Jenis-Jenis Silabus Penyusunan Silabus .1 Kurikulum dan Silabus

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. variabel non-linguistik yang berurutan dari kebijakan sosial, kultural, teknologi dan variabel administratif. Sementara itu Munby 1984 mengatakan bahwa penyusunan silabus dilihat sebagai hal-hal dalam menspesifikasikan isi yang perlu diajarkan dan kemudian disusun kedalam suatu silabus pengajaran unit pembelajaran yang sesuai. Selanjutnya Maley 1984 memberikan suatu simpulan bahwa penyusunan silabus memberikan arahan seluruh proses dalam menyusun suatu program bahasa. Dia mengatakan bahwa analisis kebutuhan yang menjadi bahan untuk diajarkan harus dihubungkan kepada suatu metodologi sesuai dengan silabus, suatu susunan teknik yang sesuai dengan metodologi, dan tahapan evaluasi yang sesuai secara keseluruhan. Dari penjelasan diatas dapat ditarik simpulan bahwa penyusunan silabus melibatkan urutan logis tiga tahap utama : 1 analisis kebutuhan, 2 spesifikasi isi, 3 susunan silabus.

2.6.3 Jenis-Jenis Silabus

2.6.3.1 Silabus Berorientasi Produk Product-Oriented Syllabus Jenis silabus ini menekankan kepada hasil dari pembelajaran bahasa. Ada beberapa jenis pendekatan yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan silabus. yaitu : a. Pendekatan Struktural The Structural Approach Jenis ini juga disebut dengan silabus tatabahasa. Silabus dengan pendekatan ini memfokuskan isinya berdasarkan kerumitan dan kesederhanaan tatabahasa. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pembelajar diharapkan menguasai setiap struktur bahasa dan memasukkanya dalam pengetahuan tatabahasanya. Jenis ini mendapatkan kritikan yang mendasar yakni bahwa hanya terfokus kepada satu aspek bahasa yaitu : tatabahasa. b. Pendekatan Situasi The Situational Approach Silabus ini berisikan suatu susunan situasi yang merefleksikan cara bahasa dan tingkah laku digunakan sehai-hari diluar kelas. Jadi dengan menghubungkan teori struktural kepada situasi yang relevan, pembelajar mampu memberikan makna dari sebuah konteks yang sesuai. Namun bagaimanapun juga, silabus ini terbatas kepada peserta didik yang keinginannya tidak sesuai dengan situasi yang terdapat di silabus itu sendiri. Satu keuntungan dari pendekatan situasi ini adalah meningkatnya motivasi peserta didik karena silabus ini terpusat kepada pembelajar learner-centered Wilkins, 1976 : 16 Satu situasi biasanya melibatkan beberapa orang peserta didik dalam kegiatan yang disusun secara khusus. Tujuan utama silabus situasi ini adalah mengajarkan bahasa yang digunakan pada situasi-situasi sepert misalnya : berkunjung ker doketr gigi, membeli buku di toko buku, mengeluh kepada pramukamar di sebuah hotel, berjumpa dengan siswa baru dan lain sebagainya. c. Pendekatan FungsionalMaksud The NotionalFunctional Approach Kritikan Wilkins terhadap silabus struktural dan situasional menyatakan bahwa kedua jenis silabus tersebut hanya menjawab bahasa yang ‘bagaimana’ atau ‘kapan’ dan ‘dimana’ Brumfit and Johnson. 1979:84. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dalam upaya menentukan tujuan maka kebutuhan pembelajar harus dianalisa terlebih dahulu melalui jenis komunikasi yang beragam yang harus dialami oleh pembelajar. Karena itu, analisa kebutuhan berhubungan erat dengan jenis silabus ini. Contoh fungsi meliputi : menginformasikan informing, menyetujui agreeing, memohon maaf apologizing, dan lain-lain. Contoh maksud notions : ukuran size, usia age, warna color, perbandingan comparison, waktu time dan lain-lain. 2.6.3.2 Silabus Berorientasi Proses Process-Oriented Syllabus Silabus berorientasi proses dikembangkan sebagai akibat dari kegagalan pembelajaran dari silabus berdasarkan produk untuk meningkatkan kemampuan komunikatif bahasa. Fokusnya adalah pada spesifikasi tugas-tugas belajar dan kegiatan yang akan dialami selama pembelajaran. Terdapat beberapa jenis silabus yaitu sebagai berikut : a. Silabus berdasarkan keterampilan skill-based Isi silabus ini adalah kumpulan kemampuan khusus yang dapat menjadi bagian dalam menggunakan bahasa. Keterampilan adalah hal-hal dimana peserta didik dapat melakukannya untuk menjadikannya mampu comptetent dalam sebuah bahasa dan terpisah dari penggunaan bahasa. Sementara silabus situasi menekankan kepada situasi dalam penggunaan bahasa, silabus berdasarkan keterampilan memfokuskan kepada kemampuan linguistik ucapan, kosakata, Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 tatabahasa, dan wacana. Tujuan utama silabus ini adalah mempelajari ketrampilan bahasa yang khusus the specific language skill. b. Silabus berdasarkan tugas task-based Isi pengajaran adalah suatu susunan tugas-tugas yang kompleks dan penuh makna yang dipelajari peserta didik untuk menggunakannya di didalam bahasa yang mereka sedang pelajari. Tugas –tugas yang diberikan didefinisikan adalah serangkaian kegiatan dengan maksud tertentu dan bukan tentang bahasa yang sedang dipelajari. Pengajaran berdasarkan tugas task-based berbeda dengan pengajaran berdasarkan situasi situation-based. Dalam silabus situasi tujuan pengajaran adalah bagaimana menggunakan bahasa pada situasi-situasi yang berbeda, sementara itu dalam silabus berdasarkan tugas, peserta didik diharuskan memperhatikan sumber-sumber bahasa untuk melengkapi tugas a process. c. Silabus berdasarkan isi content-based Tujuan utama dari silabus ini adalah mengajarkan isi atau informasi dalam menggunakan bahasa yang sedang dipelajari oleh peserta didik. Silabus ini berhubungan erat dengan informasi, sedangkan pembelajaran bahasa berdasarkan tugas task-based menekankan kepada proses komunikatif dan kognitif. Suatu contoh pengajaran bahasa berdasarkan isi content-based adalah kelas sains science class yang diajarkan dalam bahasa yang diperlukan atau diinginkan peserta didik untuk dipelajari – dengan beberapa penyesuaian linguistik – untuk menjadikan sains tersebut lebih dapat dimengerti. Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009

2.6.4 Kemampuan yang dibutuhkan bagi keberhasilan komunikasi di tempat Kerja