Pembahasan Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Uji Hipotesis

Setelah diperoleh hasil pengujian prasyarat analisis data diatas, dapat dinyatakan bahwa kedua data tersebut adalah berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, untuk tahap selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis tersebut diperoleh dengan cara menggunakan rumus uji-t. Rumus untuk menentukan t hitung adalah sebagai berikut : 2 1 2 1 1 1 n n S X X t + − = Untuk hasil perhitungan t hitung dapat dilihat pada lampiran 12. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bahwa nilai t hitung adalah sebesar 6,76 dan nilai t tabel diperoleh dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 adalah sebesar 2,00. Dengan demikian, untuk kriteria pengujian pada hasil perhitungan tersebut didapat bahwa – t tabel t hitung atau t tabel t hitung = -2,00 6,76 atau 2,00 6,76 artinya terima Ha, tolak Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pengajaran langsung direct instructionDI terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep cahaya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan yang diperoleh selama penelitian, yaitu bahwa besar t hitung diperoleh sebesar 6,76 dan besar t tabel pada taraf signifikan 0,05 adalah sebesar 2,00. Hasil pengujian tersebut dihubungkan dengan hipotesis pengujian dua arah, yaitu -2,00 6,76 atau 2,00 6,76 artinya terima Ha, tolak Ho. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pengajaran langsung Direct InstructionDI terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan model pengajaran langsung Direct InstructionDI mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat dengan perolehan nilai rata-rata posttest eksperimen 63,7 nilai rata-rata posttest kontrol 44,23. Model pengajaran langsung Direct InstructionDI dengan model konvensional merupakan model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher centered. Meskipun demikian, kedua model tersebut dianggap sebagai model pengajaran yang masing-masing memiliki keunggulan tertentu. Direct Instruction memiliki keunggulan dalam mempelajari keterampilan dasar pengetahuan prosedural dan memperoleh informasi pengetahuan deklaratif yang diajarkan secara selangkah demi selangkah, sedangkan diskusi menekankan pentingnya aktivitas guru dalam membelajarkan siswa. Menurut Arends, direct instruction dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. 1 Direct instruction merupakan pengajaran yang dirancang secara sistematik dan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan individu. Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Hernawan Tri Prasetyo, bahwa penggunaan model direct instruction terhadap prestasi belajar lebih efektif daripada metode konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan t hitung = 3,4936 t tabel = 1,67. 2 Model konvesional berupa metode diskusi adalah metode belajar yang cara penyajiannya dihadapkan hanya kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama atau secara kooperatif. Dalam proses belajar didalamnya terdapat aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, tetapi metode diskusi hanya 1 Nurman, Pengajaran Langsung Direct InstructionDI, Tersedia : http:nurmanspd.wordpress.com20090821model-pembelajaran-direct-instruction-di [24 Mei 2010] 2 Hernawan Tri Prasetyo, Efektivitas Metode Pembelajaran Direct Instruction yang disertai dengan Media Komputer terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Reaksi Redoks, Tersedia : http:www.docstoc.comdoc22293108Efektivitas-metode-pembelajaran-direct- instruction-yang-disertai [ 02 Agustus 2010] menekankan pada penguasaan berpikir kognitif dan berinteraksi afektif melalui pengalaman mental dan pengalaman sosial. Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan direct instruction lebih lengkap dalam memperoleh pengetahuan baik secara pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui pengalaman mental kognitif, pengalaman fisik psikomotorik, dan pengalaman sosial afektif. Direct instruction secara sistematis menuntut dan membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar dari masing-masing tahap demi tahap. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stalling dan koleganya, menyatakan bahwa guru yang menggunakan pengajaran langsung menghasilkan rasio keterlibatan siswa yang tinggi dan hasil belajar yang lebih tinggi pula. 3 Pada umumnya, penggunaan model-model pembelajaran yang dilakukan oleh guru bertujuan agar hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Berbeda halnya dengan hasil temuan pada penelitian ini, yaitu pada penggunaan model konvensional rata-rata yang diperoleh untuk pengetahuan awal siswa pretest 50,9 lebih besar daripada pengetahuan akhir siswa posttest 44,23. Hal ini disebabkan karena siswa yang menggunakan model konvensional berupa metode diskusi saat menjawab soal posttest yaitu dengan mereka-reka jawaban dan pemberian soal diberikan pada saat jam terakhir pelajaran, sehingga siswa merasa sudah bosan dan soal yang diberikan dijawab dengan terburu-buru. Temuan-temuan yang lain dalam penelitian ini, adalah ketidakcocokan pemilihan metode dengan konsep yang diajarkan oleh guru membuat pencapaian pemahaman siswa pada kelas kontrol kurang optimal. Hal ini tidak selaras dengan pencapaian suatu tujuan pembelajaran, karena tercapainya tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan penggunaan model pembelajaran agar diperoleh kualitas hasil belajar yang lebih optimal. Selain 3 S. Kardi dan Moh. Nur, Pengajaran Langsung, Surabaya : Unesa-University Press, 2000, h. 17 itu, respon siswa pada kelas kontrol dalam proses pembelajaran sangat kurang. Hal ini disebabkan penyajian materi oleh guru kurang menarik oleh siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kegiatan belajar mengajar tidak berjalan efektif dan kondusif. Karakter siswa yang menggunakan model direct instruction sangat antusias. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata posttest 63,7 nilai rata-rata pretest 53,6. Singkatnya, siswa yang menggunakan model direct instruction mengalami peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan penelitian Muh. Makhrus dan Satutik Rahayu, menyatakan hasil analisis statistik uji-t diperoleh bahwa hasil belajar produk siswa yang diajarkan dengan model direct instruction lebih baik daripada hasil belajar produk siswa yang diajarkan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan sekolah dengan penggabungan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. 4 Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pengajaran langsung pada konsep cahaya dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

D. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh penerapan model active learning dengan strategi gruop resume terhadap hasil belajar kimia siswa: penelitian kuasi eksperimen di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

1 41 94

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok bahasan gerak: penelitian kuasi eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak Jakarta Selatanso

0 71 166

Pengaruh model pemeblajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa; studi quasi eksperimen di SMPN 48 Jakarta

0 3 192

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) terhadap hasil belajar fisika siswa; kuasi eksperimen di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1 8 185

Pengaruh model pengajaran langsung (Direct Instruction terhadap hasil belajar fisika siswa: kuasi eksperimen di SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan

1 66 189

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246