Gambaran Pola Pemberian ASI

92 ASI meliputigambaran pengetahuan, sikap dan praktik pemberian ASI, komposisi dan manfaat ASI, waktuusia pemberian ASI pertama kali, Frekuensi pemberian ASI, lama pemberian ASI, dan usia penyapihan. Sedangkan gambaran pola pemberian MP-ASI meliputi gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI yang meliputi cara pemberian MP-ASI, waktuusia pemberian MP-ASI pertama kali, frekuensi pemberian MP-ASI, komposisi dan porsi MP-ASI, jenis MP-ASI, serta cara pembuatan MP-ASI yang baik dan tepat untuk anak.

5.3.1.1 Gambaran Pola Pemberian ASI

Pola pemberian ASI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran pengetahuan, sikap dan praktik ibu yang memiliki baduta dengan status gizi kurang terhadap Gambaran pola pemberian ASI meliputigambaran pengetahuan, sikap dan praktik pemberian ASI, komposisi dan manfaat ASI, waktuusia pemberian ASI pertama kali, Frekuensi pemberian ASI, lama pemberian ASI, dan pengetahuan mengenai usia penyapihan.

1. Pengetahuan Pemberian ASI

Pengetahuan mengenai pemberian ASI meliputi pengetahuan tentang ASI, komposisi dan manfaat ASI, waktuusia pemberian ASI pertama kali, Frekuensi pemberian ASI, lama pemberian ASI, dan usia penyapihan. Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan dengan informan utama, didapatkan hanya ada satu orang informan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI dan ASI eksklusif terutama tentang manfaat ASI, Frekuensi pemberian ASI, lama pemberian ASI, dan usia penyapihan.Sedangkan pengetahuan tentang komposisi ASI dan waktu yang tepat untuk pemberian ASI 93 pertama kali hampir keseluruhan informan tidak mengetahui kapan waktu yang tepat sebaiknya anak di beri ASI pertama kali, hampir semua informan tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kolostrum dan ada lima orang informan yang menjawab tidak tahu ketika ditanya apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif karna yang mereka ketahui hanya ASI adalah air susu ibu. Berikut kutipannya: “Sing arane ASI iku banyu susu sing emane dudu susu botol atau susu dot, ASI iku ning jerone akeh mengandung vitamin sing bagus genah si bayi, ari ASI eksklusif iku ASI apa yah?ASI dicampur ya nong?” “Yang namanya ASI itu adalah air susu ibu bukan susu botol atau susu dot yang didalamnya banyak mengandung vitamin yang baik untuk si bayi, kalau ASI eksklusif itu ASI apa yah? ASI campuran kali ya neng?” Informan A. “ASI iku ya banyu susu emak, manfa’ate akeh bisa genah kesehatan si bayi, supaya anak ora gampang kena penyakit,lan lebih praktis daripada susu botol, ari ASI eksklusif mah disusui sampe 6 bulan” “ ASI itu ya air susu ibu, manfaatnya banyak bisa untuk kesehatan bayi supaya anak tidak mudah sakit dan lebih praktis dibandingkan susu formula, kalau ASI eksklusif itu disusui sampai 6 bulan Informan J. “ASI mah banyu susu emak, ari ASI eksklusif mah ora weruh nong” “ASI itu air susu ibu, kalau ASI eksklusif saya tidak tahu neng” Informan K. “ASI iku air susu ibu sing bagus genah si bayi” ASI itu adalah air susu ibu yang baik untuk bayiInforman R 94 Sedangkan pengetahuan mengenai usia pemberian ASI pertama kali, sebagian besar informan berpendapat bahwa pemberian ASI pertama kali yang tepat ialah setelah tiga hari kelahiran anak. Sebagian besar informan berpendapat bahwa ASI di hari pertama, hari kedua dan ketiga setelah kelahiran anak tidak bagus karena berwarna kekuningan dan dianggap kotor. Berikut kutipannya: “ Telung dina seentase lahiran nong karna banyu susu memiti mah warnane kuning belok ” “Tiga hari setelah melahirkan neng, karna ASI yang pertama kali keluar warnanya kuning dan kotor” Informan A. “Embuh yah ora pati kelingan, pokone mah begitu banyu susu metu langsung disedotaken tapi ikugah sing kuning-kuninge mah dibuang dipit bokan ora teger” “ Tidak tahu sudah lupa, pokonya begitu ASI keluar langsung diberikan kepada bayi tapi itupun dibuang dulu cairan kuningnya kolostrum khawatir tidak baik” Informan J. “Biasane mah rong dina seentase lahir karna dina memiti mah biasane durung metu” Biasanya dua hari setelah melahirkan karena hari pertama biasanya ASI belum keluar” Informan K. Tetapi ada juga informan yang mengetahui kapan sebaiknya ASI pertama kali diberikan yaitu segera setelah bayi dilahirkan hanya saja menurut informan ASI nya belum keluar sehingga bayi tidak mau mengisap puting susunya. Berikut kutipannya : 95 “Atuh susu mah baguse mah digain langsung tembeke clek tapi ya berhubung banyu susune ora metu ya si bayine ora gelem nyedot tapi ya laju tek olesi madu susu kitane supaya dikecropi ning si bayi” ASI itu sebaiknya diberikan segera setelah bayi dilahirkan tapi berhubung karna air susu saya tidak langsung keluar jadi si bayi tidak mau menghisap puting susu tapi langsung saya olesi madu supaya bayi mau menghisap susu Informan A. “Atuh lah kitamah semetune banyu susu be ngko gah wis ana banyu susune mah merengpeng lamun ora disedot ning si bayi” Kalau saya mah sekeluarnya air susu saja langsung saya kasih ke si bayi karna nanti kalau tidak diberikan kepada bayi payudara saya akan terasa sakit Informan R. “Semetune be lah ari durung metu banyu susune mah digai mangan gedang tah apatah bokan kelaparan ko anak kita” Sekeluarnya air susu aja lah kalau air susunya belum keluar dikasih makan pisang juga tidak apa-apa daripada anak saya nanti kelaparan Informan R. Dan mengenai pengetahuan frekuensi pemberian ASI atau seberapa sering anak diberi ASI dalam sehari rata-rata ibu bayi memberikan ASI kepada anaknya setiap kali anaknya menangis meminta ASI. Berikut kutipannya: “Pokone mah unggal anak nangis atuh ya di sosoni” “ Pokonya setiap anak menangis ya diberi ASI Informan A. “Pirang balen yah ora keitung, sing jelasmah lamun anak ngelih atau nangis buru-buru disosoni” 96 “Berapa kali yah tidak terhitung pokoknya setiap anak lapar dan menangis cepat-cepat disusui” Informan J. “Pirang-pirang balen unggal anak pengen nyusu atuh disosoni” “Berkali-kali setiap anak pengen nyusu ya kita susui” Informan K. Pengetahuan mengenai lama pemberian ASI atau berapa waktu yang dibutuhkan setiap kali menyusui rata-rata informan menjawab sampai si bayi merasa kenyang dan berhenti menangis. Berikut kutipannya : “Biasane lamun wis wareg mah si bayi laju turu ngko gah ucul dewek” “Biasanya kalau sudah kenyang si bayi langsung tertidur nanti juga lepas sendiri” Informan A. “Atuh sewarege be ko gah wis wareg mah nyusune liren dewek” “Ya sampai kenyang nanti juga kalau sudah kenyang berhenti sendiri” Informan J “Sampe wareg“ “Sampai kenyang Informan K. Sedangkan pengetahuan mengenai usia penyapihan hampir semua informan berpendapat bahwa penyapiha sebaiknya dilakukan sampai anak berusia 2 tahun, tetapi ada satu informan yang berpendapat bahwa anak sebaiknya disapih sebelum berusia 2 tahun karena kalau sudah lebih dari dua tahun biasanya akan semakin sulit untuk melakukan penyapihan. Berikut kutipannya : “Ari kitamah arep sampe rong taun bae lah supaya anak kita pinter lan ngkone nurut ning wong tua” “Kalau saya mau sampe usia 2 tahun aja supaya anak saya pinter dan nantinya nurut sama orangtua” Informan A. 97 “Biasane mah sampe umur rong tahun yah tapi embuh kih lah saikine wis pegel nyokoti bae apamaning wis ana untune mah sampe bengkak kadang” “Biasanya sih sampai usia dua tahun tapi tidak tau nih sekarang saja sudah capek ngegigit terus apalagi sudah ada giginya kadang sampe bengkak” Informan J. “Umur rong tahun sing bagusmah” “Yang bagus sampe usia dua tahun” Informan K.

2. Sikap Pemberian ASI

Gambaran sikap pemberian ASI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapat informan utama dalam hal pentingnya ASI, komposisi dan manfaat ASI, waktuusia pemberian ASI pertama kali, Frekuensi pemberian ASI, lama pemberian ASI, dan usia penyapihan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, seluruh informan berpendapat bahwa pemberian ASI kepada baduta merupakan hal yang penting dilakukan. Ketika ditanya alasannya, mereka menjawab karena ASI merupakan makanan yang lengkap untuk balita dan tidak merepotkan atau lebih praktis dalam pemberiannya dibandingkan dengan susu formula, serta dapat menjadikan bayi mereka sehat dan pintar. Berikut kutipannya: “Penting lah, wong jere bidan gah ASI sing paling bagus lan praktis dibandingkan susu formula” Penting dong, orang kata bidan juga ASI yang paling bagus dan praktis dibandingkan susu formula Informan A. 98 “Penting nong, lagian ora di gai ASI mah arep digain apa tuku susu botol larang” Penting neng, lagian kalau tidak diberi ASI mau diberi apa beli susu formula mahal Informan J. “Penting nong, bayi sing ora disosoni mah gampang kena penyakit” Penting neng, bayi yang tidak diberi ASI mudah terkena penyakit Informan K. “Penting nong, ASI mah siji-sijine pepanganan si bayi sing bagus genah kesehatan lan kecerdasan si bayi” Penting neng, ASI itu satu-satunya makanan bayi yang baik untuk kesehatan dan kecerdasan si bayiInforman S . “Penting lah, wong wadon mah wis perantine nyosoni ora gelem nyosoni mah aja dadi wong wadon” Penting donk, perempuan mah sudah seharusnya menyusui anaknya kalau tidak mau menyusui jangan jadi perempuanInforman R. Selain itu hampir seluruh informan berpendapat bahwa sebaiknya melakukan penyapihan setelah bayi berusia 2 tahun karena mereka beranggapan bahwa perintah agama yang mereka yakini adalah aturan yang paling bijaksana dan paling tepat untuk kebaikan ibu dan bayi. Tetapi informan mengemukakan bahwa itupun tergantung situasi dan kondisi ibu dan bayiartinya kalau ibunya sehat dan memungkinkan untuk terus memberikan ASI maka ASI akan terus diberikan sampai anak berusia 2 tahun.

3. Praktek Pemberian ASI

99 Praktek pemberian ASI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktik pemberian ASI yang dilakukan informan utama untuk bayinya, meliputi pemberian ASI, komposisi dan manfaat ASI, waktuusia pemberian ASI pertama kali, Frekuensi pemberian ASI, lama pemberian ASI, dan usia penyapihan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan utama, didapatkan hasil bahwa sebagian besar informan berpendapat bahwa ASI memang sebaiknya langsung diberikan kepada bayi segera setelah bayi dilahirkan. Namun meskipun demikian, pada prakteknya sebagian besar informan mengatakan bahwa ASI mereka baru keluar setelah tiga hari melahirkan sehingga mereka mengganti ASI dengan susu formula,madu, dan air putih bahkan ada yang langsung diberi pisang dan tape singkong sampai ASI mereka keluar. Masalah lain adalah banyak informan yang tidak memberikan kolostrumnya kepada anak karena mereka menganggap cairan tersebut kotor dan tidak baik untuk anak. Selain itu untuk lamanya pemberian ASI, lima informan selalu memberikan ASI sampai anak merasa kenyang dan berhenti menangis. Tidak ada batasan waktu untuk lamanya pemberian ASI. Untuk usia penyapihan hampir semua informan melakukan penyapihan sampai anak berusia dua tahun. Berdasarkan penelitian diketahui gambaran praktik pemberian ASI pada ibu baduta gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Sukamulya diketahui satu orang informan mengaku sudah tidak memberikan ASI sejak bayi berusia empat bulan karena bayi tidak mau menyusu dengan alasan ASI yang keluar sedikit, dan beberapa informan lainnya mengaku sudah mulai memberikan makanan selain ASI seperti buah pisang, tape singkong, madu, dan makanan maupun minuman lain sejak bayi mereka dilahirkan. Sebagian informan tersebut berpendapat bahwa 100 anak yang langsung diberi makanan tambahan selain ASI sejak bayi berusia kurang dari 6 bulan agar bayi tersebut memiliki badan yang kuat dan berisi selain itu pemberian makanan selain ASI sebelum anak berusia 6 bulan dimaksudkan agar anak tidak teru menangis karena merasa kelaparan. Sedangkan frekuensi pemberian ASI menurut sebagian besar informan tidak bisa memastikan berapa kali dalam sehari karena tidak terhitung mereka hanya dapat memperkirakan yaitu sebanyak 8-10 kali dalam sehari. Dan waktu pemberian ASI menurut seluruh informan adalah ketika anak menangis, minta menyusu, mengantuk atau pada jam biasanya bayi diberikan ASI.

5.3.1.2 Pola Pemberian MP-ASI

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara

1 35 122

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Gambaran Pola Asuh pada Baduta Stunting Usia 13-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Neglasari Kota Tangerang Tahun 2015

1 24 245

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 2 7

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 2 19

gambaran status gizi batita terhadap pola asuh keluarga miskin dan tidak miskin di wilayah kerja puskesmas pulubala

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINASA UPA TAHUN 2012

0 0 106

Gambaran Pola Asuh Ibu Anak Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Karuwisi kota Makassar Tahun 2012 - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 96