106
waktulamanya pemberian ASI serta usia penyapihan. Mereka berpendapat bahwa frekuensi pemberian ASI diberikan sesering mungkin atau setiap saat bayi
menginginkan ASI. Mengenai waktulamanya pemberian ASI semua informan utama juga berpendapat bahwa tidak ada batasan waktu pemberian ASI. Hal ini
berarti ASI diberikan ibu setiap saat sampai bayi merasa puas dan kenyang. Menurut As’ad 2002bahwa pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan
setiap saat terutama ASI eksklusif. Pengetahuan mengenai waktuusia yang tepat pemberian ASI pertama kali
ada empat orang informan utama yang berpendapat bahwa ASI seharusnya diberikan segera setelah bayi dilahirkan. Ke tiga informan lainnya berpendapat
bahwa waktu pemberian ASI pertama kali ialah tiga sampai lima hari setelah bayi dilahirkan, hal ini dikarenakan pada hari pertama biasanya ASI belum keluar dan
biasanya ASI masih berwarna kekuningan yang dianggap kotor dan tidak baik untuk kesehatan bayi.
Hal ini jelas tidak sesuai karena menurut As’ad 2002, bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan karena ASI merupakan makanan
terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama 3 – 4 bulan pertama. ASI yang diproduksi pada 1 – 5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang
berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A.
6.2 Sikap Pemberian ASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa sebagian besar informan utama secara umum menunjukkan
sikap yang baik terhadap pemberian ASI. Hampir semua informan berpendapat
107
bahwa ASI itu penting untuk pertumbuhan, kesehatan dan kecerdasan bayi. Namun meskipun demikian sebagian besar informan utama menunjukkan
sikap yang tidak baik terhadap aspek-aspek yang lain dalam pemberian ASI kepada bayinya seperti sikap terhadap waktu yangpaling tepat untuk memberikan
ASI pertama kali, sebanyaktiga orang informan utama berpendapat bahwa pemberian ASI segera setelah bayi dilahirkan dianggap tidak terlalu penting
karena baik hari pertama, hari ke-dua, hari ke-tiga maupun seterusnya dianggap sama saja asalkan ASI sudah keluar dan berwarna putih susu dan bukan ASI yang
berwarna bening atau kekuningan. Sedangkan ke empat informan utama lainnya berpendapat bahwa
pemberian ASI pertama kali segera setelah bayi dilahirkan dianggap penting, tetapi ketika diminta untuk menjelaskan kenapa pemberian ASI segera setelah
dilahirkan dianggap penting dua orang informan tersebut menjawab agar ASI cepat keluar dan dua orang informan lainnya berpendapat bahwa kalau tidak cepat
diberikan dikhawatirkan bayi tidak mau ASI dan lebih memilih susu formula yang disediakan oleh bidan.
Informan yang berpendapat bahwa sebaiknya pemberian ASI dilakukan setelah cairan ASI berwarna putih dan bukan kekuningan seperti cairan kolostrum
karena informan tersebut tidak mengerti bahwa sebenarnya cairan kolostrum tersebut sangat baik untuk kekebalan tubuh bayi. Hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan informan yang rendah. Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar,
pengalaman, dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu Khomsan dkk, 2007.
108
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa informan utama yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai frekuensi
pemberian ASI dan usia penyapihan ternyata secara umum menunjukkan sikap yang baik mengenai hal tersebut.
Sikap positif informan tersebut bisa dilihat dari pendapat mereka yang mengatakan bahwa frekuensi pemberian ASI diberikan setiap saat anak
menginginkan ASI. Selain itu, seluruh informan utama juga menganggap penting usia penyapihan bayi sampai usia 2 tahun karena yang mereka mengetahui bahwa
ini merupakan perintah agama yang mereka yakini sehingga mereka yakin bahwa penyapihan yang dilakukan pada usia dua tahun adalah pilihan yang terbaik untuk
bayi.
6.3 Praktek Pemberian ASI