UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16. F11.16
80-82 670,6
Warna hijau-coklat, lengket 17.
F11.17 83-86
1079,8 Warna hijau, lengket
18. F11.18
87 81,7
Warna hijau-kuning, lengket 19
F11.19 88-90
230,6 Warna hijau-bening, lengket
20. F11.20
91-93 94,3
Warna hijau, lengket 21.
F11.21 94-95
36,8 Warna hijau-coklat, lengket
22. F11.22
96-100 522,9
Warna hijau-coklat, lengket 23.
F11.23 101-167
134,5 Warna hijau-coklat, lengket
24. F11.24
168-179 107,7
Warna hijau coklat, lengket 25.
F11.25 180-181
28 Warna coklat, lengket
26. F11.26
182-185 24,4
Warna coklat, lengket 27.
F11.27 186-192
64,8 Warna hijau, lengket
28. F11.28
193-196 9,5
Warna hijau, lengket 29.
F11.29 197-200
27,1 Warna hijau pekat, lengket
30. F11.30
201-208 22,9
Warna hijau pekat, lengket
Terhadap semua fraksi hasil kromatografi kolom yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi non elusi terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Salmonella enterica sv typhimurium.
4.7 Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi
Dari kromatografi kolom pertama diperoleh 27 sub fraksi gabungan F1- F27 yang diujikan aktivitas antibakteri menggunakan metode bioautografi non
elusi. Diameter zona hambat yang ditunjukkan oleh fraksi dapat dilihat pada tabel 4.5. Konsentrasi fraksi yang digunakan 5 mgmL 20 mgmL-2,5 mgmL yang
dilarutkan dalam pealrut etil asetat Valgas, C. et al., 2007. Konsentrasi kloramfenikol sebagai kontrol positif 30
�gmL untuk bakteri Staphylococcus aureus dan 200
�gmL untuk bakteri Salmonella enterica sv typhimurium. Antibiotik kloramfenikol dipilih sebagai kontrol positif dikarenakan merupakan
antibiotik spektrum luas dan juga digunakan dalam pengobatan terhadap penyakit demam tifoid di rumah sakit Juwita, Silvan et al., 2013.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.5 Hasil Uji Fraksi Gabungan Kromatografi Kolom Ekstrak Etil Asetat Garcinia benthami Pierre; a terhadap bakteri Staphylococcus aureus, b terhadap
bakteri Salmonella enterica sv typhimurium
a
b
Tabel 4.7 Diameter Zona Hambat Fraksi Kromatografi Kolom Ekstrak Garcinia benthami
Fraksi Rata-Rata Diameter Zona Hambat mm
Staphylococcus aureus
Standar Deviasi
Salmonella enterica sv
typhimurium Standar
Deviasi
F1 -
- -
- F2
- -
- -
F3 -
- -
- F4
- -
- -
F5 -
- -
- F6
- -
5,75 0,071
F7 -
- 5,45
0,354 F8
4 1,273
5,9 0,424
F9 4,45
0,636 5,35
0,495 F10
4 5,2
0,566
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 20
21 22
23 24
25 26
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
F11 4,3
0,141 4,5
1,273 F12
8,02 3,182
4,3 1,273
F13 5,825
1,379 6,15
0,778 F14
3,7 0,989
5,2 0,283
F15 5,3
1,556 4,3
0,989 F16
8,7 0,495
5,65 0,636
F17 10,975
0,672 5,475
0,106 F18
6,675 2,015
5,7 0,566
F19 5,225
1,096 -
- F20
3,6 4,575
0,177 F21
2,875 0,955
3,575 0,247
F22 3,3
- -
F23 0,95
0,636 -
- F24
2,025 0,247
- -
F25 2,45
0,071 -
- F26
4,713 1.008
4,625 0,247
F27 -
- -
- K+;
Kloramfenikol 19,35
- 18
- K-; Etil Asetat
- -
- -
DMSO10 -
- -
- Keterangan; - tidak ada aktivitas
Berdasarkan hasil uji diatas F11 memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat sebesar 4,3 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus
dan 4,5 mm terhadap Salmonella enterica sv typhimurium serta merupakan senyawa utama yang terdapat pada fraksi etil asetat dengan berat sampel
terbanyak yakni sebesar 5,1621 gram. Oleh karena itu, maka fraksi F11 dipilih untuk dilakukan pemurnian dengan kromatografi kolom lebih lanjut.
Hasil kromatografi kolom kedua, yakni F11 diperoleh 30 sub fraksi gabungan F11.1-F11.30. Penggabungan fraksi didasarkan pada pola bercak atau
nilai Rf yang sama. Semua fraksi yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi non elusi. Semua fraksi uji dilarutkan
menggunakan pelarut etil asetat dengan konsentrasi 5 mgmL. Aktivitas antibakteri fraksi F11.1 sampai F11.30 dapat dilihat pada tabel 4.7.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a
b Gambar 4.6 Hasil Uji Fraksi Gabungan Kromatografi Kolom Fraksi F11 Garcinia
benthami Pierre; a terhadap bakteri Staphylococcus aureus, b terhadap bakteri Salmonella enterica sv typhimurium
a b c
Gambar 4.7 Kontrol Negatif DMSO 10 a dan Kontrol Positif Kloramfenikol; b terhadap Staphylococcus aureus, c terhadap Salmonella enterica sv typhimurium
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 1 6
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27
28 20
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8 Diameter Zona Hambat Fraksi Kromatografi Kolom FA1.11 Ekstrak Garcinia benthami
Fraksi Diameter Zona Hambat mm
Staphylococcus aureus
Standar Deviasi
Salmonella enteric sv
typhimurium Standar
Deviasi
F11.1 -
- -
- F11.2
- -
- -
F11.3 -
- -
- F11.4
- -
- -
F11.5 -
- 3,367
0,379 F11.6
- -
- -
F11.7 4,417
1,075 1,8
1,179 F11.8
10,683 1,796
3,333 0,379
F11.9 5,133
0,152 2,95
0,390 F11.10
1,983 0,884
- -
F11.11 3,883
0,104 3,467
0,379 F11.12
3,167 0,635
6,9 1,127
F11.13 5,883
0,407 3,6
0,361 F11.14
7,95 0,676
7,85 0,304
F11.15 9,208
1,025 7,625
1,292 F11.16
9,433 0,85
7,983 0,863
F11.17 9,4
0,721 7,092
1,025 F11.18
8,717 0,909
5,95 0,912
F11.19 7,333
0,764 5,233
0,681 F11.20
7,283 0,465
5,8 0,462
F11.21 6,833
0,764 6,433
0,813 F11.22
8,033 0,153
4,867 0,289
F11.23 7,767
0,153 -
- F11.24
8,567 0,723
- -
F11.25 9,9
1,609 -
- F11.26
8,933 0,764
- -
F11.27 9,575
0,177 -
- F11.28
8,717 0,831
- -
F11.29 9,533
1,041 -
- F11.30
12,7 1,815
4,367 0,351
K+; Kloramfenikol
17,9 -
18 -
K-; Etil Asetat -
- -
- K-; DMSO 10
- -
- -
Keterangan: - tidak ada aktivitas
Gambar diatas menunjukkan bahwa dari 30 sub fraksi kromatografi kolom kedua, terdapat 24 fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, 17 fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Salmonella enterica sv typhtimurium, dan 16 fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap keduanya. Fraksi hasil fraksinasi kolom kedua tersebut
memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap dua bakteri uji. Fraksi F11.1- F11.4 dan F11.6 tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji.
Fraksi F11.5 hanya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi. Fraksi
F11.23-F11.29 hanya
memiliki aktivitas
antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus. Hal ini diduga karena perbedaan kemampuan senyawa yang terkandung dalam fraksi untuk berdifusi dalam sel bakteri dan menimbulkan
penghambatan Rifda dkk., 2005.
Gambar 4.8 Diagram Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Semua Fraksi Kromatografi Kolom F11; A = jumlah fraksi yang aktif terhadap Staphylococcus aureus, B = jumlah fraksi
yang aktif terhadap Salmonella typhi, dan C = jumlah fraksi yang aktif terhadap S. aureus dan S. typhi
Kontrol negatif yang digunakan adalah pelarut yang dapat melarutkan ekstrak maupun fraksi dan pelarut yang melarutkan kontrol positif, yaitu n-
heksana, etil asetat, metanol, dan DMSO 10 Valgas, C. et al., 2007. Tujuan adanya kontrol negatif ini adalah sebagai pembanding bahwa pelarut tidak
mempengaruhi hasil uji aktivitas antibakteri. Dari hasil uji, kontrol negatif tidak memberikan daya hambat terhadap bakteri uji karena tidak memberikan zona
bening terhadap daerah penotolan kontrol positif. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kontrol negatif tidak mempengaruhi hasil uji aktivitas antibakteri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata zona hambat terhadap Salmonella typhi lebih kecil dari pada terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Salmonella typhi Gram negatif lebih tahan terhadap senyawa uji dibandingkan dengan Staphylococcus aureus Gram positif.
24 17
16 A
C B
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sesuai dengan pernyataan Zuhud et al. 2001 bahwa bakteri Gram negatif mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap senyawa antimikroba
dibandingkan Gram positif. Dari data tersebut diketahui bahwa fraksi F11.30 memiliki aktivitas
antibakteri dengan zona hambat terbesar terhadap bakteri Staphylococcus aureus 12,7 mm; SD 1,815 dan fraksi F11.16 memiliki aktivitas antibakteri dengan
zona hambat terbesar terhadap bakteri Salmonella enterica sv typhimurium 7,983 mm; SD 0,863 dibandingkan dengan fraksi lainnya. Berdasarkan aktivitas
tersebut maka fraksi F11.30 dapat dilanjutkan untuk uji aktivitas antibakteri metode bioautografi langsung dengan elusi terlebih dahulu TLC-BD developed
plates terhadap bakteri Staphyloccus aureus dan fraksi F11.16 terhadap bakteri Salmonella enterica svtyphimurium untuk melihat nilai Rf yang aktif sebagai
antibakteri.
4.8 Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi dengan Zona Hambat Terbesar