Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam mempunyai tujuan pengajaran antara lain agar siswa menguasai konsep-konsep IPA dan mampu menerapkan memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam teknologi. 1 Artinya bahwa pembelajaran fisika harus menjadikan siswa tidak hanya sekedar tahu knowing dan hafal memorizing tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa untuk berbuat learning to do, mengerti dan memahami to understand konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. Agar kegiatan pembelajaran Fisika dapat sesuai dengan apa yang diharapkan, maka sejak dini harus dikembangkan keterampilan siswa untuk dapat membuktikan dan menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan baik dengan cara kegiatan demonstrasi, percobaan, ataupun melalui praktikum atau eksperimen di laboratorium. Fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam yang dalam pelaksanaan pembelajarannya diperlukan banyak keterampilan mendasar, yaitu mengobservasi atau mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan berpresentasi. 2 Hal tersebut bertujuan meningkatkan keterampilan mendasar siswa untuk dapat memahami proses penemuan suatu konsep. Namun kenyataanya, pembelajaran Fisika hanya menekankan pada aspek penguasaan konsep. Hal tersebut menyebabkan kurangnya pelaksanaan latihan keterampilan bagi siswa, sehingga learning to do dalam pembelajaran 1 Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Kemampuan Psikomotorik Siswa ditinjau dari Kemampuan Kognitif Siswa SMA, Tersedia : http:gudangmakalah.blogspot.com200908pengaruh-pembelajaran-fisika-dengan.html. Diakses pada tanggal 09 April 2010 2 Skripsi : Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Keterampilan Proses melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Frekuensi Pemberian Tugas, Tersedia : http:id-jurnal.blogspot.com200909skripsi -pembelajaran-fisika-dengan.html. Diakses pada tanggal 09 April 2010 1 belum tercapai. Sebagian besar pembelajaran Fisika dilakukan dengan model pengajaran konvensional, sehingga siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah guru dituntut untuk memilih model yang sesuai dengan konsep yang akan disampaikan untuk meningkatkan hasil belajar Fisika siswa. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap sintaks yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain mempunyai perbedaan. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran sehingga dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan. 3 Pada pelajaran fisika kelas VIII, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat konsep cahaya. Dalam konsep cahaya, siswa dituntut untuk mampu menerapkan optika tentang cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Pada konsep cahaya terdapat tingkat kerumitan berpikir. Pertama, tingkat paling bawah berupa informasi faktual, yaitu pengetahuan deklaratif sederhana atau pengetahuan tentang sesuatu, seperti pengetahuan tentang cahaya atau rumus-rumus cermin atau lensa. Kedua, Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu pengetahuan prosedural atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, seperti melakukan percobaan untuk mengetahui arah rambatan cahaya. Oleh sebab itu, pengajaran yang menekankan pada pengetahuan berbuat learning to do dengan meragakan atau menirukan kembali yang dilakukan oleh guru sangat penting agar dapat memahami konsep tersebut. 3 Muhammad Faiq Dzaki, Model Pengajaran Langsung Direct Instruction, Tersedia : http:penelitiantindakankelas.blogspot.com200903model-pengajaran-langsung.html. Diakses pada tanggal 09 April 2010 Pengajaran alternatif yang sesuai pada konsep tersebut adalah mencoba menerapkan model pengajaran langsung Direct InstructionDI. Model pengajaran langsung Direct InstructionDI adalah suatu model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah. Pada kenyataannya, peran guru dalam pembelajaran sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Proses belajar mengajar model Direct Instruction dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek dan kerja kelompok. Dalam menggunakan Direct Instruction, seorang guru juga dapat mengkaitkan dengan diskusi kelas dan belajar kooperatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Kardi, bahwa seorang guru dapat menggunakan Direct Instruction untuk mengajarkan materi atau keterampilan baru dengan diskusi kelompok. Hal tersebut bertujuan untuk melatih siswa berpikir, menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya, serta membangun pemahamannya sendiri tentang materi pembelajaran 4 . Model Direct Instruction menuntut dan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Hal itu diperkuat dengan adanya penelitian pada tahun 1996 oleh Reynold dan Farell yang merupakan penelitian komparasi bertaraf internasional. Salah satu contohnya adalah yang berjudul World Apart Report. Laporan ini menjelaskan perbandingan metode yang digunakan di Inggris dan Singapura. Para penulis laporan ini menemukan fakta bahwa salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan hasil belajar siswa di kedua Negara itu adalah penggunaan pengajaran interaktif whole-class yang merupakan salah satu faktor utama Direct Instruction DI. 5 4 Muh. Makhrus, Laporan Penelitian Dosen Muda : Pengembangan Kompetensi Merancang dan Melakukan Eksperimen bagi Siswa Kelas X dengan Model Pengajaran Langsung pada Pokok BAhasan Hukum-hukum Newton tentang Gerak di MA Mu’allimat NW Pancor, STKIP Hamzanwadi Selong : 2007, h. 17 5 Daniel Muijs dan David Reynold, Effective Teaching; Evidence and Practice, 2 nd Edition, London : SAGE Publication, Ltd, 2005, h. 29 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian eksperimen yang berjudul : “Pengaruh Model Pengajaran Langsung Direct InstructionDI Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh penerapan model active learning dengan strategi gruop resume terhadap hasil belajar kimia siswa: penelitian kuasi eksperimen di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

1 41 94

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok bahasan gerak: penelitian kuasi eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak Jakarta Selatanso

0 71 166

Pengaruh model pemeblajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa; studi quasi eksperimen di SMPN 48 Jakarta

0 3 192

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) terhadap hasil belajar fisika siswa; kuasi eksperimen di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1 8 185

Pengaruh model pengajaran langsung (Direct Instruction terhadap hasil belajar fisika siswa: kuasi eksperimen di SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan

1 66 189

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246