17
4. Melaksanakan gosok gigi,
5. Menyimpan sikat gigi dan odol,
6. Pergi ke kamar tidur
Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah tidak berupa uang bagi masing- masing komponen perilaku tersebut komponen 1-6, maka akan dapat dilakukan
pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh di atas adalah suatu penyederhanaan prodesur pembentukan perilku
operant melalui operant coditioning. Di dalm kenyataanya prosedur itu banyak dan bervariasi sekali dan lebih kompleks daripada contoh di atas. Teori Skiner ini sangat
besar pengaruhnya terutama di Amerika Serikat. Konsep-konsep behaviour control, behaviour therapy, dan behaviour modification yang dewasa ini berkembang adalah
bersum ber pada teori ini.
2.1.2 Proses Adopsi Perilaku
Rogers 1974 dalam Maulana 2009 mengungkapkan bahwa sebelum individu mengadopsi perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam dirinya. Proses ini
disebut AIETA, meliputi awareness individu menyadari atau mengetahui adanya stimulusobjek, interest orang mulai tertarik pada stimulus, evaluation menimbang
baik buruknya stimulus bagi dirinya, trial orang mulai mencoba perilaku baru, dan adoption orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus. Dalam penelitian berikutnya Rogers menyimpulkan, proses adopsi perilaku tidak selalu melalui tahap-tahap tersebut Maulana, 2009.
Selain itu menurut Rogers dalam Notoatmodjo 2003, apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
18
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
2.1.3 Domain Perilaku
Benyamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2005 membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga ranah atau domain yakni: kognitif cognitive, afektif
affective, dan psikomotor psychomotor. Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini diterjemahkan kedalam cipta kognitif, rasa afektif,
dan karsa psikomotor, atau peri cipta, peri rasa, dan peri tindak Notoatmodjo, 2005.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni menjadi tiga tingkat ranah perilaku
sebagai berikut: 1.
Pengetahuan Menurut Engel, Blackwell dan Mianiard 1995 dalam Khomsan dkk 2007,
pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam ingatan dan menjadi penentu utama perilaku seseorang. Sedangkan menurut Notoatmodjo 2005 pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
Selanjutnya menurut Winkel 1984 dalam Khomsan dkk 2007 mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
kemampuan intelektualnya. Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap
19
dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman, dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu Khomsan dkk, 2007.
Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan di
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Sikap
Menurut Campbell 1950 dalam Notoatmodjo 2005, sikap adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Sedangkan
menurut Notoatmodjo 2005, sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Sikap itu melibatkan pikiran perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan
yang lain. Menurut Mar’at 1981 dalam Khomsan dkk 2007, sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi berupa predisposisi tingkah laku. Predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu mencakup
komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Komponen kognisi akan menjawab pertanyaan apa yang dipikirkan tentang apa yang dirasakan, senang atau tidak senang terhadap
suatu obyek. Komponen konasi akan menjawab pertanyaan bagaimanakesiapan untuk bertindak terhadap obyek Khomsan dkk, 2007.
Senada dengan hal diatas Newcomb dalam Notoatmodjo 2005 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
20
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi perilaku tindakan atau rekasi tertutup Notoatmodjo, 2005. Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2005 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok: a.
Kepercayaan keyakinan ide, dan konsep terhadap suatu objek. b.
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c.
Kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Menurut Notoatmodjo 2005, ketiga komponen diatas secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Seperti
halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan intentitasnya, yaitu terdiri dari menerima receiving, merespon responding, menghargai valuing dan
bertanggung jawab responsible. Maulana 2009 menyatakan bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi
dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak lepas dari pengaruh interaksi dengan
orang lain eksternal, selain mahluk individual internal. Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap sikap.
3. Praktik atau tindakan practice
Menurut Notoatmodjo 2005 sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas
atau sarana dan prasarana.
21
Menurut Maulana 2009, praktik atau tindakan memiliki beberapa tingkatan, yaitu: 1.
Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil merupakan praktik tingkat pertama. 2.
Respon terpimpin guided response Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh. 3.
Mekanisme mechanism Mekanisme berarti dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau telah merupakan kebiasaan. 4.
Adopsi adoption Adalah suatu praktik atau tindakan yang telah berkembang dengan baik. Hal
ini berarti tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.1.4 Perilaku Kesehatan