66
3. Berat Badan Menurut Panjang Badan BBTB
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi
badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini sekarang. Indeks BBTB adalah merupakan
indeks yang independen terhadap umur. Keuntungan indeks BBTB:
1. Tidak memerlukan data umur
2. Dapat membedakan proporsi badan gemuk, normal dan kurus
Kelemahan indeks BBTB: 1.
Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya,
karena faktor umur tidak dipertimbangkan 2.
Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjangtinggi badan pada akelompok balita
3. Membutuhkan dua macam alat ukur
4. Pengukuran relatif lebih lama
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Menurut Call dan Lavinson 1871 dalam Hasanudin 2001 faktor-faktor yang menimbulkan masalah gizi dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi makanan
dan kesehatan seseorang. Dan kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh kandungan zat gizi dalam makanan; ada tidaknya program pemberian makanan diluar keluarga; daya
beli keluarga; kebiasaan makan; upaya pemeliharaan kesehatan; dan lingkungan fisik
67
serta sosial. Senada dengan hal itu, Paryanto 1996 yang dikutip Anonim 2008 mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi status gizi adalah faktor langsung
seperti asupan makan dan penyakit infeksi. Latar belakang terjadinya faktor tersebut adalah ekonomi keluarga, produksi pangan, kondisi perumahan, ketidaktahuan dan
pelayanan kesehatan yang kurang baik. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat
gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Konsumsi makanan oleh keluarga atau oleh individu bergantung
pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini bergantung pula pada pendapatan,
agama, adat istiadat, pendidikan dan jumlah anggota keluarga Almatsier, 2004. Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga
karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya anak
yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya imunitas dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah
terkena gizi kurang Soekirman, 2000. Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi.
68
Menurut UNICEF 1998 dalam Husin 2008 akar masalah gizi adalah terjadi krisis ekonomi, politik dan sosial dalam masyarakat, sehingga menyebabkan
terjadinya permasalahan kekurangan pangan, kemiskinan dan tingginya angka inflasi dan pengangguran. Sedangkan pokok masalahnya dimasyarakat adalah kurangnya
pemberdayaan wanita, sumber daya manusia, rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan.
Sedangkan yang menjadi penyebab tidak langsung yaitu tidak cukup persediaan pangan, pola pengasuhan anak yang tidak memadai, serta Sanitasi
lingkungan, air bersih, Pelayanan Kesehatan yang tidak memadai. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya
sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga
serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena
penyakit dan kekurangan gizi Husin, 2008. Sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah
terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita Soekirman, 2000.
69
Gambar2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Sumber: UNICEF 1998 dalam Husin 2008
STATUS GIZI
Infeksi Penyakit Asupan gizi
Pola asuh anak tidak memadai
Sanitasi lingkungan, air
bersih, Pel Kes yang tidak
Tidak cukup persediaan
pangan
Kurang pendidikan, pengetahuan, keterampilan ibu
Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumber
daya manusia
Kerisi ekonomi langsung
70
BAB III KERANGKA PIKIR DANDEFINISI ISTILAH
3.1 Kerangka Pikir