penulis untuk interpretasi. Siswa mencari untuk memahami pengertian materi yang diberikan juga termasuk sebua
perluasan dasar untuk menduga suatu tujuan atau ide utama dengan kata lain menentukan sebuah segi pandang,
penyimpangan, harga, atau tujuan dasar materi yang disajikan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar fisika
adalah hasil penilaian pada ranah kognitif yang dicapai siswa setelah melakukan pembelajaran Fisika.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan model pengajaran langsung Direct InstructionDI adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan oleh I Wayan Distrik di SMAN 13 Bandarlampung, menunjukkan bahwa dengan
menerapkan DI pemahaman dan penguasaan konsep siswa terhadap materi pelajaran dan hasil belajar mereka pada setiap siklus terus meningkat.
Tingkat pemahaman konsep siswa pada siklus I hanya mencapai 21,2, kemudian mengalami peningkatan menjadi 160 pada siklus II dan
menjadi 265 pada siklus III. Begitu pula dengan tingkatan penguasaan konsep yang meningkat dari 63.0 pada siklus I menjadi 69,1 pada siklus II,
dan mencapai nilai 79,4 pada siklus III. Peningkatan juga dialami oleh hasil belajar siswa, dimana pada siklus I diperoleh 74,73 kemudian
meningkat menjadi 79,13 pada siklus II dan menjadi 87,03 pada siklus III.
36
2. Purnomo menyatakan bahwa penerapan DI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi konsep fotosintesis. Hal ini
didasarkan pada hasil penelitiannya di kelas VIIIC MTs Negeri
36
I Wayan Distrik, Model Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas Konsepsi dan Hasil Belajar Fisika SMAN 13 Bandar Lampung,
Tersedia : http:pustakailmiah.unila.ac.id20090716model-pembelajaran-langsung-dengan- pendekatan-kontekstual-untuk-meningkatkan-aktivitas-konsepsi-dan-hasil-belajar-fisika-siswa-
sman-13-bandar-lampung
Gondowulung Bantul Yogyakarta. Menurut peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa ini dikarenakan DI menjamin siswa untuk lebih banyak
terlibat langsung dalam pembelajaran.
37
3. Penelitian oleh Good, Grows dkk., antara 1972-1973 tentang keefektifan guru dan prestasi yang dicapai siswa. Mereka menyimpulkan bahwa
keefektifan guru sangat terkait dengan kelompok-kelompok tingkah laku yang mengikutinya. Jadi betapa eratnya tingkah laku ini berkorespondensi
dengan tingkah laku guru yang dibutuhkan untuk pembelajaran langsung.
38
4. Penelitian tahun 1974 yang dilakukan Stalling dan Kaskowiz, menunjukkan bahwa pentingnya waktu dalam tahap-tahap pembelajaran
dan menunjang secara empirik penggunaan pembelajaran langsung. Penelitian ini dilakukan di kelas 1 dan kelas 3 pada proyek ini para peneliti
melakukan pengamatan dengan bebrapa pendekatan pragmatik. Beberapa guru menggunakan metode-metode yang sangat terstruktur dan formal,
sedangkan guru-guru yang lain menggunakan metode-metode yang lebih informal yang berkaitan dengan gerakan sekolah yang terbuka pada saat
itu.
39
5. Penelitian yang dilakukan Stalling dan koleganya tahun 1970-an, menunjukkan bahwa guru yang memiliki kelas yang terorganisasikan
dengan baik di mana pengalaman pembelajaran yang terstruktur paling sering teramati, menghasilkan rasio keterlibatan siswa yang tinggi Time-
task-rations dan hasil belajar yang lebih tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan kurang formal dan kurang terstruktur. Observasi
terhadap guru-guru yang berhasil menunjukkan bahwa kebanyakan mereka menggunakan prosedur pembelajaran langsung.
40
37
Sidik Purnomo, Skripsi : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Fotosintesis Melalui Pengajaran Langsung Direct Instruction Models Siswa Kelas VIIIC MTs
Negeri Gondowulung Bantul Tahun Ajaran 20072008, Tersedia : http:digilib.uin- suka.ac.iddownload.php?id=2161
38
A. Grummy W, dkk., Op. Cit., h. 14
39
Ibid., h. 15
40
S. Kardi dan Muh. Nur, Op. Cit., h. 17
C. Kerangka Pikir