Ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pendidikan. Pertama, adalah perlunya tatanan kelas dan bentuk pembelajaran
kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strtategi
pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan
scaffolding, dengan semakin lama siswa semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri.
10
Ringkasnya dalam teori Vygotsky adalah bahwa siswa perlu belajar dan bekerja secara berkelompok sehingga siswa dapat saling
berinteraksi dan diperlukan bantuan guru terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini juga disebut belajar melalui observasi atau teori pemodelan perilaku.
Teori pembelajaran sosial menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran perilaku dan penekanannya pada proses mental internal. Inti dari teori
pembelajaran sosial adalah pemodelan modelling, yang merupakan salah satu langkah penting dalam Direct Instruction.
11
a. Pemodelan Modelling
Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat perilaku orang lain. Ada
dua pembelajaran melalui pengamatan observational learning. Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui
kondisi yang dialami orang lain atau Vicarious Conditioning. Apabila seorang siswa melihat siswa lain dipuji atau ditegur gurunya karena
melakukan sesuatu perbuatan tertentu dan kemudian siswa lain yang melihat peristiwa itu memodifikasi perilakunya seolah-olah dia sendiri
10
Ibid.,
11
Ibid., h. 30
yang telah menerima pujian atau teguran yang dialami orang lain atau Vicarious Reinforcement.
12
Kedua, pembelajaran melalui pengamatan dimana seseorang pengamat meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak
mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat sedang memperhatikan. Sering model itu mendemonstrasikan sesuatu yang
ingin dipelajari pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak
harus diperagakan oleh orang secara langsung, tetapi dapat juga menggunakan seorang pemeran visualisasi tiruan sebagai model.
13
Adapun tahap-tahap belajar melalui pengamatan modeling adalah perhatian, retensi, produksi, dan motivasi.
1 Atensi Perhatian
Menurut hasil penelitian Bandura, pengamat dapat memperhatikan tingkah laku dengan baik apabila tingkah laku tersebut
“jelas” dan tidak terlampau kompleks. Dari segi model Direct Instruction, pengetahuan tersebut dapat diberikan pada awal
pembelajaran, yaitu :
14
a Pengajar dapat menggunakan isyarat yang ekspresif seperti menepuk tangannya atau menggunakan benda-benda aneh yang
dapat menarik perhatian siswa. b Pengajar dapat membagi beberapa keterampilan dalam beberapa
sub-sub keterampilan, lalu diajarakan secara terpisah.
2 Retensi
Bandura menemukan bahwa retensi suatu pengamatan tingkah laku dapat dimantapkan jika pengamat dapat menghubungkan
observasi dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang bermakna baginya dan mengulang secara kognitif setelah memahami
12
Ibid.,
13
Ibid.,
14
Ibid., h. 27
hal tersebut mengajar dapat memanfaaatkan langsung untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
15
a Untuk mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa, pengajar dapat bertanya kepada siswa untuk membandingka
keterampilan baru yang telah didemonstrasikan dengan sesuatu yang telah diketahui, dan dapat dilakukannya.
b Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang, pengajara dapat menyediakan periode latihan, yang memungkinkan siswa
mengulang keterampilan baru secara bergilir baik fisik maupun mental.
3 Produksi
Memberikan kesempatan praktek kepada siswa melakukan kegiatanketerampilan yang baru dipelajari merupakan tahap yang
sangat penting. Meskipun demikian Bandura menemukan bahwa pengaturan waktu dan macam umpan balik yang diberikan pengajar
merupakan faktor penentu terhadap keberhasilan. Terutama pada awal pembelajaran, umpan balik perlu diberikan sesegera mungkin, positif
dan korektif. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pengajar yang menggunakan model Direct Instruction ialah melalui pemodelan
korektif yang mencakup kegiatan-kegiatan berikut :
16
a Untuk memastikan sikap positif terhadap keterampilan baru, pengajar seyogyanya memberi pujian sesegera mungkin pada
aspek-aspek keterampilan yang dilakukan siswa dengan benar, lalu mengidentifikasi adanya keterampilan bagian yang masih
menimbulkan permasalahan. b Untuk memperbaiki keterampilan yang salah, pertama kali
pengajar perlu mendemonstrasikan kinerja yang benar, kemudian siswa mengulanginya sampai benar-benar menguasainya.
4 Motivasi
15
Ibid.,
16
Ibid., h.27-28
Penguatan memegang peranan dalam pembelajaran melalui pengamatan. Apabila seseorang mengantisipasi akan memperoleh
penguatan pada saat meniru suatu model, maka ia akan lebih termotivasi untuk menaruh perhatian, mengingat, dan memproduksi
perilaku itu. Di samping itu penguatan penting dalam mempertahankan pembelajaran. Seseorang yang mencoba suatu perilaku baru tidak
mungkin untuk tetap melakukan tanpa penguatan. Di dalam kelas, tahap motivasi dari pembelajaran pengamatan kerap kali terdiri atas
pujian atau angka yang baik.
17
b. Penguatan Diri Self-Regulation