C. Kerangka Berpikir
Guru saat ini bukan hanya dilihat sebagai seseorang yang berdiri di depan kelas untuk hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja kepada siswa-siswi di
sekolah, tetapi guru saat ini merupakan suatu profesi profesional yang wajib memenuhi kualifikasi dan kompentesi yang telah ditetapkan pemerintah yang
selalu di gugu dan ditiru dimanapun ia berada serta mempunyai andil yang sangat besar bagi pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa.
Tugas dan peran jabatan guru itu luas, yaitu untuk membina seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid. Hal ini berarti
bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain, tugas atau fungsi guru
dalam membina murid tidak terbatas pada interaksi belajar-mengajar saja Berbicara mengenai siswa, khususnya siswa tingkat SMP, berarti berbicara
mengenai remaja. Dalam Islam, seseorang dikatakan remaja apabila ia telah aqil baligh yaitu suatu masa di mana ia telah bertanggung jawab atas setiap
perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan bila ia melakukan perbuatan tidak baik akan mendapatkan dosa.
Remaja merupakan sosok yang masih labil karena ia sedang melalui masa transisi yaitu masa peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan. Tak jarang
bagi remaja yang belum memiliki kemampuan untuk beradaptasi pada masa tersebut akan banyak melakukan tindakan yang menyalahi aturan atau
bertentangan dengan norma-norma, yang dapat merugikan dirinya dan orang lain, yang biasa dikenal dengan kenakalan remaja.
Faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja disekolah antara lain adalah kurangnya peranan guru-guru di sekolah dalam menanamkan nilai-nilai etika dan
moral di sekolah, kurangnya kerjasama, perhatian, pembinaan dan pengawasan kepala sekolah dan guru-guru terhadap pertumbuhan dan perkembangan seluruh
siswa-siswi di sekolah. Mengingat prioritas utama di dalam menghadapi masalah kenakalan remaja adalah mencegah dengan cara yang memadai dan komprehensif,
maka diperlukan peranan guru khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan moralitas siswa kearah yang lebih baik. Tindakan kuratif dan
rehabilitasi dalam mengatasi kenakalan siswa berarti usaha untuk memulihkan kembali menolong anak yang terlibat kenakalan agar kembali dalam
perkembangan yang normal atau sesuai dengan aturan-aturannorma-norma hukum yang berlaku. Sehingga pada diri siswa tumbuh kesadaran dan terhindar
dari keputusasaan frustasi. Penanggulangan ini dilakukan melalui pembinaan secara khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Kerangka berpikir penelitian ini bersifat deduktif dimana peneliti berupaya melakukan proses pikir dan meneliti dari yang bersifat umum di tarik kearah
kesimpulan yang bersifat khusus, dari pemaparan diatas diduga sementara terdapat hubungan antara peranan guru dengan penanggulangan kenakalan siswa-
siswi di sekolah menengah pertama SMP Dwi Putra - Ciputat.
D. Hipotesis Penelitian
Ho: Tidak terdapat hubungan positif antara peranan guru dengan penanggulangan kenakalan siswa-siswi di SMP Dwi Putra - Ciputat.
Ha: Terdapat hubungan positif antara peranan guru dengan penanggulangan kenakalan siswa-siswi di sekolah menengah pertama SMP Dwi Putra -
Ciputat.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini penulis akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan mengenai kenakalan remaja yang telah diteliti:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Laila Mardiyah dengan judul “Pengaruh
Intensitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Kenakalan Siswa”. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai
Pengaruh intensitas Pembelajaran PAI terhadap Kenakalan Siswa diperoleh rxy atau r hitung sebesar 0,54. Angka indeks korelasi yang diperoleh bertanda
positif. Ini berarti antara variabel “x” intensitas pembelajaran PAI dengan variabel “y” kenakalan siswa terdapat hubungan yang searah. Dengan
d emikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel “x” intensitas
pembelajaran PAI dengan variabel “y” kenakalan siswa di SMP