UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari harga-harga untuk berbagai campuran dari pelarut dan penyerap dapat diperoleh Sastrohamidjojo, 2005.
2.3.3.4 Sistem Fase Gerak pada KLT
Polaritas fase gerak perlu diperhatikan pada analisa dengan KLT, sebaiknya digunakan campuran pelarut organik yang mempunyai polaritas
serendah mungkin. Campuran yang baik memberikan fase gerak yang mempunyai kekuatan bergerak sedang. Secara umum dikatakan bahwa fase diam
yang polar akan mengikat senyawa polar dengan kuat sehingga bahan yang kurang sifat kepolarannya akan bergerak lebih cepat dibandingkan bahan-bahan
polar Gritter, et al., 1991.
Fase gerak harus memiliki kemurnian yang tinggi. Hal ini dikarenakan KLT merupakan teknik yang sensitif. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut
organik yang memiliki tingkat polaritas tersendiri, melarutkan senyawa contoh,
dan tidak bereaksi dengan penjerap Gritter, et al., 1991.
Pelarut yang ideal harus melarutkan linarut dan harus cukup baik sebagai pelarut yang bersaing dengan daya serap penjerap. Keadaan yang ideal tersebut
mungkin terjadi jika pelarut tidak berproton seperti hidrokarbon, eter dan
senyawa karbonil dipakai sebagai pelarut pengembang Gritter, et al., 1991.
2.3.3.5 Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak
berdasarkan adsorpsi dan partisi Gritter, et al., 1991. Kromatografi kolom membutuhkan zat terlarut yang terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya
fase diam dan yang lainnya fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lain yang terelusi lebih awal atau akhir.
Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut
berbentuk cairan atau gas yang disebut pelarut Harborne, 1987.
Sistem elusi pelarut yang digunakan dalam kolom kromatografi ada 3 yaitu: isokratik, fraksional, dan gradient. Pada proses elusi isokratik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menggunakan komposisi pelarut yang tidak berubah sampai proses elusi selesai. Pada proses elusi fraksional, pelarut yang digunakan hanya satu jenis.
Sedangkan pada elusi gradient, pelarut yang digunakan dengan konsentrasi
bertingkat Smith, F. J. dan A. Braithwaite, 1999.
Pada kromatografi kolom, tabung pemisah diisi penjerap. Penjerap yang biasa digunakan ialah silika gel. Pengisian ini harus dilakukan secara berhati-hati
dan merata. Penjerap dapat dikemas dalam tabung dengan cara basah maupun kering Harborne, 1987. Cara basah, silika gel terlebih dahulu dijenuhkan
dengan cairan pengelusi yang akan digunakan. Kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit, sambil kran
kolom dibuka.
Kemudian pelarut organik misalnya n-heksana dialirkan hingga silika gel mampat. Setelah silika gel mampat, pelarut dibiarkan mengalir hingga batas
adsorben. Kemudian kran ditutup dan sampel dimasukkan, cara memasukkan sampel ada dua yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah, sampel yang
dimasukkan terlebih dahulu dilarutkan dalam pelarut hingga diperoleh kelarutan yang spesifik. Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom
melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga semua sampel masuk. Selanjutnya kran dibuka dan diatur tetesannya, serta ditambahakan dengan
cairan pengelusi. Tetesan yang keluar ditampung sebagai fraksi-fraksi Gritter, et
al., 1991.
Sedangkan cara kering, yaitu dengan memasukkan silika gel ke dalam kolom yang telah diberi kapas sedikit demi sedikit dan diratakan dengan alat
pemampat kemudian ditambahkan dengan cairan pengelusi Gritter, et al., 1991.
2.4 Bakteri 2.4.1
Definisi
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang panjangnya beberapa mikrometer dan memiliki morfologi dari berupa tongkat basil, kokus sampai
bentuk spiral Subandi, 2010. Bakteri adalah sel prokariotik yang khas, uniselular