berlaku dan pelanggaran nilai-nilai moral, kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang anti sosial yakni dengan perbuatan atau tingkah laku tersebut bertentangan
dengan nilai atau norma sosial yang ada dilingkungan hidupnya. kenakalan merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur antara 13-17
tahun keatas dan belum menikah, kenakalan siswa dapat juga dilakukan bersama dalam satu kelompok siswa.
36
2. Penyebab Terjadinya Kenakalan Siswa
Sebab-sebab terjadinya kenakalan siswa yang paling menonjol, yaitu:
k
urangnya didikan agama, kurangnya pengertian dan perhatian orang tua tentang pendidikan, kurang teraturnya pengisian waktu, kurangnya perhatian masyarakat
terhadap siswa. Kurangnya pengertian dan perhatian orang tua tentang pendidikan dapat mengakibatkan anak merasa tidak disayangi oleh orang tuanya dan merasa
kurang mendapat perhatian, ia akan berusaha mencari kesayangan itu dengan bermacam-macam jalan. Misalnya dengan kelakuan yang menarik perhatian,
sering mengeluh, berkelahi dan sebagainya. Maka banyak di antara siswa-siswa yang menjadi nakal itu, akibat dari perasaan tertekan karena tidak adanya
perhatian orang tua. Kurang teraturnya pengisian waktu dapat mengakibatkan akan menggerutu, mungkin melawan kepada orang tuanya, membolos dari
sekolah. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap siswa sehingga mereka merasa tidak terima, tidak diperhatikan dan pada akhirnya mereka melakukan hal hal
yang tidak diinginkan.
37
Pendidikan agama bagi umat Islam merupakan dasar utama dalam mendidik anaknya, karena agama sangat membantu terbentuknya
sikap dan kepribadian anak kelak.
38
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa bisa di golongkan menjadi tiga antara
lain: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
36
Singgih D. Gunarsa, Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. 2004, Cet. Ke-11. h. 19
37
Zakiah Drajat, Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990, h.113-120.
38
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta. Bumi aksara, 2004, h. 152
3. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa
Akhir-akhir ini banyak kasus kenakalan siswa yang sering meresahkan masyarakat antara lain; perkelahian, perampasan, pembajakan angkutan umum,
pelecehan seksual atau pun dalam bentuk-bentuk lain yang sering kita temui. Bermacam-macam bentuk kenakalan siswa semakin meningkat dan mewarnai
kehidupan kita, membuat orang tua, guru, tokoh masyarakat bahkan pemerintah pun ikut resah.
Sahilun A Nasir mengkelompokkan Kenakalan remaja dapat menjadi dua bagian besar, yaitu:
39
1. Kenakalan yang tergolong pelanggaran terhadap norma-norma, tetapi tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP.
2. Kenakalan yang tergolong pelanggaran yang telah di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP.
Sekarang ini yang banyak dijumpai kenakalan siswa baik yang bersifat a- moral dan a-sosial yang tidak diatur oleh undang-undang maupun yang bersifat
melanggar undang-undang, antara lain: berbohong, bolos, membaca buku-buku yang berbau pornografi dan berpersta pora semalam suntuk.
Kalau di atas telah disebutkan sebagian kenakalan siswa yang tidak diatur dalam Undang-undang, maka dibawah ini akan di sebutkan kenakalan siswa yang
dianggap melanggar hukum, diselesaikan dengan hukum dan disebut dengan istilah kejahatan
40
: perjudian, pencurian, penggelapan barang, penipuan dan pemalsuan, pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan
pemerkosaan, pemalsuan uang dan surat-surat keterangan resmi, Tindakan-tindakan anti sosial: perbuatan yang merugikan milik orang lain
seperti: percobaan pembunuhan, menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan, pembunuhan, pengguguran kandungan.
Kenakalan atau kerusakan yang bersifat a-moral dan asosial tersebut diatas merupakan kelakuan siswa yang menggelisahkan para orang tua, guru dan
masyarakat secara umum. Yang menjadi tanggung jawab kita selaku pendidik
39
Sahilun A Nasir, Peranan Agama terhadap Pemecahan problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Cet II, h. 82
40
Zakiah Drajat, op. cit., h. 21-22
sekarang adalah bagaimana cara mengarahkan para siswa dan dengan jalan apa serta mampukah kita bertanggung jawab atas semua hal tersebut. Dari pendapat
diatas juga dapat disimpulkan kenakalan terbagi menjadi dua yaitu kenakalan ringan dan berat.
4. Upaya Penanggulangan Kenakalan Siswa