pengalaman. Setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena setiap individu
mempunyai karakteristik individunya yang khas, seperti minat, intelegensi, perhatian, bakat dan sebaginya. Perubahan perilaku akibat
kegiatan belajar yang menyebabkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar-
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
32
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai proses siswa membangun gagasanpemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir,
berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru; baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik, maupun
pengalaman sosial.
b. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil product
menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan raw materials menjadi barang jadi
finished goods.
33
Siswa yang melakukan kegiatan belajar, akan terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental. Dalam kegiatan mental,
terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi
yang diberikan. Oleh karena itu, hasil belajar diartikan adalah sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar
yang mencakup perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif
32
Rini Susanti, Bentuk Tes dan Tingkah Laku Belajar, Pustekkom, Jurnal Teknodik, Edisi No. 1VIIOktober2003. Tersedia : http.www.pustekkom.go.idteknodikt12isi.htm55[19
Januari 2010]
33
Ibid.,
maupun psikomotorik. Pada pembelajaran Fisika, penilaian hasil belajar diukur melalui ulangan, penugasan, penilaian kinerja
performance assesment, penilaian hasil karya product assesment, atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik konsep materi yang
dinilai.
34
Berdasarkan pembatasan masalah hasil belajar fisika siswa yang akan diukur adalah pada ranah kognitif yang mencakup aspek
mengingatC1 remembering, aspek memahamiC2 understanding, aspek aplikasiC3 applying, dan aspek menganalisisC4 analyzing.
Setiap tingkatan aspek yang diamati memiliki kriteria-kriteria tertentu, yaitu :
35
1. Aspek MengingatC1 Remembering Ketika sifat objektif diperkenalkan untuk memberikan sebuah
materi dalam bentuk yang sama seperti yang telah dipikirkan, maka kategori yang relevan yaitu ingatan remember. Ingatan termasuk
dalam pengetahuan dari memori lama yang termasuk dalam pengetahuan relevan yaitu yang berdasarkan fakta, konseptual,
prosedural, atau metakognitif, atau gabungannya. Untuk mencapai kemampuan mengingat, maka siswa harus melalui tahap :
- Mengenal Recognizing, mengenal bertujuan untuk membandingkan kesadaran dengan informasi yang ada. Dalam
kesadaran, siswa mencari informasi yang ada. Saat informasi baru datang, siswa harus menentukan bahwa informasi yang
diperoleh berkaitan erat dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya hingga menenukan sebuah kecocokan.
- Memanggil kembali Recalling, termasuk dalam pengetahuan dari memori lama yang didapatkan kembali dengan cepat. Soal
34
Moh. Nurudin, perbandingan Hasil Belajar Fisika antara yang Mneggunakan Problem Based Instruction dengan Direct Instruction, Skripsi Jurusan Pendidikan IPA Program Studi
Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 38
35
Triyoga, Penerapan Assesmen Berbasis Dimensi Pengetahuan dan Dimensi ProsesBerpikie Melalui Model Inkuiri dalam Pembelajaran IPA-Fisika pada Siswa SMP Kelas
VII, Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung, 2010, h. 13-18
ingatan recalling adalah pertanyaaan yang jawabannya dapat dicari dengan mudah pada buku atau catatan.
2. Aspek MemahamiC2 Understanding Pada jenjang memahami ini siswa diharapkan tidak hanya
mengetahui, mengingat tetapi juga harus mengerti. Memahami berarti mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
bebrapa segi dengan kata lain siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. - Interpretasi Interpreting, terjadi ketika seorang siswa dapat
mengubah informasi dari satu representasi ke representasi lainnya. Misalnya siswa diperintahkan untuk membuat diagram
fasor. - Exemplifying, menemukan contoh spesifik atau ilustrasi dari
sebuah konsep atau prinsip. Terjadi ketika siswa diberikan sebuah contoh khusus dari sebuah konsep umum. Menerangkan
dengan contoh exemplifying termasuk dalam proses identifikasi dalam mendefinisikan keistimewaan-keistiewaan
dari konsep umum dan menggunakannya untuk memilih sebuah contoh khusus.
- Mengklasifikasikan Classifying, terjadi ketika siswa
menyadari bahwa sesuatu termasuk daam sebuah kategori. Kategori ini termasuk dalam identifikasi bebrapa pola yang
cocok dari contoh khusus dan konsep dasar. Mengklasifikasikan dimulai dengan sebuah contoh khusus dan
mengharuskan siswa untuk menemukan konsep- konsepprinsip-prinsip dasar.
- Meringkas Summarizing, merangkum gambaran umum atau poin-poin penting. Meringkas termasuk dalam sebuah
informasi yang membangun, seperti pengertian sebuah fenomena dalam suatu peta konsep dan membuat ringkasannya.
- Inferensi Inferring, menggambarkan kesimpulan-kesimpulan sementara secara logis dari informasi yang disajikan. Inferensi
terjadi ketika siswa dapat meringkas sebuah konsep yang dikerjakan dengan menghitung satu set contoh yang
menggunakan berbagai macam kode dan hal-hal yang penting dengan menuliskan hubungan di antara semuanya.
- Membandingkan Comparing, mencari hubungan antara dua ide, objek, dan sejenisnya. Dalam membandingkan, ketika
informasi baru diberikan, siswa mendeteksi hubungannya dengan pengetahuan yang memang sudah ada. Contohnya
membandingkan sebuah rangkaian listrik berjalan seperti air mengalir yan melewati sebuah pipa.
- Menjelaskan Explaining, terjasi ketika seorang siswa dapat membangun dan menggunakan sebuah model sebab akibat
pada sebuah sistem. Beberapa tugas dapat digunakan dalam menilai kemampuan siswa untuk menjelaskan termasuk
pendapat, perbaikan masalah, perancangan kembali, prediksi. 3. Aspek MengaplikasikanC3 Applying
Aplikasi adalah pemakaian hal-hal abstrak dalam situasi konkret. Hal-hal abstrak tersebut dapat berupa ide umum, aturan atau
prosedur, metode umum dan juga dalam bentuk prinsip, ide dan teori secara teknis yang harus diingat dan diterapkan. Sementara
menurut Arikunto, soal aplikasi adalah soal yang mengukur kemampuan siswa dalam mengaplikasikan menerapkan
pengetahuannya untuk memecahkan masalah sehari-hari atau persoalan yang dikarang sendiri oleh penyusun soal dan bukan
keterangan yang terdapat dalam pelajaran yang dicatat. - Melaksanakan Executing, secara rutin siswa membawa
sebuah cara saat dihadapkan dengan masalah yang sudah dikenalnya. Kebiasaan ini sering memberikan bebrapa pentujuk
yang cukup untuk menggunakan prosedurcara yang dipilih.
Siswa diberikan sebuah tugas yang sudah dikenal yang dapat diselesaikan dengan menggunakan cara yang baik. Contohnya
mengukur panjang atau diameter suatu benda dapat menggunakan mistar, jangka sorong atau mikrometer sekrup.
- Implementasi Implementing, digunakan saat siswa memilih dan menggunakan sebuah cara untuk menampilkan tugas yang
belum dikenal. Implementasi juga berarti menjalankan prosedur berdasarkan instruksi yang tidak biasa dilakukan misalnya
menggunakan Hukum Newton II pada situasi yang memungkinkan.
4. Aspek MenganalisisC4 Analyzing Analisis adalah suatu kemampuan peserta didik untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil atau merinci faktor-faktor penyebabnya dan
mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor- faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
- Membedakan Differentiating, menentukan ciri-ciri yang relevan dari bagian tidak relevan materi yang diberikan.
Differensiasi membedakan dapat ditaksir dengan tanggapan atau tugas pilihan. Dalam tanggapan, siswa diberikan beberapa
bahan dan ditugaskan untuk mengindikasikan bagian-bagian mana yang penting.
- Mengorganisasikan Organizing, yaitu mengidentifiaksi
sebuah elemen dalam komunikasi dan menyadari bagaimana mereka bersatu dalam struktur yang sama dalam suatu
pengelompokkan. Siswa membuat hubungan yang sistematik dan koheren dari bebrapa informasi yang diberikan.
- Melengkapi Attributing, terjadi ketika siswa dapat
menentukan ide utama, dugaan, nilai-nilai atau tujuan utama. Melengkapi termasuk sebuah proses dekonstruksi dimana siswa
memerlukan tujuan dan bahan yang dipresentasikan oleh
penulis untuk interpretasi. Siswa mencari untuk memahami pengertian materi yang diberikan juga termasuk sebua
perluasan dasar untuk menduga suatu tujuan atau ide utama dengan kata lain menentukan sebuah segi pandang,
penyimpangan, harga, atau tujuan dasar materi yang disajikan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar fisika
adalah hasil penilaian pada ranah kognitif yang dicapai siswa setelah melakukan pembelajaran Fisika.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan model pengajaran langsung Direct InstructionDI adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan oleh I Wayan Distrik di SMAN 13 Bandarlampung, menunjukkan bahwa dengan
menerapkan DI pemahaman dan penguasaan konsep siswa terhadap materi pelajaran dan hasil belajar mereka pada setiap siklus terus meningkat.
Tingkat pemahaman konsep siswa pada siklus I hanya mencapai 21,2, kemudian mengalami peningkatan menjadi 160 pada siklus II dan
menjadi 265 pada siklus III. Begitu pula dengan tingkatan penguasaan konsep yang meningkat dari 63.0 pada siklus I menjadi 69,1 pada siklus II,
dan mencapai nilai 79,4 pada siklus III. Peningkatan juga dialami oleh hasil belajar siswa, dimana pada siklus I diperoleh 74,73 kemudian
meningkat menjadi 79,13 pada siklus II dan menjadi 87,03 pada siklus III.
36
2. Purnomo menyatakan bahwa penerapan DI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi konsep fotosintesis. Hal ini
didasarkan pada hasil penelitiannya di kelas VIIIC MTs Negeri
36
I Wayan Distrik, Model Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas Konsepsi dan Hasil Belajar Fisika SMAN 13 Bandar Lampung,
Tersedia : http:pustakailmiah.unila.ac.id20090716model-pembelajaran-langsung-dengan- pendekatan-kontekstual-untuk-meningkatkan-aktivitas-konsepsi-dan-hasil-belajar-fisika-siswa-
sman-13-bandar-lampung