Perilaku Kesehatan Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan

21 Menurut Maulana 2009, praktik atau tindakan memiliki beberapa tingkatan, yaitu: 1. Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama. 2. Respon terpimpin guided response Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. 3. Mekanisme mechanism Mekanisme berarti dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau telah merupakan kebiasaan. 4. Adopsi adoption Adalah suatu praktik atau tindakan yang telah berkembang dengan baik. Hal ini berarti tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.1.4 Perilaku Kesehatan

Berdasarkan teori perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah respons seseorang orgnisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan Health maintanance 22 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan health seeking beahaviour 3. Perilaku kesehatan lingkunganNotoatmodjo, 2007

2.1.5 Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan

Notoatmodjo 2005 menyatakan untuk mengukur perilaku dan perubahannya, khususnya perilaku kesehatan mengacu pada tiga domain perilaku. 1. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2003, sebelum seseorang mengadopsi perilaku berperilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Masih menurut Notoatmodjo 2005, pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi: a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan, bagaimana cara penularannya, bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya. b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat yang meliputi jenis-jenis makanan yang bergizi, manfaat makan yang bergizi bagi kesehatan, pentingnya olahraga bagi kesehatan dan sebagainya. 23 c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang meliputi manfaat air bersih, cara-cara pembuangan limbah yang sehat dan sampah, manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat, akibat polusi bagi kesehatan dan sebagainya Notoatmodjo, 2003. Menurut Notoatmodjo 2005, untuk mengukur pengetahuan kesehatan adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung wawancara atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Indikator pengetahuan kesehatan adalah “tingginya pengetahuan” responden tentang kesehatan, atau besarnya presentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-komponen kesehatan. 2. Sikap Pranadji 1988 dalam Khomsan dkk 2007 mengemukakan bahwa sikap seseorang dapat diketahui dari kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada obyek tertentu. Sikap positif akan menumbuhkan perilaku positif dan sebaliknya sikap negatif akan menumbuhkan perilaku negatif pula seperti: menolak, menjauhi, meninggalkan bahkan sampai hal-hal yang merusak. Melalui pendidikan baik formal maupun nonformal akan memungkinkan terjadinya perubahan sikap dan kepercayaan. Pendidikan akan menimbulkan pengalaman belajar pada seseorang, sehingga mengetahui dan lebih mengerti fakta-fakta tentang berbagai obyek baik positif maupun negatif. Notoatmojdo 2003 menyatakan bahwa sikap merupakan penilaian bisa berupa pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit. Setelah seseorang mengetahui stimulus 24 ataobjek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni: a. Sikap terhadap sakit dan penyakit Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda- tanda penyakit, penyebab penyakit, cara pencegahannya atau cara mengatasinya. b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan berperilaku hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian lain terhadap makanan, minuman, olahraga dan sebagainya. c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap cara-cara memelihara dan berperilaku hidup sehat. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi, dan sebagainya Notoatmojdo, 2003. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Misalnya, bagaimana pendapat responden tentang imunisasi pada anak balita dan sebagainya Notoatmodjo, 2005. 3. Praktek atau Tindakan practice Menurut Notoatmodjo 2003 setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang 25 diketahui atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktek practice kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan overt behavior. Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan menurut Notoatmodjo 2003 ini juga mencakup hal-hal tersebut diatas, yakni: a. Tindakan praktek sehubungan dengan penyakit Mencakup pencegahan penyakit misalnya dengan mengimunisasikan anaknya dan penyembuhan penyakit misalnya dengan minum obat sesuai anjuran dokter dan sebagainya. b. Tindakan praktek pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Mencakup antara lain: mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur dan sebagainya. c. Tindakan praktek kesehatan lingkungan Mencakup antara lain: membuang air besar di jamban, membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya. Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan observasi, yaitu mengamati tindakan dari subjek dalam rangka memelihara kesehatannya, misalnya: dimana responden membuang air besar, makanan yang disajikan ibu dalam keluarga untuk mengamati praktik gizi dan sebagainya Notoatmodjo, 2005. 26 Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali recall. Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu Notoatmodjo, 2005

2.2 Pola Asuh Anak

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara

1 35 122

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Gambaran Pola Asuh pada Baduta Stunting Usia 13-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Neglasari Kota Tangerang Tahun 2015

1 24 245

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 2 7

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 2 19

gambaran status gizi batita terhadap pola asuh keluarga miskin dan tidak miskin di wilayah kerja puskesmas pulubala

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINASA UPA TAHUN 2012

0 0 106

Gambaran Pola Asuh Ibu Anak Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Karuwisi kota Makassar Tahun 2012 - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 96