Identifikasi Flavonoid Identifikasi Saponin Identifikasi Tanin Indentifikasi Alkaloid Identifikasi Steroid Identifikasi Terpenoid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.4 Penetapan Kadar Air Ekstrak

Metode uji kadar air yang digunakan adalah metode gravimetri. Krusibel porselen kosong dikonstankan dengan pemanasan pada suhu 105 C selama 2 jam, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang menggunakan wadah yang telah ditara tersebut. Ekstrak dikeringkan pada suhu 105 C selama 5 jam dan ditimbang. Pengeringan dilanjutkan pada jarak 30 menit, ditimbang kembali sampai perbedaan antara 2 penimbangan berturut- turut tidak lebih dari 0,25 atau hingga bobot tetap konstan Depkes RI, 1989; 2000.

3.3.5 Penapisan Fitokimia Ekstrak

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui macam-macam metabolit sekunder yang terkandung di dalam ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol dari daun Garcinia benthami Pierre. Metabolit yang diuji keberadaannya antara lain: flavonoid, saponin, tannin, alkaloid, steroid, dan triterpenoid.

3.3.5.1 Identifikasi Flavonoid

Sampel dicampur dengan 5 mL etanol, dikocok, dipanaskan, dan dikocok lagi kemudian disaring. Filtrat ditambahkan serbuk Mg 0,2 g dan 3 tetes HCl. Terbentuknya warna merah pada lapisan etanol menunjukkan adanya flavonoid Depkes RI, 2000.

3.3.5.2 Identifikasi Saponin

Tes busa: 0,5 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 mL, aquadest panas, kemudian kocok vertikal. Pembentukan busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang 10 menit menunjukkan adanya saponin. Pada penambahan 1 tetes HCl 2N, busa tidak hilang Depkes RI, 1989. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.5.3 Identifikasi Tanin

Ekstrak dilarutkan dengan aquadest panas lalu dikocok hingga homogen. Larutan kemudian ditambahkan 5 tetes natrium klorida 10 dan saring. Filtrat yang diperoleh digunakan sebagai larutan percobaan. Larutan percobaan ditambahkan pereaksi besi III klorida 3. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan biru kehitaman atau hijau kehitaman Materia Medika, 1980.

3.3.5.4 Indentifikasi Alkaloid

Ekstrak dilarutkan dalam larutan HCl encer kemudian disaring. a. Tes Mayer: filtrat ditambahkan reagen Meyer Potassium Mercuric Iodide. Terjadinya endapan berwarna putih atau kuning mengindikasikan adanya senyawa alkaloid. b. Tes Dragendorf: filtrat yang diperoleh ditambahkan reagen Dragendorf solution of Potassium Bismuth Iodide. Terjadinya endapan berwarna merah bata mengindikasikan adanya senyawa alkaloid Materia Medika, 1995.

3.3.5.5 Identifikasi Steroid

Tes Salkowski: Sejumlah ekstrak dilarutkan dalam kloroform dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat dan kocok. Terbentuknya warna kuning emas mengindikasikan adanya triterpenoid Tiwari, et al., 2011.

3.3.5.6 Identifikasi Terpenoid

Uji Lieberman-Burcard: Sejumlah ekstrak dilarutkan dalam kloroform dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan beberapa tetes asam asetat anhidrida, kemudian dipanaskan dan didinginkan. Lalu ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat. Terbentuknya cincin warna coklat mengindikasikan adanya steroid Tiwari, et al., 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak