajaran BIPar. 2. Penggunaan BIPar dalam lingkungan kerja ternyata penting dan menentukan bagi manajemen industri perhotelan dalam pengambilan keputusan jenjang karir di tempat kerja workplace. 3. Seringnya dijumpai wisman yang ternyata juga menggunakan bahasa Indonesia ketika mereka dilayani sehingga dirasa sangat perlu juga mengetahui bahasa Indonesia secara efektif dalam melayani tamu tersebut. 4. Bahwa selama ini belum pernah mendapatkan pembelajaran BIPar, namun mendapatkan pembelajaran bahasa Indonesia yang menitikberatkan pada topik pembahasan komunikasi efektif. Dari hasil analisis pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 maka dapat ditarik suatu gambaran umum bahwa pembelajan BIPar perlu disusun dan dilaksanakan di lingkungan Akademi Pariwisata Medan. Hasil analisis kebutuhan ini akan bermanfaat sebagai bahan dasar dalam penyusunan silabus BIPar. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan data analisis tentang fungsi BIPar, Pilihan katadeiksis BIPar dan Analisis pembelajaran BIPar yang akan memuat tentang penyusunan silabus dan bahan ajar BIPar. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009

4.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa BIPar