Metode Dilusi Uji Bioautografi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.4.2 Metode Dilusi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair broth dilution dan dilusi padat solid dilution Pratiwi, 2008. a. Dilusi Cair Metode ini mengukur MIC Minimum Inhibitory Concentration atau Kadar Hambat MinimumKHM dan MBC Minimum Bactericidal Concentration atau Kadar Bunuh MinimumKBM. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008. b. Dilusi Padat Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat solid. Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji Pratiwi, 2008.

2.4.4.3 Uji Bioautografi

Bioautografi merupakan metode skrining mikrobiologi yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas antimikroba. Metode skining ini memberikan sensitivitas yang lebih tinggi daripada metode lainnya. Metode ini juga memiliki kelebihan yaitu sederhana, hemat waktu, dan tidak memerlukan peralatan yang canggih Choma, I., 2010. Uji bioautografi merupakan metode spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil KLT yang memiliki aktivitas antibakteri, antifungi, dan antivirus, sehingga mendekatkan metode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta separasi dengan uji biologis. Prosedur dalam uji dengan metode bioautografi sama seperti uji dengan metode difusi agar Choma, I., E. M. Grzelak., 2011. Ada tiga macam metode bioautografi Choma, I., 2010: a. Bioautografi kontak Plat kromatografi diletakkan pada permukaan agaryang telah diinokulasi mikroba uji selama beberapa menit atau jam, sehingga proses difusi dapat terjadi. Plat kromatogram diambil dan media agar diinkubasi. Daerah hambatan ditunjukkan dengan adanya spot antimikroba yang menempel pada permukaan agar. b. Bioautografi agar overlay atau imersi Plat kromatografi dicelupkan dalam medium agar, setelah agar memadat ditambahkan mikroorganisme uji lalu diinkubasi. Metode ini merupakan kombinasi dari bioautografi kontak dan langsung, karena senyawa antimikroba ditransfer dari kromatogram ke media agar, seperti dalam metode kontak, tetapi lapisan agar tetap pada permukaan kromatogram selama inkubasi dan visualisasi seperti pada bioautografi langsung. c. Bioautografi Langsung Bioautografi langsung merupakan metode bioautografi yang paling banyak digunakan dari semua metode bioautografi. Prinsip dari metode ini adalah plat KLT dicelupkan pada suspensi mikroorganisme kemudian diinkubasi. Visualisasi dari zona hambatnya menggunakan reagen dehidrogenase, seperti garam tetrazolium. Enzim dehidrogenase dari mikroorganisme akan mengkonversi garam tetrazolium menjadi berwarna, sehingga akan terlihat spot berwarna krem-putih dengan latar belakang ungu pada permukaan plat KLT menunjukkan keberadaan agen antibakteri. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian ini berlangsung sejak bulan Desember 2014 sampai Juni 2015. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Tanaman Tanaman yang diteliti adalah Garcinia benthami Pierre yang diperoleh dari Kebun Raya Bogor pada tanggal 8 Desember 2014 dan telah dideterminasi di Herbarium Bogorisme, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI, Cibinong Bogor Lampiran 1. Adapun bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah bagian daun dari tanaman Garcinia benthami Pierre. Spesifikasi daun yang diambil adalah berwarna hijau tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, tidak terdapat bercak, dan tidak berlubang karena dimakan serangga.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: blender, timbangan analitik AND GH-202, krus porselen, oven, botol maserasi, gelas ukur pyrex, beaker glass pyrex, erlenmeyer Schott DURAN, corong pyrex, seperangkat alat vaccum rotary evaporator EYELA ROTARY EVAPORATOR N-1000, EYELA DIGITAL WATER BATH SB-1000, Water Refrigerator Pump EYELA CCA-1111, DTC-21 DIAPHRAGM TYPE DRY VACCUM PUMP, spatula, batang pengaduk, pipet tetes, cawan penguap, hot plate, lumpang dan alu, kolom kromatografi Schott DURAN, pyrex, statif, vial, chamber, kaca arloji, lampu UV Boinstrument ATTA, KRUSS, tabung reaksi pyrex, rak tabung reaksi, pipa kapiler, Laminar Air Flow LAF UIS TEMPERED, cawan petri pyrex, Bunsen, jarum ose, pinset MARWA stainless, botol semprot NAGATA, vortex 34