Uji Kadar Air Ekstrak Penapisan Fitokimia Ekstrak

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta evaporator pada suhu 40 C dan diperoleh ekstrak kental metanol sebanyak 81,70 gram. Setiap ekstrak dihitung rendemen yang diperoleh dengan membandingkan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal Tabel 4.1 Depkes RI, 2000. Tabel 4.1 Rendemen Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat, dan Metanol dari Daun Garcinia benthami Pierre Jenis Ekstrak Bobot Total Simplisia yang Dimaserasi gram Bobot Ekstrak gram Rendemen Ekstrak Ekstrak n-Heksana 1188,63 17,82 1,5 Ekstrak Etil Asetat 80,98 6,8 Ekstrak Metanol 688,63 81,70 11,86

4.3 Uji Kadar Air Ekstrak

Penetuan kadar air ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri. Pengukuran kadar air bertujuan untuk memberikan batas minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air. Ketiga ekstrak yang diperoleh dilakukan pengujian kadar airnya karena ketiga ekstrak tersebut akan digunakan dalam pengujian aktivitas antibakteri, dimana air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Hasil pengukuran kadar air ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Kadar Air Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat, dan Metanol dari Daun Garcinia benthami Pierre Ekstrak Kadar Air Ekstrak n-Heksana 1,891 Ekstrak Etil Asetat 8,7 Ekstrak Metanol 9,95 Keterangan: = ekstrak yang diperoleh adalah ekstrak kental Kadar air ekstrak yang diperoleh sesuai dengan yang telah ditentukan dalam literature yaitu 10 BPOM, 2008. Rangekadar air tergantung jenis estrak yang dinginkan. Pada ekstrak kering kadar air yang diperbolehkan 5, ekstrak kental 5-30, dan ekstrak cair 30 Voigt, 1994 dalam Saifudin, A. et al., 2011. Kadar air yang rendah, dapat mencegah tumbuh kembangnya mikroorganisme sehingga menjamin mutu suatu ekstrak BPOM, 2008. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Penapisan Fitokimia Ekstrak

Uji fitokimia dilakukan terhadap ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol. Uji ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam ekstrak yang berpotensi sebagai antibakteri. Tabel 4.3 Hasil Uji Fitokimia Esktrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre Metabolit Sekunder Ekstrak n-Heksana Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Metanol Flavonoid - - + Saponin - + + Tannin - + + Alkaloid - - - Steroid - - - Terpenoid + + + Keterangan: + = positif, - = negatif Penapisan fitokimia ekstrak n-heksana pelarut non polar hanya menunjukkan hasil positif terhadap pengujian terpenoid. Menurut literature pelarut n-heksana non polar hanya dapat menarik sedikit metabolit sekunder dari suatu tanaman yang diekstraksi, salah satunya terpenoid. Secara kimia umumnya terpenoid larut dalam lemak yang terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Jadi ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana dapat memisahkan lipid dan terpenoid yang terdapat dalam tanaman yang diekstraksi Harborne, 1987. Hasil penapisan fitokimia ekstrak etil asetat pelarut semi polar dan ekstrak metanol pelarut polar menunjukkan hasil positif pada pengujian terhadap terpenoid, saponin, dan tannin. Ekstrak etil asetat menunjukkan hasil negatif terhadap metabolit sekunder flavonoid, sedangkan ekstrak metanol menunjukkan hasil positif. Flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar seperti metanol, etanol, butanol dan air Harborne, 1987; Markham, 1988: 15 dalam Agustiningsih, 2010. Ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat pelarut semi polar menunjukkan hasil negatif terhadap senyawa flavonoid mungkin dikarenakan senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun Garcinia benthami Pierre lebih polar dari pelarut etil asetat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dengan Metode Bioautografi