Xanton Kandungan Kimia Genus Garcinia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3 Deskripsi Garcinia benthami Pierre

Garcinia benthami Pierre mempunyai habitus berupa pohon dengan tinggi mencapai 30 m, batangnya lurus, mengecil ke arah ujung. Bentuk pohon berupa kerucut, memiliki percabangan berselang-seling. Seluruh bagian tanaman mengeluarkan getah kuning yang kental dan lengket bila dilukai. Daun selalu berwarna hijau, berhadapan berseling. Bunga berada diketiak daun. Daun kelopak dan daun mahkota terdiri dari 4-5 helai. Bunga jantan memiliki benang sari yang jumlahnya bervariasi, dengan tangkai sari bersatu menjadi satu tiang tengah atas. Bunga betina biasanya berukuran lebih besar dari bunga jantan, seringkali menyendiri, benang sari semu dengan tangkai-tangkai sarinya yang bersatu menjadi sebuah cincin di bagian pangkal, bakal buah beruang 2-12 dan biasanya berbentuk palila. Bijinya besar, biasanya terbungkus oleh arilus yang berisi banyak sari buah. Embrionya berupa massa padat, hanya tersusun atas hipokotil, sedangkan bijinya tidak ada Rachman, I., 2003.

2.1.4 Kandungan Kimia Genus Garcinia

Berdasarkan studi literatur, kandungan kimia genus Garcinia adalah senyawa xanton, benzofenon, golongan flavonoid, triterpen dan asam organik Elya, B. et al., 2006.

2.1.4.1 Xanton

Xanton adalah kelas senyawa fenolik polyprenylated dengan kerangka xhantone-9-one. Ini adalah komponen struktural kimia yang direpresentasikan sebagai sistem cincin aromatik tetrasiklik. Substituen yang mungkin berperan dalam pembentukan struktur adalah isoprene, fenolik, dan kelompok metoksi. Xanton alami dapat dibagi berdasarkan sifat substituen yaitu xanton oksigen sederhana, xanton glikosilasi, xanton terprenilasi dan turunannya seperti xanton dimer, xanthonolignoids dan lain-lain Rai, M., et al., 2012. Xanton adalah senyawa organik yang mempunyai struktur molekul C 13 H 8 O 2 . Dalam tumbuhan, senyawa ini banyak ditemui pada familia Bonnetiaceae dan Clusiaceae. Xanton mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antiproliferatif, antiinflamasi, dan antimikroba Iswari, K., T. Sudaryono, 2007. Banyak senyawa xanton yang ditemui dari genus Garcinia, seperti cowaxanton, 7-O-metilgrasinon, -mangostin, -mangostin dan xanton terprenilasi 3-O- metilcowaxanton dari getah Garcinia cowa Roxb Na, Zhi., Qishi S., Huabin H., 2013. Senyawa diprenylated xanthone, 1,5-dihydroxy-3-methoxy-4,7- diprenylxanthone dari kulit batang Garcinia griffithii Elfita, et al., 2008. Senyawa 2,6-dihidroksi-8-metoksi-5-3-metilbut-2-enil-xanton, enam senyawa xanton terprenilasi, -mangostin, �-mangostin, garcinon D, 1,6-dihidroksi-3,7- dimetksi-2-3-metilbut-2-enil-2H, mangostanol, dan 5,9-dihidroksi-8-metoksi- 2,2-dimeti-7-3-metilbut-2-enil-2H,6H-pyrano-[3,2-b]-xantene-6-one dari kulit batang Garcinia mangostana Ee, G. C. L. et al., 2006. Senyawa garcinon A dan B dari batang Garcinia multiflora Chiang, Yi-Ming et al., 2003. Senyawa xanton terprenilasi, 1,3,5,6-tetrahidroksi-4,7,8-tri3-metil-2-butenilxanton dan garciniaxanton dari Garcinia xanthochyymus Chanmahasathien, Wisinee et al., 2003. Senyawa diprenylated xanthone mangoxanton, dulxanton D, 1,3,7- trihidroksi-2-metoksixanton, 1,3,5-trihidroksi-13,13-dimetil-2H-piran[7,6- b]xanten-9-on dari Garcinia mangostana Nilar, et al., 2005. Gambar 2.2 Struktur Xanton Sumber: Harbone, 1987 Senyawa garcinon A dan B dari Garcinia multiflora memiliki toksisitas akut dengan LD50 sebesar 7,7 �M dan 25,8 �M Chiang, Yi-Ming et al., 2003. Senyawa -mangostin dan -mangostin dari Garcinia mangostana memiliki aktivitas antiinflamasi Chen, Lih-Geeng., Ling-Ling Y., Ching-Chiung W., 2008. Senyawa oliganton A dari Garcinia oligantha yang memiliki efek menghambat pertumbuhan sel HeLa dengan IC50 10 �M Gao, Xue-Mei et al., 2013. Senyawa xanton yang berhasil diisolasi dari tanaman Garcinia benthami UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pierre adalah 1,3,6,7-tetrahidroksixanton yang aktif sebagai antioksidan dengan IC 50 8,01 �gmL Amelia, P., Berna E., M. Hanafi., 2014.

2.1.4.2 Benzofenon